VOInews, Jakarta: Hubungan bilateral Indonesia dan Tunisia telah berkembang sangat baik. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan kedua negara memiliki ikatan politik yang sangat kuat dan harus harus dijadikan fondasi untuk memperkokoh kerja sama ekonomi.
"Dan dalam konteks inilah, maka kunjungan ke Tunis saya lakukan. Yaitu untuk memperkokoh kerja sama ekonomi karena saya yakin masih banyak yang dapat digarap bersama oleh kedua negara," kata Menlu Retno dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Dalam pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Tunisia Nabil Ammar, Menlu Retno Marsudi mendorong percepatan penyelesaian negosiasi Preferential Trade Arrangement (PTA) antara Indonesia dan Tunisia. Selain itu, Menlu Retno juga menyoroti upaya untuk segera menkronkretkan kerja sama fosfat untuk industri pupuk.
"Kita perlu memperkuat industri pupuk dalam negeri, salah satunya dengan diversifikasi suplai bahan baku," kata Menlu Retno.
Selain dua isu tersebut, kedua Menteri Luar Negeri juga mendiskusikan penguatan mekanisme kerja sama bilateral. Menurut Retno Marsudi, Indonesia dan Tunisia sepakat untuk mengaktifkan kembali mekanisme bilateral termasuk pertemuan Ministerial Level Joint Commission Meeting dan Senior-Level Official Bilateral Consultation.
"Indonesia akan menjadi tuan rumah kedua pertemuan ini di Jakarta tahun depan," katanya.
Sementara itu di bidang pertahanan, Menlu Retno mengatakan Indonesia mendorong segera ditandatanganinya Letter of Intent (LoI) antara Kementerian Pertahanan RI dengan Kementerian Pertahanan Tunisia, sebagai dasar kerja sama yang lebih erat di bidang pertahanan ke depan.
Selain itu, Retno menambahkan, Indonesia dan Tunisia juga sepakat untuk saling dukung dalam pencalonan di berbagai organisasi internasional guna mendorong kepentingan bersama terutama untuk negara-negara berkembang.