Kedutaan Besar Republik Azerbaijan untuk Indonesia, pada hari Selasa (1/5) merayakan 100 tahun kemerdekaan Negara Republik Azerbaijan di Jakarta. Duta Besar Republik Azerbaijan untuk Indonesia, Tamerlan Garayev, pada saat memberi sambutan di Jakarta, Rabu (2/5) mengatakan, selain merayakan 100 tahun kemerdekaan, di tahun yang sama Republik Azerbaijan juga merayakan 100 tahun parlemen, 100 tahun hak pilih untuk perempuan, dan 100 tahun angkatan bersenjata.
“ Azerbaijan merupakan republik pertama yang memberikan hak suara penuh kepada perempuan. 100 tahun yang lalu, Parlemen kami, Mili Mejlis, sudah memiliki anggota parlemen perempuan. Republik Demokrasi Azerbaijan dalam sejarahnya banyak menjadi yang pertama. Tahun ini kami juga merayakan 100 tahun Parlemen kami, 100 tahun hak pilih perempuan, 100 tahun angkatan bersenjata kami “.
Duta Besar Tamerlan Garayev menambahkan, tahun ini Republik Azerbaijan juga turut merayakan 10 tahun Proses Baku, platform luas untuk dialog antar budaya yang dimulai pada tahun 2008 oleh Azerbaijan dengan Aliansi Peradaban Perserikatan Bangsa-Bangsa. Beberapa program yang dicapai dari Proses Baku ialah pada tahun 2015, Eropean Games Pertama diadakan di Baku, tahun 2017 diselenggarakan Islamic Solidarity Games yang ke empat, dan Formula One Azerbaijan Grand Prix yang baru saja selesai beberapa hari yang lalu. Egi
Hakim Mahkamah Agung Pakistan, Justice Muhammad Ghazali, di Bogor, Jawa Barat, Rabu (2/5) mengatakan, dirinya optimistis Indonesia akan berkembang menjadi Negara maju di masa mendatang. Hal itu, menurutnya, didasarkan bukan hanya pada kekayaan sumber daya alam yang Indonesia miliki, namun juga pada kemampuan bangsa Indonesia untuk menciptakan persatuan di tengah keberagaman. Justice Muhammad Ghazali menyebut Indonesia sebagai penggagas Forum Konsultasi Ulama dan Cendikiawan Muslim Sedunia, Indonesia mampu menunjukkan kepada dunia bentuk Islam yang sesungguhnya, sebagai agama yang mampu menengahi segala perbedaan.
“Oleh karena itu, saya melihat masa depan yang hebat untuk bangsa ini, bukan hanya karena sumber daya ekonomi dan materi, tapi karena kemampuannya untuk menyerap berbagai perbedaan pandangan untuk menciptakan persatuan dari keberagaman. Menggabungkan berbagai bagian menjadi satu agenda nasional. Dengan adanya inisiatif dari negeri ini untuk dunia muslim, apapun yang kita diskusikan tentang Wasathiyyah, telah lebih menjelaskan lagi pandangan kita tentang bagaimana menghadirkan Islam pada masa sekarang. Dan saya harap upaya ini akan berlanjut dan kelanjutannya akan memberikan hasil yang bermanfaat insyaallah.”
Lebih lanjut Justice Muhammad Ghazali mengatakan, bangsa Indonesia memiliki modal alami yang menghasilkan inisiatif penyelenggaraan Forum Konsultasi Tingkat Tinggi Ulama dan Cendikiawan Muslim Sedunia. Menurutnya, modal tersebut terletak pada kekayaan budaya dan sejarah yang telah membentuk masyarakat Indonesia menjadi bangsa yang besar. Bangsa Indonesia jika dibandingkan dengan bangsa lain, telah memimpin dengan modal yang lengkap dan kualifikasi yang alami untuk melawan tantangan yang datang. (ndy)
Ketua Komunitas Agama Islam Italia, Yahya Sergio Yahe Pallavicini, menyampaikan pentingnya penyelenggaraan Forum Konsultasi Tingkat Tinggi Ulama dan Cendikiawan Muslim Sedunia di Bogor, Jawa Barat. Di sela-sela penyelenggaraan forum tersebut, Rabu (2/5), Yahya mengatakan, metodologi konsultasi yang ditawarkan Indonesia menjadi sarana untuk berbagi pengalaman terbaik antar ulama dari seluruh dunia tentang upaya beradaptasi di tengah perbedaan yang ada di dunia.
