13
July

VOInews, Jakarta : Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly akan mengumumkan program baru ASEAN-Inggris senilai hingga 25 juta poundsterling (setara Rp500 miliar) dalam pendanaan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN dan pengentasan kemiskinan.

Mengutip laporan ANTARA, pengumuman program baru itu akan dilakukan saat Cleverly menghadiri pertemuan Menteri Luar Negeri Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Jakarta pada 13-14 Juli, menurut keterangan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Kamis (13/07/2023).

Program baru tersebut akan dilaksanakan dengan melibatkan keahlian Inggris di sektor perdagangan, regulasi, dan layanan keuangan ke kawasan tersebut untuk lima tahun ke depan, kata Kedubes Inggris. Dalam pertemuan Menlu ASEAN-Inggris, Pemerintah Inggris akan berfokus pada kerja sama yang lebih luas dengan para mitra di bidang keamanan, stabilitas dan kemakmuran.

Pada kesempatan itu Cleverly akan menyampaikan dukungan Inggris untuk ASEAN yang kuat dan bersatu sebagai pusat untuk menjaga wilayah Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

“Keamanan dan ekonomi Inggris dan Asia Tenggara terhubung lebih erat daripada sebelumnya. Itulah sebabnya kami meningkatkan hubungan jangka panjang dengan pasar yang dinamis dan berkembang pesat di seluruh kawasan ini, dan menunjukkan dukungan kami untuk ASEAN yang kuat dan bersatu – yang sangat penting bagi kemakmuran dan stabilitas Indo-Pasifik," ujarnya.

Cleverly juga akan menjelaskan bagaimana Inggris memanfaatkan keahlian terbaiknya untuk mendukung kinerja ASEAN, termasuk di bidang pendidikan, kesehatan, dan iklim.

Selain itu, menurut dia, Inggris berkomitmen untuk membuat kawasan Asia Tenggara menjadi lebih aman, mulai dari memimpin respon Dewan Keamanan PBB terhadap krisis di Myanmar, hingga terlibat dengan angkatan laut di seluruh kawasan serta mendanai pelatihan berkualitas tinggi tentang keamanan maritim demi mengamankan jalur-jalur pelayaran yang aman dan terbuka.

Sementara itu Duta Besar Inggris untuk ASEAN Sarah Tiffin mengatakan bahwa partisipasi Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly dalam pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN di Indonesia pekan ini menegaskan kembali komitmen Inggris terhadap hubungan Inggris dengan ASEAN.

"Kami mendukung sentralitas ASEAN, dan visi yang jelas yang tertuang dalam ASEAN Outlook untuk Indo-Pasifik, yang dipimpin oleh Indonesia sebagai Ketua ASEAN. Indo-Pasifik adalah wilayah yang penting bagi dunia, dan Inggris akan menjadi Mitra Dialog yang terpercaya dan berkomitmen untuk ASEAN, bekerja sama untuk menjamin keamanan, stabilitas dan kemakmuran," katanya.

Inggris dan ASEAN bekerja sama untuk mewujudkan 'Rencana Aksi 2022-2026' untuk meningkatkan kehidupan di seluruh kawasan. Program pendidikan untuk anak perempuan, dan perempuan dalam isu keamanan dan perdamaian, telah diluncurkan. Selain program ekonomi yang diumumkan pada Kamis, Inggris tengah menyiapkan tawaran kerja sama dengan ASEAN di bidang iklim hingga kesehatan, keamanan siber, serta kerja sama maritim.

Hal ini menambah fokus kinerja Inggris yang lebih luas di Indo-Pasifik, seperti program Aksi Iklim untuk Ketahanan Asia, yang meningkatkan ketahanan rumah-rumah dan infrastruktur terhadap dampak perubahan iklim, kata Kedubes Inggris. Inggris menjadi Mitra Dialog ASEAN pada Agustus 2021, dan merupakan mitra baru pertama ASEAN dalam 25 tahun.

Rencana Aksi 5 Tahun ASEAN-Inggris disepakati pada 2022, yang menetapkan bagaimana Inggris akan mengimplementasikan Dialog Kemitraannya dan mencakup bidang-bidang prioritas: Kerja sama Politik dan Keamanan, Kerja sama Ekonomi, Kerja sama SosialBudaya, Kerja sama Lintas Pilar dan Penguatan Kelembagaan ASEAN.

13
July

 

 

 

VOINEWS, Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendorong ASEAN dan Selandia Baru memperkuat kerja sama dalam mempertahankan stabilitas Indo-Pasifik, termasuk di dalamnya kawasan Pasifik. Menlu Retno menyampaikan bahwa Selandia Baru merupakan mitra penting ASEAN di kawasan Pasifik.

“Mengetahui negara-negara Pasifik menghadapi banyak tantangan pembangunan termasuk perubahan iklim dan masalah terkait lautan. Sebagai tetangga terdekat mereka, kita harus turun tangan dan memberikan dukungan. Kemitraan kita harus menghasilkan kerja sama yang konkrit sejalan dengan AOIP,” kata Menlu Retno dalam pertemuan ASEAN-New Zealand Post Ministerial Meeting, di sela Pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri ASEAN ke-56, di Jakarta, Kamis (13/7).

