29
June

VOInews, Jakarta: Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri menyampaikan kecaman atas pembakaran al-Quran di Stockholm yang terjadi pada Hari Raya Idul Adha.

“Indonesia mengecam keras aksi provokatif pembakaran Al Quran oleh seorang warga negara Swedia di depan Mesjid Raya Södermalm, Stockholm saat Hari Raya Idul Adha,” tulis akun twitter resmi Kementerian Luar Negeri RI, yang dikutip di Jakarta, Kamis (29/6).

Indonesia menilai tindakan tersebut telah mencederai perasaan umat Islam dan tidak bisa dibenarkan.

“Kebebasan berekspresi harus pula menghormati nilai dan kepercayaan agama lain,” tulis Kemlu.

Kementerian Luar Negeri RI juga menyatakan, Indonesia bersama dengan negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Swedia telah menyampaikan protes atas kejadian ini.

Sebelumnya, terjadi aksi unjuk rasa di depan Mesjid Raya Södermalm. Dalam melakukan aksinya, salah seorang demonstran bernama Salwan Momika-sebagaimana disaksikan oleh ratusan orang yang ada di lokasi-membakar lembaran al-Quran sebagai bentuk pertentangan terhadap Islam. Salwan Momika ditengarai merupakan seorang warga negara Swedia.

Sebelum membakar al-Quran, Momika terlebih dahulu melemparkan kitab suci umat Muslim itu ke tanah dan menyerukan kata-kata yang menghina Islam.

Polisi Stockholm dipanggil ke luar masjid untuk mencegah terjadinya insiden yang dapat dipicu oleh aksi provokasi tersebut.

 
 
29
June

 

 

VOInews, Jakarta: Sebanyak 1.384 warga negara Indonesia ikut serta melaksanakan shalat Idul Adha 1444 H yang diselenggarakan oleh KBRI Bangkok, Kamis (29/6). Meskipun dilaksanakan di hari kerja, namun tidak mengurangi antusiasme masyarakat Indonesia untuk datang ke lapangan sepak bola KBRI Bangkok guna melaksanakan shalat Idul Adha.

Dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, KBRI Bangkok menyampaikan shalat Idul Adha tahun ini tidak saja diikuti oleh masyarakat Indonesia yang tinggal di Bangkok tapi juga para wisatawan.

“Shalat Idul Adha kali ini tidak hanya dihadiri oleh warga negara Indonesia yang tinggal di Bangkok dan kota-kota disekitarnya saja, melainkan juga diikuti oleh masyarakat Indonesia yang sedang berlibur ke Thailand,” tulis KBRI Bangkok.

Bertindak selaku Imam shalat Idul Adha 1444 H kali ini adalah Ustadz Romli bin Abdulwahid dari Masjid Daarul Aman Bangkok. Sedangkan Khotib adalah Ustadz Habib Sayid Akhmad Auliya Faturahman Al Bahasyim dengan Bilal yaitu Ustadz Asep Saepuddin Muhajir, Guru Pelajaran Agama Islam pada Sekolah Indonesia Bangkok.

Perayaan Idul Adha kali ini mengambil tema “Ibadah Qurban, Cerminan Keikhlasan dan Ketaatan dalam Bingkai Solidaritas Kemanusiaan.” Dalam khutbahnya, khatib menggaris bawahi pentingnya memaknai ibadah qurban sebagai wujud keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

“Perlunya umat Islam memiliki totalitas iman dan takwa kepada Allah SWT di atas kecintaan terhadap apapun yang dimiliki, mengenai kemuliaan nyawa manusia dimana Nabi Ismail diganti dengan domba oleh Allah swt, dan hakikat pengorbanan dalam wujud harta, benda, fikiran dan waktu,” tulis KBRI Bangkok.

Selain itu disampaikan pula bahwa ibadah qurban mengajarkan umat Islam mengenai pentingnya solidaritas kemanusiaan dengan saling memberi selain kesolehan yang tinggi kepada Allah SWT.

