warna warni

warna warni (402)

27
September

Minyak goreng bekas pakai atau jelantah biasanya akan dibuang begitu saja. Namun tidak demikian dengan Yomi Windri Asni dan komunitas bank sampahnya di Yogyakarta. Limbah rumah tangga itu diubah menjadi sabun. Sabun ini diklaim mampu membersihkan noda membandel pada pakaian dan dapat digunakan untuk mencuci kain batik dengan pewarna alami serta tidak memudarkan warnanya.  Yomi mengatakan selain cepat membersihkan noda, sabun ini juga aman bagi tangan yang sensitif, karena tidak menggunakan deterjen.

Sabun dari minyak jelantah yang dikembangkan Yomi ini bernaung di bawah label Sabun Langis ini  juga tidak menggunakan pemutih, sehingga lebih aman bagi lingkungan. Minyak jelantah mengandung cukup banyak asam lemak, Yomi yang berlatar belakang pendidikan ilmu kimia itu tidak menyarankan penggunaan sabun Langis untuk tubuh.



Mulanya Yomi aktif dalam gerakan komunitas bank sampah. Pada November 2018 mereka mulai mengolah minyak jelantah, karena limbah minyak jelantah  cukup banyak. Dalam satu bulan, bank sampah bisa mengumpulkan sampai 40 liter. Yomi berfikir upaya yang bisa dilakukan agar limbah ini tidak mencemari lingkungan dan bernilai ekonomis. Dibutuhkan waktu sekitar 4 bulan untuk memformulasikan minyak jelantah menjadi sabun.

Kenapa sabun? Yomi mengatakan, sebenarnya minyak jelantah adalah bagian dari lemak yang menjadi bahan baku sabun. Proses produksi sabun ini memakan waktu dua minggu sampai satu bulan. Kini Sabun langis tersedia dalam bentuk batang dan cair.

Sabun Langis dibandrol Rp 15.000 per batangnya dan sabun cair Rp 25.000 perbotol. Produk ini  kini juga dapat diperoleh pada salah satu e-commerse di Indonesia. Selain Yogyakarta, Sabun Langis banyak pasarkan di Jakarta dan Surabaya. Dalam waktu dekat Yomi berencana mengeluarkan produk sabun bubuk karena menilai potensi pasarnya yang besar.

25
September

VOI WARNA WARNI Sinar matahari yang memancar sepanjang tahun di Indonesia membawa dampak positif. Namun di sisi lain, sinar matahari itu mengandung sinar UV-A dan UV-B. Tentu akan membawa dampak negatif bagi kulit manusia. Misalnya saja kulit terbakar, penuaan dini, bahkan penyakit yang berbahaya yakni kanker kulit. Kanker kulit menempati urutan ketiga terbanyak dari keseluruhan jenis kanker yang ada di Indonesia. Berdasarkan hasil survey Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Untuk itulah, 5 Teknik kimia mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang menciptakan sebuah tabir surya untuk melindungi kulit. Mereka memanfaatkan limbah buah alpukat, bahan alami sebagai kandungan utama tabir surya tersebut.

Alpukat dipilih karena saat ini di Indonesia memproduksi alpukat sebanyak 410.094 di tahun 2018. Namun, Umumnya, bagian dari alpukat yang dimanfaatkan adalah dagingnya saja, sedangkan bagian lainnya dibuang. Tentu hal ini akan menimbulkan limbah kulit dan biji alpukat yang banyak pula jika dilihat dari jumlah produksinya. Padahal, dalam biji dan kulit alpukat mengandung senyawa-senyawa metabolit sekunder, yaitu: tanin flavonoid minyak nabati Semua senyawa itu dapat dimanfaatkan sebagai chemical absorber karena dapat menyerap UVT. abir surya itu diberi nama IVERALM yang terbuat dari limbah biji dan kulit alpukat

Dijelaskan, IVERALM berbentuk cream berukuran 60 mL dan dijual seharga Rp 40.000 satu botolnya. Jika pembeli mengembalikan lima bekas botol produk, nanti akan ditukarkan dengan totebag dengan desain menarik. Disamping itu, Tim IVERALM berencana untuk bekerjasama dengan Pusat Daur Ulang (PDU) Malang untuk mendaur ulang botol yang dikembalikan tadi. Ke depan formula IVERALM akan semakin dikembangkan agar lebih maksimal dan menambah varian ukuran botol serta packagingnya. (VOI)

 

 

