VOInews, Labuan Bajo: Presiden Joko Widodo mengajak para anggota Dewan Penasihat Bisnis ASEAN (ABAC) untuk berkolaborasi dalam menyusun agenda bersama pembangunan ASEAN sebagai Epicentrum of Growth. Menurutnya, ASEAN telah mampu menghadapi pandemi Covid-19. Hal ini merupakan hasil dari kolaborasi, kerja sama dan sinergi antara pemerintah dan dunia usaha.
“Perlu kita syukuri bersama bahwa ASEAN telah mampu hadapi pandemi Covid-19. Ini berkat kolaborasi, kerja sama dan sinergi antara pemerintah dan dunia usaha,” katanya dalam pertemuan para pemimpin negara ASEAN dengan ABAC, di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Barat, Rabu (10/9).
Meskipun demikian, ia mengatakan, ASEAN masih memiliki tantangan yang berat, mulai dari resiko geopolitik, hingga jatuhnya banyak lembaga keuangan di Amerika Serikat dan Eropa.
“Dalam situasi ini, kita harus semakin memperkuat kolaborasi untuk menjaga ASEAN sebagai Epicentrum of Growth. Potensi ekonomi kawasan kita sangat besar. Ekonomi yang tumbuh di atas rerata dunia, bonus demografi, kemudian middle class yang terus meningkat, 65% pada tahun 2030,” katanya.
Sementara itu dalam pertemuan para pemimpin ASEAN dengan High-Level Task Force (HLTF) on ASEAN Community’s Post-2025, Presiden Joko Widodo menyampaikan peran penting HLTF dalam mengidentifikasi tantangan dan peluang, serta memastikan kontribusi ASEAN bagi kemajuan kawasan dan dunia.
“Saya mengapresiasi kerja keras anggota HLTF dalam setahun terakhir ini. ASEAN harus betul-betul siap menghadapi tantangan yang semakin kompleks. We have to prepare for the worst but remain hoping for the best,” katanya.
Menurut Presiden, Visi ASEAN 2045 harus lebih adaptif dan berwawasan ke kedepan. Oleh karena itu, menurutnya, pertemuan para pemimpin ASEAN dan HLTF harus mengelaborasi pemikiran di luar kebiasaan dan transformatif.
Dalam pertemuan itu, para pemimpin ASEAN mendengar langsung laporan High-Level Task Force (HLTF) on ASEAN Community’s Post-2025 dan arah rencana ASEAN di masa mendatang.