Usai pelaksanaan shalat Idul Adha, masyarakat Indonesia berswafoto ria dan berbincang ringan di beberapa sudut lapangan sepak bola KBRI Bangkok. Masyarakat Indonesia juga berkesempatan menikmati makanan ringan nusantara seperti risoles dan arem-arem sebagai pelepas rindu terhadap makanan ringan Tanah Air.

Pelaksanaan Shalat Idul Adha menjadi salah satu momen yang berharga bagi masyarakat Indonesia di Thailand. Masyarakat Indonesia, khususnya mahasiswa Indonesia di Thailand menantikan momen ini, karena dapat melepaskan rasa rindu suasana lebaran Idul Qurban ala Indonesia di negeri Gajah Putih tersebut sekaligus bersilaturahmi dengan masyarakat Indonesia lainnya.

Pada perayaan Idul Adha tahun 2023, Masjid Assafier KBRI Bangkok menfasilitasi warga negara Indonesia yang ingin melaksanakan ibadah Qurban yaitu berupa pemotongan satu ekor sapi dan 3 ekor kambing. Pemotongan hewan kurban tidak dilaksanakan di lingkungan KBRI Bangkok, melainkan di wilayah Minburi, Thailand. Adapun daging qurban tersebut diberikan kepada kaum dhuafa, fakir miskin, dan fisabilillah di daerah Minburi, Bangkok, Thailand.

28
June

 

 

VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengunjungi Ulanbataar dalam lawatan kerja pertamanya ke Mongolia. Menlu Retno dijadwalkan akan menghadiri pertemuan Menteri Luar Negeri Perempuan keesokan harinya.

Setibanya di Ulanbataar, Menlu Retno bertemu dengan Menteri Luar Negeri Mongolia Battsetseg Batmunkh.

“Kami menjajaki peluang untuk memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Mongolia,” kata Retno dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (28/6).

Didalam pertemuan tersebut terungkap rencana Mongolia untuk membuka kembali Kedutaan Besar di Jakarta.

“Kami senang dapat menandatangani MoU tentang Peningkatan Kerja Sama di Bidang Diplomasi dan Hubungan Internasional,” katanya.

Pada pertemuan kedua Menteri Luar Negeri itu, Retno Marsudi menyoroti sejumlah isu. Mulai dari kerja sama ekonomi hingga isu kawasan.

“Dalam kerja sama ekonomi, kami menyambut baik kerja sama B-to-B antara perusahaan Modena dari Indonesia dan Nomin Holding dari Mongolia. Ini merupakan investasi signifikan pertama dari Indonesia untuk membangun saluran distribusi peralatan rumah tangga di Mongolia,” kata Retno.

Kedua Menlu juga sepakat untuk mendorong fasilitasi perdagangan dan menekan hambatan perdagangan. Menurut Retno, Indonesia tertarik untuk meningkatkan komoditas ekspor potensial ke Mongolia seperti produk farmasi dan alat elektronik. 

“Kedua negara juga sepakat menjalin hubungan antara Kamar Dagang dan Industri masing-masing,” sambungnya.

Hal kedua yang dibahas oleh Menlu Retno dan Menlu Battsetseg Batmunkh adalah hubungan people-to-people. Menurut Retno, Indonesia dan Mongolia sepakat untuk mengintensifkan kolaborasi di sektor pariwisata, termasuk dengan mempromosikan lima destinasi wisata super prioritas Indonesia kepada wisatawan Mongolia.

“Kami senang memiliki Pusat Kebudayaan Mongolia di Tanjung Lesung, Indonesia, dan merupakan Pusat Kebudayaan Mongolia pertama dan satu-satunya di Asia Tenggara yang didirikan sejak 2017,” tutur Menlu Retno.

Hal lain yang juga menjadi perhatian kedua menteri luar negeri adalah terkait isu perempuan, perdamaian, dan keamanan. Isu ini dibahas karena kedatangan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Mongolia adalah dalam rangka menjadi pembicara dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri Perempuan.

“Saya akan menyoroti pentingnya untuk melihat peran perempuan di tengah konflik melalui sudut pandang yang berbeda. Perempuan harus diberikan kesempatan yang lebih luas untuk memainkan perannya sebagai agen perdamaian,” kata Retno.