23
September

VOI WARNA WARNI Tim mahasiswa Departemen Teknik Komputer ITS berhasil membawa pulang emas pada ajang the 6th Southeast Asian Agricultural Engineering Student 2020 yang digelar oleh Universitas Brawijaya bersama dengan Malaysian Society of Agricultural and Food Engineers (MSAE). Mereka  adalah Awang Ivananto Adi, Muhammad Luthfi, dan Tiara Bening Salsabila. Berangkat dari permasalahan lahan di perkotaan, tim yang beranggotakan mahasiswa angkatan 2018 ini menggagas inovasi yang bernama My Tanaman sebagai solusi pengolahan lahan di masyarakat. My Tanaman merupakan aplikasi yang berbasis Wireless Sensor Network. Nantinya aplikasi tersebut dapat berhubungan langsung dengan database dan modul perangkat yang tertanam pada box ruang tanam. My Tanaman adalah sebuah box yang berfungsi sebagai ruang tanam yang didesain untuk dapat mengontrol kondisinya agar sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman Sebelumnya, Tiara Bening Salsabila, salah satu anggota tim mengungkapkan bahwa timnya lebih dahulu meninjau kondisi alam. Kondisi ruang tanam dimanipulasi sehingga cocok digunakan untuk membudidayakan sayur-sayuran di luar habitat asli dari tumbuhan tersebut. My Tanaman menawarkan teknologi dan aplikasi yang terintegrasi dalam satu sistem. Selain menciptakan ruang tanam dengan teknik indoor planting, My Tanaman didesain menggunakan material yang aman bagi tumbuhan. My Tanaman juga memiliki fitur kontrol yang mana pengguna bisa menyalakan system seperti kipas, pembuat kelembaban buatan, dan lampu penumbuhan untuk bisa mengontrol kondisi dalam ruang tanam. Berkat adanya database system terintegrasi pada box, data kondisi ruang tanam dapat disimpan, yang mana data tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk grafik pada aplikasi My Tanaman,. Tak hanya keunikan dari aplikasi ini. Yaitu, dalam satu aplikasi tidak hanya bisa memonitor dan mengontrol satu kotak saja, melainkan hingga empat kotak ruang tanam. Juga setiap kotak tidak harus menggunakan user yang sama, melainkan dapat diakses oleh pengguna lain, sehingga mempermudah pekerjaan. (VOI)

 

 

21
September

Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya membuat pembasmi petsida dari limbah batok kelapa. Limbah batok kelapa sengaja dipilih menjadi bahan utama karena desa Sutojayan, Kabupaten Blitar merupakan daerah dengan lahan pertanian yang luas, dan jumlah pohon kelapa yang melimpah. Tim melakukan program sosialisasi dan pelatihan secara bertahap melalui media online untuk menangani masalah limbah organik khususnya batok kelapa di Desa Sutojayan.

 

 

Program pelatihan yang dinamakan LIKE-TOK tersebut, bertujuan memberikan edukasi dan pendampingan kepada masyarakat dalam produksi asap cair dan produk samping berupa briket untuk meningkatkan dan memberdayakan kesejahteraan masyarakat. Selain itu program LIKE-TOK dapat menciptakan kelompok tani yang mandiri.Dalam sosialisasi tersebut tim LIKE-TOK memaparkan bagaimana membuat pestisida cair dibuat dari batok kelapa yang sudah kering.Prosesnya dilakukan dengan alat pirolisis. Dengan alat ini akan dilakukan proses pembakaran batok kelapa dengan suhu kurang lebih 400 derajat Celcius selama 3-6 jam. Setelah proses pembakaran akan terjadi destilasi uap dan terjadi proses kondensasi dan terbentuklah asap cair. Asap cair inilah nanti yang akan digunakan untuk bahan Petsida.

 

 

Program LIKE-TOK akan terus berlanjut dan akan terus dikembangkan untuk mencapai peningkatan kesejahteraan dan mengurangi permasalahan limbah Desa Sutojayan. Melalui program ini, LIKE-TOK dapat mengurangi limbah batok kelapa sebanyak 98,8% setiap bulannya. Selain bisa mengurangi pencemaran lingkungan, asap cair dari batok kelapa bisa memberdayakan dan meningkatkatkan ekonomi masyarakat Desa. Rencana tahapan berikutnya dari program LIKE-TOK yaitu melakukan penjualan secara online dengan menggunakan e-commerce untuk menjangkau pasar yang lebih luas

 

 

 

 

17
September

VOI WARNA WARNI Setelah Februari hingga April 2020 kemarin, Hari Tanpa Bayangan akan kembali lagi terjadi di Indonesia. Sejumlah wilayah di Indonesia akan mengalami Hari Tanpa Bayangan dari bulan September hingga Oktober 2020. Hari tanpa bayangan atau kulminasi atau transit atau istiwa adalah fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai kulminasi utama. Pada saat itu, matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit.Akibatnya, bayangan benda yang tegak akan menjadi hilang atau tidak terlihat, karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.

