04
December

 

VOInews.idKementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan langkah-langkah integrasi Rencana Tata Ruang Darat dan Laut di Kawasan Strategis Nasional (KSN) Ibu Kota Nusantara (IKN). "Salah satu strategi perwujudan visi IKN sebagai kota dunia yang dibangun dan dikelola secara berkelanjutan, sebagai penggerak ekonomi Indonesia pada masa depan dan menjadi simbol identitas nasional yang merepresentasikan keberagaman bangsa Indonesia, saat ini telah diterbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No 64 Tahun 2022 tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis Nasional (KSN) Ibu Kota Nusantara (IKN) Tahun 2022-2042 terkait Rencana Tata Ruang yang Terintegrasi Darat dan Laut," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut Victor Gustaaf Manoppo di Jakarta, Senin.

 

Perpres RTR di KSN IKN, lanjut dia, memiliki sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, berperan sebagai operasionalisasi Rencana Induk Ibu Kota Nusantara dan Perincian Rencana Induk Ibu Kota Nusantara sekaligus koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan program pembangunan di KSN IKN ke depan. Victor juga menuturkan, potensi sumber daya perikanan dan kelautan Ibu Kota Nusantara meliputi wilayah daratan seluas 252.660 hektar dan wilayah perairan laut seluas 69.769 ha yang berada di perairan laut Kabupaten Kutai Kartanegara. Ini terbagi menjadi Kawasan Inti IKN, Kawasan IKN dan Kawasan Pengembangan dengan luas total 322.429 hektar.

 

Sementara itu, Plt. Direktur Perencanaan Ruang Laut KKP, Suharyanto menjelaskan bahwa sebagai salah satu dokumen perencanaan di dalam kawasan IKN, pelaksanaan RTR KSN IKN menerapkan prinsip pembangunan secara komprehensif, holistik, dan terpadu, dengan memperhatikan satu kesatuan wilayah perencanaan darat dan laut menyeluruh sesuai dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 2023. Suharyanto melanjutkan untuk mendukung program terobosan KKP, isu-isu utama dalam RTR KSN IKN adalah rencana pembangunan Pelabuhan Perikanan dan Sentra Kegiatan Perikanan Tangkap dan Budi daya terpadu di Kecamatan Muara Jawa, pengembangan kota pantai (Waterfront City) berbasis wisata bahari dan ekowisata dengan konsep pengembangan Green-Blue City berkelanjutan di perairan pesisir Kutai Kartanegara. Kemudian penataan permukiman nelayan, penataan alur pipa gas dan minyak bumi bawah laut dan pelestarian ekosistem pesisir dan perlindungan alur migrasi biota laut.

 

Antaranews

04
December

 

VOInews.id- PT Pertamina (Persero) menyatakan kesiapannya jadi pemain utama penyimpanan karbon di Indonesia melalui program carbon capture utilisation storage/carbon capture utilisation storage (CCS/CCUS). Hal itu disampaikan Senior Vice President Research and Technology Innovation Pertamina Oki Muraza di sela diskusi bertajuk Harnessing Potential of Indonesia CCS Development for Carbon Removal Implementation Towards a Cleaner Future di Paviliun Indonesia pada Conference of the Parties (COP) 28 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Sabtu (2/12).

 

Oki dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin menyebut sejumlah peluang yang dapat dimanfaatkan Pertamina. Ia mengatakan ada 400 gigaton (GT) potensi CCS serta kapasitas bisnis CCS/CCUS yang mencapai 60 juta ton per tahun (MTPA) di Indonesia. Demi menangkap peluang tersebut, Pertamina saat ini telah memiliki delapan lokasi CCS/CCUS yang pengembangannya dikolaborasi bersama mitra strategis lainnya. Terdapat dua lokasi di Sumatera, empat lokasi di Jawa, dan dua di Sulawesi.

 

Pertamina melaporkan saat ini inisiatif CCS/CCUS tengah berada pada fase studi kelaikan yang meliputi teknis bawah permukaan, fasilitas permukaan, dan ekonomi. "Sebagai BUMN sektor minyak dan gas yang dituntut untuk memenuhi kebutuhan energi Indonesia, namun di saat bersamaan menjalankan program dekarbonisasi. Pertamina melihat CCUS sebagai upaya meningkatkan jumlah minyak dan gas kita sekaligus mendukung target NZE (net zero emission)," ucap Oki.