Lebih lanjut Retno Marsudi mengatakan dalam konteks hubungan bilateral kedua menteri luar negeri juga sepakat untuk memperkuat kerjasama dalam peningkatan kapasitas untuk operasi penjaga perdamaian terutama dalam meningkatkan partisipasi perempuan dalam pasukan penjaga perdamaian.

Sementara terkait isu kawasan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan perihal Keketuaan Indonesia di ASEAN kepada Menlu Battsetseg Batmunkh. Retno Marsudi mengatakan Indonesia bersama dengan anggota ASEAN lainnya akan melakukan yang terbaik untuk menjadikan ASEAN Matters, dan mampu melanjutkan perannya dalam berkontribusi untuk perdamaian dan stabilitas di kawasan dan untuk menjadikan Asia Tenggara sebagai Epicentrum of Growth.

“Indonesia juga akan melakukan segala upaya untuk membantu rakyat Myanmar untuk keluar dari krisis politik dengan dilandaskan pada 5 Poin Konsensus,” kata Retno.

Dalam kesempatan tersebut Retno Marsudi juga menekankan pentingnya membangun kepercayaan di antara seluruh pihak yang berkepentingan di Myanmar untuk membuka kemungkinan terjadinya dialog yang inklusif.

“Kekerasan harus dikecam dan ASEAN berkomitmen untuk memberikan bantuan kemanusiaan berdasarkan prinsip ‘tidak ada yang tertinggal’,” kata Retno.

Ia pun menyampaikan persiapan yang dilakukan oleh Indonesia menjelang pertemuan ASEAN Minister Meeting and Post Ministerial Meeting (AMM/PMC).

“Salah satu pertemuan yang akan dilaksanakan adalah ASEAN Regional Forum (ARF) dan Mongolia adalah salah satu anggota dari forum itu,” katanya.

Di akhir pertemuannya, Menteri Retno Marsudi menyampaikan komitmen Indonesia untuk terus membina kerja sama yang erat dengan Mongolia. 

“Saya menantikan partisipasi Menteri Battsetseg pada Pertemuan ARF di Jakarta bulan depan,” tutupnya.

28
June

 

VOInews, Jakarta: Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) telah berhasil memulangkan 14 Warga Negara Indonesia (WNI) yang diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dari Myanmar, pada Selasa (27/6).

Pemulangan ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Luar Negeri, KBRI di Yangon, dan Mabes TNI,”kata Kemlu RI dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu (28/6).

Para WNI tersebut kini kembali ke tanah air setelah menggunakan pesawat Hercules TNI-AU yang ada di Yangon, setelah sebelumnya membantu dalam misi pengiriman bantuan kemanusiaan di Myanmar. Ke-14 WNI korban TPPO sebelumnya bekerja di sebuah perusahaan online scam di Laukkaing, Shan State, yang berbatasan dengan Tiongkok.

Mereka telah ditampung di KBRI Yangon sejak 23 Juni 2023. Para WNI berasal dari Sumatera Utara, Jawa Barat, dan Jawa Tengah,” tulis Kemlu.

Sebelum dipulangkan, para WNI telah melalui proses sesuai hukum di Myanmar, termasuk pembayaran denda keimigrasian secara mandiri. Setelah proses tersebut selesai, mereka diterbangkan kembali ke Ind​onesia menggunakan pesawat Hercules TNI-AU pada 27 Juni 2023 pukul 13.25. Pesawat tersebut tiba di Lanud Halim Perdanakusuma pada pukul 21.30 WIB pada hari yang sama.

Keberhasilan pemulangan ini merupakan hasil dari upaya diplomasi KBRI Yangon dengan pihak berwenang di Myanmar, serta dukungan dari Kementerian/Lembaga seperti TNI AU, BNPB, dan BP2MI,” tulis Kemlu.

Menurut Kemlu, pemulangan 14 WNI terduga korban TPPO dari Myanmar ini menegaskan kembali komitmen pemerintah dalam melindungi WNI di tengah situasi keamanan yang rumit di Myanmar. Di sisi lain, upaya pencegahan harus terus diperkuat, termasuk penegakan hukum yang tegas terhadap perekrut dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai modus penipuan sebagai online scammer.