Dalam keterangan tertulisnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, bahwa hari tanpa bayangan ini terjadi karena bidang ekuatro bumi atau bidang rotasi bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi bumi. Sehingga, posisi matahari dari bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5 LU sampai dengan 23,5 LS, dan hal ini disebut sebagai gerak semu harian Matahari. Posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator, menyebabkan kulminasi utama di wialyah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat Matahari berada di khatulistiwa.

Indonesia secara geografis terletak di antara lintang 6º LU hingga lintang 11º LS. Dengan demikian, akan terjadi hari tanpa bayangan Matahari pada titik-titik tertentu di Indonesia manakala Matahari memiliki deklinasi +6º hingga deklinasi -11º dan sebaliknya. Wilayah yang akan mengalami hari tanpa bayangan  adalah Kota Banda Aceh pada 7 September 2020, di mana waktu kulminasi utamanya terjadi pada pukul 12.36 WIB. Sedangkan, wilayah Kupang adalah daerah yang akan merasakan hari tanpa bayangan paling akhir periode ini, yaitu pada tanggal 18 Oktober 2020. Untuk kota Jakarta, fenomena ini terjadi 8 Oktober 2020, yang kulminasi utamanya terjadi pada pukul 11.40 WIB. (VOI)

 

 

19
August

WARNA WARNI Usai sejumlah inovasi untuk membantu penanganan Covid-19, kini Institut Teknologi Sepuluh Nopember-ITS meluncurkan karya teranyarnya berupa mobil listrik pintar yang diberi nama Intelligent Car (i-Car). Mobil kebanggaan ITS ini  diluncurkan bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Indonesia ke-75, Senin (17/8), di Taman Alumni ITS. Peluncuran oleh Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng ini juga disaksikan oleh Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Prof Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro secara virtual dan Wali Kota Surabaya Dr (HC) Ir Tri Rismaharini yang langsung hadir di lokasi acara.

Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, Kerjasama, dan Kealumnian ITS Bambang Pramujati PhD menjelaskan, i-Car merupakan prototype mobil listrik otonom, yaitu mobil listrik yang dapat berjalan sendiri tanpa pengemudi dengan bantuan kombinasi teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan Internet of Things (IoT). Hal ini memungkinkan mobil pintar tersebut membantu pengemudi mengenali potensi bahaya, mencegah tabrakan, dan mengurangi risiko kecelakaan, serta mampu mengoptimalkan tenaga dari penggerak motor listrik. Dijelaskannya, i-Car saat ini memang berbasis mobil golf karena bentuknya yang relatif sederhana, sehingga dapat dimodifikasi dengan mudah

i-Car dilengkapi dengan berbagai sensor mulai dari pemanfaatan GPS (Global Positioning System) dengan ketelitian tinggi serta sensor LiDAR atau Light RADAR. Kedua sensor tersebut kemudian digabungkan dengan kamera beresolusi tinggi untuk digunakan dalam pengumpulan data sebagai bagian dari big data analysis yang selanjutnya diproses oleh komputer berspesifikasi tinggi yang tertanam di dalam mobil. Dengan sensor-sensor tersebut, mobil pintar i-Car dapat berfungsi secara otonom. Mobil ini dirancang berhenti di halte hingga dipanggil untuk menuju halte tertentu. Di masa mendatang, pemanggilan dan tujuan bisa dilakukan tidak hanya dari halte ke halte, tetapi bisa dari seluruh area yang dapat dijangkau oleh mobil pintar i-Car. Nantinya mobil ini akan dijadikan mobil komuter di dalam area kampus. Mahasiswa dapat pergi dari satu halte ke halte yang lainnya menggunakan mobil ini yang dipanggil dari aplikasi i-Car. (voi)