Dalam pertemuan itu, Menlu Retno menyampaikan apresiasi dan menyambut baik  penandatanganan amandemen ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA). Selain itu dirinya juga mengakui peran penting Selandia Baru sebagai penghubung ASEAN di kawasan Pasifik.

Terkait stabilitas di Pasifik, Menlu Retno menyampaikan bahwa stabilitas kawasan Pasifik merupakan bagian integral dengan stabilitas di Indo-Pasifik. Untuk itu, ASEAN dan Selandia Baru harus memperkuat kerja sama untuk merawat strategic trust di kawasan dan menjunjung hukum internasional, termasuk prinsip kedaulatan dan integritas teritorial.

“Kami berharap Selandia Baru terus mendukung sentralitas ASEAN dalam membentuk tatanan kawasan dan mempromosikan kolaborasi di Pasifik,” ujar Menlu Retno.

Menlu Retno juga mengharapkan peran Selandia Baru dalam menjembatani kerja sama ASEAN di Pasifik, termasuk mengenai rencana kerja sama antar sekretariat antara ASEAN dan Pacific Island Forum (PIF).

Dalam pertemuan ini, negara-negara ASEAN mendorong penguatan kerja sama di bidang ekonomi, maritim dan kelautan, pemenuhan komitmen terhadap Paris Agreement, kerja sama kontra terorisme, dan penanggulangan perdagangan manusia. Negara-negara ASEAN juga harapkan Selandia Baru mendukung posisi bersama ASEAN terkait Laut Tiongkok Selatan.

13
July

 

 

 

 

VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menekankan pentingnya memperkuat kerja sama ketahanan pangan antara negara-negara ASEAN dengan India. Menurutnya pertumbuhan populasi ASEAN dan India sangat bergantung pada ketahanan pangan. 

“Oleh karena itu kita harus mendorong investasi untuk memastikan ketersediaan, akses dan keterjangkauan pangan pada saat krisis,” katanya dalam pembukaan Post Ministerial Meeting (PMC) ASEAN dengan India, di Jakarta, Kamis (13/7).

Menurut Retno, mengatakan kerja sama ASEAN-India harus berfokus pada pembentukan rantai pasok pangan yang berkelanjutan melalui perdagangan tanpa hambatan, dialog, dan kebijakan pemerintah yang transparan.

“Kami juga mendorong kolaborasi jangka panjang dalam teknologi pertanian dan sistem penelitian untuk meningkatkan produksi pangan local sekaligus menguntungkan petani skala kecil,” kata Retno.

Hal lain yang juga ditekankan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi adalah menciptakan perdamaian dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik.

“Kami menghargai dukungan berkelanjutan India terhadap ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) dan saya mengundang India untuk ambil bagian dalam Forum Indo-Pasifik ASEAN, sebuah jalan bagi dialog publik-swasta untuk menghasilkan kerja sama yang nyata,” katanya.

Menlu Retno mengatakan seluruh pihak memiliki tanggung jawab untuk memelihara perdamaian dan keamanan di Indo-Pasifik. Menurutnya, India dan ASEAN dapat menjadi bagian dari upaya ini termasuk dari kelompok kerja sama mini-lateral.

“Dengan latar belakang ini, ASEAN akan melibatkan Asosiasi Lingkar Samudera Hindia (IORA) dan Forum Kepulauan Pasifik (PIF) dalam East Asia Summit (EAS) untuk membangun arsitektur regional yang lebih inklusif,” katanya. 

13
July

 

VOinews.id- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD memotivasi para pengurus pesantren harus dapat menjadikan para santri sebagai seorang sarjana bahkan dokter. Mahfud mengatakan pemerintah mendukung kemajuan pesantren dan pendidikan Islam, salah satunya melalui Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren. "Untuk itu, pesantren harus bisa melahirkan sarjana hukum, sarjana ekonomi, sarjana teknik, dan dokter yang hebat-hebat.

Pesantren tidak boleh melahirkan teroris. Jangan konfrontatif terhadap negara karena menganggap pemerintah bukan Islam," kata Mahfud MD menyampaikan isi pidato kuncinya dalam Halaqoh Ulama Nasional Rabithah Maahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, sebagaimana diunggah dalam akun Instagram resminya @mohmahfudmd.

Dalam acara itu, Mahfud meminta pesantren dan para santri untuk tidak menjauh dari pemerintah karena mereka merupakan bagian dari warga negara yang harus bersama-sama memajukan bangsa. "Saya mengajak pesantren untuk tidak menjauhkan diri dari pemerintah karena pesantren dan santri adalah bagian dari pemerintah. Mari menjadi warga dari sebuah negara yang inklusif dan kosmopolit, bersatu dalam keberbedaan, dan bersama-bersama memajukan bangsa dan negara ini," katanya.

 

antara