 

Pertamina kini mengembangkan proyek CCUS di Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat yang memiliki potensi penyimpanan karbon 146 ribu ton. Pertamina juga sedang mengembangkan proyek CCS sebagai platform yang mendukung produksi amonia dan hidrogen rendah karbon. Karbon dioksida (CO2) dari pembangkit amonia dan kilang nantinya akan dihapus dari pembangkit hidrogen dengan teknologi konsentrasi tinggi, dan unit pembakaran, dengan konsentrasi rendah. Selanjutnya, CO2 akan dikompres dan diangkut ke area di sekitar pembangkit lalu terjadi injeksi CO2 atau proses CCS. Setelah itu, nantinya akan terbentuk senyawa hidrogen dan amonia sebagai bahan baku rendah karbon. Proses tersebut telah dilakukan di Kutai Basin, Kalimantan Timur. Oki menyebutkan rata-rata CO2 dari pembangkit hidrogen di Balikpapan sebesar 1,4 juta ton per tahun.

 

Sedangkan,.kapasitas penyimpanannya sebesar 270 juta ton. Sementara itu, produksi amonia dilakukan di Pembangkit Amonia Banggai. CO2 dari pembangkit amonia mencapai 1 juta ton per tahun. Sementara kapasitas penyimpanannya mencapai 273 juta ton. "Jika semua berjalan lancar, 2030 selesai, dan penyimpanan dapat digunakan," kata Oki. Ia menyatakan Pertamina juga telah mendorong pemanfaatan CCS dan CCUS sejak pertemuan Glasgow, Skotlandia dua tahun lalu. Sejak saat itu, Pertamina secara konsisten mempertimbangkan agar teknologi ini dapat diterapkan. "Kami terus mengembangkan tahap per tahap, sambil menunggu kepastian kebijakan dari pemerintah," ujar Oki. Pertamina mengungkapkan ada banyak kesepakatan untuk membentuk kebijakan tersebut, termasuk perhitungan CCS/CCUS ke dalam nationally determined contributions (NDC), kolaborasi antar lembaga, dan dialog lainnya.

 

Kemudian, Pertamina juga menggarisbawahi aspek yang perlu diperhatikan dari pengembangan CCS/CCUS, yakni belanja modal. Persoalan itu dapat diatasi dengan mengembangkan nature-based solution (NBS), karena biayanya paling murah. Solusi lainnya ialah penangkapan metana. Oki menekankan semua ini akan terwujud jika seluruh pihak saling bersinergi. "CCS/CCUS adalah bisnis yang bisa kita pelajari dan bangun ilmu bersama," ujarnya. Direktur Eksekutif Indonesia CCS Center Belladonna Maulianda yang juga hadir pada sesi tersebut mengatakan CCS adalah inovasi paling memungkinkan untuk mengatasi perubahan iklim dan mendorong target karbon netral. CCS memiliki berbagai manfaat seperti mengurangi biaya, mencegah risiko dagang, membuka lapangan kerja, dan mendorong pengembangan industri rendah karbon.

 

Antara

04
December

KBRI) Den Haag menggelar Festival Indonesia Timur di De Broodfabriek, Rijswijk, Belanda pada Sabtu (2/12/2023) Foto : KJRI Deen Haag

 

VOInews, Jakarta: Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag menggelar Festival Indonesia Timur di De Broodfabriek, Rijswijk, Belanda pada Sabtu (2/12/2023), dengan tema khusus "Indonesia Timur". Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, Mayerfas dalam keterangan yang diterima di Jakarta Senin (4/12/2023) mengatakan festival tersebut menjadi tempat bagi para diaspora Indonesia Timur saling bersilaturahmi.

 

“Festival Indonesia Timur ini maksudnya untuk menyediakan wadah atau tempat bagi saudara-saudara kita dari komunitas diaspora Indonesia Timur untuk bisa saling bertemu, bersilaturahmi, berbagi dan juga menunjukkan tradisi dan potensi, baik itu kesenian tradisional, makanan, dan nilai-nilai adat budayanya," kata Dubes Mayerfas

 

Dubes Mayerfas menjelaskan, melalui festival ini, para diaspora yang tersebar di Belanda dapat berkumpul dan menunjukkan potensi yang dimiliki oleh Indonesia.