18
August

VOI WARNA WARNI Setiap sektor dan industri merasakan dampak dari pandemi Covid-19, termasuk industri mode. Karenanya diperlukan kreatifitas dan dukungan semua pihak agar industri mode tanah air tetap terus bertahan. Untuk itu digelar perhelatan Nusantara Fashion Festival (NUFF 2020), yang berlangsung selama bulan Agustus ini. Ini merupakan perhelatan mode virtual terbesar di Indonesia. Nusantara Fashion Festival - NUFF 2020 bertujuan untuk memperlihatkan talenta dan karya pegiat mode serta kualitas produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia. Selain itu NUFF juga menjadi bukti bahwa ekosistem digital dapat menjadi media untuk berkolaborasi dan mempresentasikan karya mode. NUFF 2020 juga akan mempersembahkan inovasi digital terbaru.

berkolaborasi dengan lebih dari 300 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta pegiat industri mode seperti desainer tanah air dan label lokal, NUFF akan menjadi panggung untuk merek-merek lokal.  Diharapkan, keterlibatan UMKM dalam kegiatan ini apat menjadi sarana promosi sekaligus membantu penjualan produk lokal buatan Indonesia. CEO Samara Media & Entertainment sebagai penyelenggara gelaran ini, Ben Soebiakto mengatakan, NUFF 2020 akan menghadirkan konsep ekosistem online yang terintegrasi, mulai dari live streaming sampai e-commerce, yang dapat dimanfaatkan sebagai platform bagi UMKM serta pelaku industri mode untuk bertemu, berkolaborasi, dan bertumbuh bersama. Setiap desaner akan tampil di panggung virtual dengan tema berbeda. Beberapa desainer ternama yang terlibat antara lain Sebastian Gunawan, Didi Budiardjo, Ghea Panggabean, Eddy Betty, dan masih banyak lagi.

Virtual Fashion Show dan Virtual Gala Show pada 16 dan 17 Agustus 2020 akan mempresentasikan karya dari 75 desainer dan label mode dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun/ HUT Republik Indonesia ke-75. Selain itu, ada juga Fashion Talks yang menghadirkan lebih dari 50 pembicara. NUFF 2020 juga akan menggelar pengumpulan dana Charity Auction sebagai bentuk dukungan terhadap pelaku industri mode yang terkena dampak dari pandemi. Program ini akan melelang produk mode hasil kolaborasi spesial antara seniman dan label lokal. Seluruh rangkaian NUFF 2020 ini dapat disaksikan secara live stream di nusantarafashionfestival.com.(VOI)

 

 

09
August

VOI WARNA WARNI Enam film karya sineas Indonesia ditayangkan secara terbatas pada Open Doors Screenings Festival Film Locarno, Swiss. Ajang ini merupakan  festival film Internasional yang diadakan setiap tahunnya pada bulan Agustus di kota Locarno, Swiss sejak tahun 1946. Fitur utama dari festival tersebut adalah penayangan di tempat terbuka di Piazza Grande dengan ruangan untuk lebih dari 8,000 penonton, menjadikannya salah satu penayangan tempat terbuka terbesar di dunia (26x14 meter). Festival ini menjadi salah satu wadah bergengsi bagi pegiat film lokal dan internasional agar film mereka bisa diapresiasi.

Dalam segmen Open Doors tahun ini, sebanyak 30 film berasal dari Indonesia, Myanmar, Filipina, Malaysia, dan Mongolia  ditayangkan dan bisa disaksikan secara gratis. Film ini juga membuka kesempatan bagi penonton yang melewatkan penayangannya di bioskop atau acara film sebelumnya. Festival Film Locarno tahun ini berlangsung dari tanggal 5 sampai 15 Agustus 2020.  

Dikutip dari laman resmi, setiap penayangan akan dilengkapi dengan pembicaraan antara sutradara dan programer Open Doors.

Film Indonesia yang tayang diantaranya adalah "Atambua 39° Celsius" dari Riri Riza, "Kucumbu Tubuh Indahku" karya Garin Nugroho, "What They Don't Talk About When They Talk About Love" dari sutradara Mouly Surya. Sementara film pendek dari Indonesia yang tayang terbatas di festival ini meliputi "Kado" dari Aditya Ahmad, "Tak Ada yang Gila di Kota ini" dari Wregas Bhanuteja" dan "On Friday Noon" dari Luhki Herwanayogi.

Diantara Film Indonesia yang tayang pada Festival Locarno, ada yang pernah tayang pada festival film International lain sebelumnya. Misalnya film pendek Kado dari Aditya Ahmad, yang diproduksi Miles Films, berkisah tentang seseorang yang sedang mempersiapkan kado untuk seorang teman. Film pendek ini mendapat atensi internasional ketika ditayangkan di Festival Film Sundance dan Venice.