“Datang dari Eropa kesan Konsultasi tentang wasathiyyah sangat penting. Karena ada metodologi, konsultasi. Untuk mengundang cendekiawan dari seluruh dunia, cendikiawan muslim, untuk berbagi dengan cendekiawan Indonesia contoh metode terbaik di Indonesia, dan untuk berbagi pengalaman ini bagaimana beradaptasi di berbagai wilayah dunia. Konsultasi adalah metodologi tradisional dan Indonesia telah meluncurkan tanggung jawab besar ini untuk berbagi melalui kesempatan ini. Jadi saya pikir ini adalah proses yang sangat penting. Saya juga telah berbagi dengan Prof Din Syamsuddin di mana dialog antar agama dapat menjadi salah satu cara yang dapat ditingkatkan untuk menghadapi berbagai tantangan.”
Lebih lanjut Yahya Sergio Yahe Pallavicini mengatakan, dirinya berharap bahwa pertemuan ulama dan cendikiawan muslim ini dapat dilanjutkan di masa mendatang. Hal ini dimaksudkan untuk dapat membangun jejaring yang lebih luas antar sesama umat Islam sekaligus menanamkan konsep Wasathiyyah kepada generasi muda. Dirinya tidak menutup kemungkinan bahwa konsep Islam jalan tengah akan dapat ditularkan bukan hanya kepada seluruh umat Islam di dunia, namun juga kepada masyarakat di luar Islam untuk membangun kerja sama yang lebih baik.(ndy)
Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae In dijadwalkan akan kembali mengadakan pertemuan bilateral di tahun 2018. Rencananya pertemuan tersebut akan membahas kelanjutan upaya perdamaian di Semenanjung Korea yang sebelumnya telah dilakukan melalui Konferensi Tingkat-Tinggi Inter-Korea yang menghasilkan Deklarasi Panmunjom atau deklarasi awal perdamaian antara Korea Utara dan Korea Selatan. Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi mengatakan, salah satu pembahasan yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut adalah penghentian propaganda permusuhan antara kedua Negara. Pertemuan tersebut, menurutnya, dapat dengan mudah dilakukan karena saat ini pimpinan tertinggi Korea Utara dan Presiden Korea Selatan telah memiliki akses komunikasi langsung. Informasi tersebut didapatkan oleh Retno Marsudi setelah mengadakan pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Korea Selatan Lim Sung-nam di Jakarta, Rabu (2 Mei).
“ Pada akhir tahun ini diharapkan akan ada pertemuan, akan ada deklarasi yang menyebutkan mengenai masalah penghentian hostilities di Semenanjung Korea. Nah selain itu, tadi disebutkan juga hotline antara dua leaders juga udah established, sudah ada. Sehingga kapanpun diperlukan, kedua leaders dapat melakukan komunikasi secara lebih cepat dan ada rencana kunjungan Presiden Moon ke Pyongyang dalam tahun ini “.
Menteri Retno Marsudi menambahkan, Korea Utara dan Korea Selatan sepakat akan melaksanakan proses membangun kepercayaan antara satu sama lain, demi menghentikan seluruh konflik, mencapai cita-cita perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea. Lim Sung-nam mengatakan, salah satu rangkaian proses itu adalah agenda pertemuan military to military antara kedua negara, yang akan dilakukan pada pertengahan Mei ini. (Rezha)