 

"Mereka yang tinggalnya tersebar di berbagai wilayah di Belanda bisa kumpul bersama, reuni, dan yang lebih penting menjaga kelestarian budaya dan tradisi di antara generasi mudanya," katanya.

 

Dubes Mayerfas juga mengatakan komunitas Indonesia Timur, seperti Maluku, Manado, Nusa Tenggara, dan Papua merupakan kelompok diaspora Indonesia terbesar di Belanda dan merupakan aset yang harus dioptimalkan.

 

"Keterlibatan aktif mereka penting dalam mendukung promosi dan memperkuat citra positif Indonesia," katanya.

 

Festival Indonesia Timur 2023 menghadirkan beragam pertunjukan seni seperti tari-tarian khas Kepulauan Tanimbar oleh grup Lima Diti, ragam tarian dari Maluku oleh Maropi Perowano dan Sanggar Kelompok Bina Budaya Moar - Holland.

 

Ada pula kesenian musik Sasando oleh Amor Frans dan Maureen Dumais, musik tifa oleh Culturegroup Tifa Bunji, pagelaran busana adat Malaka, Belu, Manggarai, Maumere, dan Nagekeo oleh Bintang Timur.

 

Selain itu, festival juga menghadirkan bazaar makanan, minuman, serta produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

04
December

 

VOInews.id-Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengungkapkan tengah menyiapkan tiga startup untuk mendukung para penyandang disabilitas agar bisa memiliki akses untuk mengembangkan diri dan talentanya. Ketiga startup tersebut yakni Silang, Hear Me dan Deep Marketer. "Ada tiga platform aplikasi digital yang akan sangat membantu disabilitas, ini sedang kami inkubasi. Kami carikan juga dukungan pembiayaan," katanya ditemui di Karya Tanpa Batas No One Left Behind di Jakarta.

 

Menurut Teten, penggunaan teknologi, termasuk melalui bantuan aplikasi digital, sangat penting bagi masyarakat disabilitas untuk membantu kehidupannya sehari-hari. Kemenkop UKM memastikan terus membuat inisiatif untuk mendukung percepatan transformasi digital UMKM secara holistik untuk mendukung para disabilitas.

 

Ia percaya kekurangan para penyandang disabilitas akan mampu dipermudah lewat teknologi. "Harapannya selain dukungan buat para disabilitas juga kita pikirkan bagaimana ekosistem dari kewirausahaan atau semangat jiwa kewirausahaan di lingkungan para disabilitas," katanya. Merujuk data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada 2020, jumlah penyandang disabilitas Indonesia mencapai 28,05 juta orang, yang 22 persen di antaranya berada pada kelompok usia produktif.

'

Kendati akses dan keterjangkauan pendidikan bagi penyandang disabilitas terus meningkat, namun hingga 2020 sebanyak 72 persen penyandang disabilitas masih bekerja di sektor informal, berdasarkan Indeks Kesejahteraan Sosial 2020. Kemenkop UKM pun berkolaborasi dengan Yayasan Perempuan Tangguh Indonesia (PTI) yang berkomitmen penuh untuk mendukung inklusi dan pemberdayaan sahabat disabilitas. Yayasan PTI mengembangkan pendekatan pemberdayaan terhadap masyarakat disabilitas dengan membangun ekosistem dan menyiapkan inkubator bagi mereka untuk tumbuh dan berkembang. Organisasi nirlaba itu juga menggandeng berbagai perusahaan besar yang bisa menjadi destinasi magang dan belajar para penyandang disabilitas.

 

"Kami bersama PTI coba berkolaborasi untuk membuat ekosistem usaha bagi para penyandang disabilitas. Dan, saya kira kerja sama ini cukup baik karena dari PTI berhasil juga menggandeng para pebisnis untuk jadi tempat belajar dan magang disabilitas. Termasuk juga menyerap lapangan kerja. Ini pendekatan yang sangat bagus untuk mengajak semua pihak beri ruang dan kesempatan untuk belajar dan disabilitas bisa mengembangkan diri dan talenta," katanya.

 

Antara