Kemudian, film Atambua 39° Celciusyang dirilis pada 2012 ini menceritakan kehidupan seseorang di Atambua dan pernah ditayangkan di Festival Film Rotterdam. Meskipun pandemi COVID-19 masih berlangsung, namun situasi itu tidak mengganggu penyelenggara untuk tetap menghadirkan film yang berkualitas pada festival kali ini.(voi)

05
August

Mahasiswa Indonesia kembalil menciptakan inovasi terkait penanganan COVID-19. Kali ini adalah Rama atau Robot Asisten Medis Autonomum karya tim robotik Politeknik Negeri Semarang, Jawa Tengah. Rama adalah robot berbentuk seperti rak makanan yang biasa digunakan perawat atau suster mengantar makanan dan obat-obatan di rumah sakit. Menurut salah satu tim pembuat Robot Rama, Abbas Kiarostami, ide pembuatannya berawal dari rasa keprihatinan karena banyaknya tenaga medis yang gugur saat menjalankan tugas melayani pasien COVID-19.

Dilihat sepintas benda ini tidak seperti robot pada umumnya yang punya kepala, kaki, dan tangan. Robot Rama ini bentuknya menyerupai rak makanan untuk pasien. Bedanya, yang ini bisa berjalan sendiri sehingga mengurangi interaksi petugas medis pasien COVID-19. Proses pembuatan Robot Rama memakan waktu sekitar satu bulan dengan biaya riset yang dikeluarkan sekitar Rp25 juta. Robot Rama kemudian diperkenalkan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. 

Saat dicoba, Robot Rama sangat lancar mengantar makanan, obat-obatan, dan kebutuhan pasien COVID-19. Selain itu robot ini juga dilengkapi dengan tablet yang bisa digunakan untuk berkomunikasi. Jadi, pasien bisa melakukan video call dengan perawat atau dokter melalui layar tablet yang menempel di robot itu. Secara keseluruhan, robot pengganti tenaga medis itu sudah bisa diaplikasikan. Namun, perlu terus dikembangkan agar lebih optimal.

02
August

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendukung game farming simulator "Fantasy Town" milik Garena Indonesia yang memasukkan unsur landmark dan karakter khas Indonesia secara digital. Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Pemasaran Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, Kemenparekraf, Josua Puji Mulia Simanjuntak, dalam konferensi virtual, Kamis (30/7/2020) mengatakan game ini bisa menjadi media edukasi bagi pengguna ponsel.

Dukungan Kemenparekraf ini sejalan dengan gerakan “Bangga Buatan Indonesia”. Joshua mengatakan potensi mobile gaming Indonesia sangat tinggi yaitu terdapat 337 juta mobile users atau lebih dari 126 persen dari populasi Indonesia. Pengguna ponsel di Indonesia rata-rata online selama 8 jam setiap harinya. Saat ini, permainan di Indonesia masih didominasi oleh games asal Amerika dan Eropa. Karena itu Kemenparekraf memperkuat ketrampilan para pengembang game dengan menyediakan platform berbagi ilmu  yang juga dihadiri penerbit game dari luar negeri. Sehingga, diharapkan dapat membuka wawasan pengembang game dan mengetahui keinginan pasar Indonesia dan internasional.

Direktur Garena Indonesia, Hans Kurniadi Saleh, melihat potensi pasar gaming casual, yang mendorong Garena menciptakan game "Fantasy Town." Hans mengatakan pihaknya ingin mengangkat kebudayaan dan seni bangsa Indonesia. Dengan menghadirkan sejumlah tempat bersejarah di Indonesia untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya Indonesia, diantaranya Candi Borobudur, Monumen Nasional (Monas), Lawang Sewu, Kota Tua Jakarta, Rumah Gadang hingga Rumah Adat Daerah Istimewa Yogyakarta, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua dan Makassar.

Resmi diluncurkan pada pertengahan Juli lalu, "Fantasy Town" juga telah menghadirkan berbagai karakter dan pakaian tradisional yang berasal dari cerita rakyat Indonesia seperti Kabayan, Iteung, hingga Radu. Melalui karakter dan kostum tersebut, para pemain di "Fantasy Town" dapat belajar budaya Indonesia lewat permainan bercocok tanam, beternak, berdagang, menjelajahi area misterius, hingga membangun kota impian dengan nuansa budaya Indonesia.



Page 3 of 29