Kementerian Perindustrian RI dan lembaga riset terkemuka dari Jerman, The Fraunhofer Institute for Production Systems and Design Technology IPK akan melakukan kerja sama dalam upaya peningkatan kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) di Indonesia. Terdapat empat poin yang disepakati sebagai program kolaborasi untuk menghadapi revolusi industri generasi keempat.Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto melalui keterangannya di Jakarta, Sabtu berharap, adanya langkah sinergi ini mampu meningkatkan inovasi, efisiensi, produktivitas yang berkualitas, dan menciptakan pekerjaan baru bagi sektor manufaktur yang akan menuju industri 4.0.
Ia menyebutkan, keempat komitmen yang akan dikerjakan bersama antara Kementerian Perindustrian dengan Fraunhofer IPK adalah membuat rencana aksi secara detail untuk implementasi Making Indonesia 4.0.Kedua, melakukan pendekatan manajemen baru untuk merevitalisasi beberapa pusat litbang di Indonesia terutama balai-balai yang dimiliki Kemenperin.Ketiga, mengembangkan program vokasi yang link and match antara Kemenperin dengan politeknik dan industri. Dan, keempat, menyusun kebijakan dalam membuat pusat inovasi untuk pengembangan sektor industri kecil dan menengah agar siap memasuki era revolusi industri 4.0. Menurut Airlangga hal ini juga mampu meningkatkan daya saing manufaktur nasional termasuk industri kecil menengah di kancah global.antara
Kalangan pelaku usaha Republik Indonesia diharapkan jangan sampai ketinggalan dengan negara-negara ASEAN lainnya untuk menggarap pasar Laos yang terletak di jantung kawasan Indochina.Kepala Fungsi Ekonomi KBRI Laos, Wishnu Krisnamurthi setelah pembukaan Pameran Usaha Kecil Menengah- UKM di Vientiane Center, Laos, Sabtu mengatakan, kawasan Indochina telah diam-diam terus menggeliat dengan bentuk kerja sama CLMVT, yang merupakan akronim dari negara-negara Kamboja, Laos, Myanmar, Vietnam dan Thailand.
Ia juga mengingatkan bahwa sejumlah negara ASEAN lainnya dinilai telah lebih aktif untuk menggarap perekonomian Laos, seperti Singapura di bidang pendidikan-vokasional dan juga negeri jiran Malaysia.Menurut dia, sebenarnya produk dari Indonesia seperti sejumlah produk makanan banyak yang ada di Laos, tetapi produk-produk itu merupakan hasil ekspor ke Thailand yang kemudian diimpor oleh Laos.Karena itu ia mengajak tidak hanya pengusaha tetapi juga berbagai pihak pemerintahan daerah di Indonesia untuk datang dan berinvestasi di Laos. antara
Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya dilakukan langkah terobosan untun dapat menjalin kerjasama yang konkrit dengan negara-negara di kawasan pasifik selatan. Dalam Rapat Kabinet Terbatas, Jumat di Kantor Presiden Jakarta, Presiden mengatakan dirinya optimis negara-negara di kawasan Pasifik Selatan akan membuka diri untuk menjalin hubungan kerjasama yang saling menguntungkan dengan Indonesia. Indonesia, menurut Presiden, harus dapat memanfaatkan keuntungan geografis yang dihimpit dan berdekatan dengan dua benua dan dua samudera.
“Untuk negara-negara di kawasan samudera pasifik kita perlu terobosan untuk menggalang kerjasama yang lebih konkrit terutama kerjasama dengan negara-negara di kawasan pasifik selatan yang secara geografis dekat dengan negara kita. Saya yakin negara-negara di kawasan pasifik selatan seperti Naoru, Vanuatu, Tufalu, Fiji, PNG, Salomon Island, Samoa, Tonga, sangat terbuka untuk kerjasama dengan negara kita dalam berbagai bidang,” kata Presiden Joko Widodo.
Lebih lanjut, Presiden menyampaikan Indonesia memiliki potensi untuk membangun hubungan kerjasama dengan negara-negara di kawasan Pasifik Selatan. Dirinya menyebut ruang kerjasama tersebut mencakup bidang kebudayaan, pendidikan, ekonomi, investasi, dan perdagangan. Selain itu dirinya pun mendorong agar Indonesia juga dapat mengembangkan pangsa pasar ke negara-negara non-tradisional termasuk negara-negara di kawasan Pasifik Selatan. (VOI/Ndy/RN)
Ancaman siber semakin mengkhawatirkan bagi ketahanan Indonesia. Untuk mengantisipasi serangan siber, Kementerian Pertahanan RI mengirim tim ke luar negeri untuk mempelajari berbagai macam penanganan kejahatan siber.
“Saya juga sedang mengirimkan 10 orang ke luar negeri untuk belajar lagi. Cuma yang paling bagus saya suruh belajar di Eropa, pasti terlatih. Kalau di Kementerian Pertahanan pasti saya ambil yang S1 dan S2 berlatih Bela Negara, dia ahli Informasi Teknologi. Alhamdulillah untuk sementara mudah-mudahan selanjutnya siber Kementerian Pertahanan ini terbaik se- Asia Tenggara,”Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu mengatakan kepada media usai memberikan pengarahan kepada personil Komando Pasukan Khusus -Kopassus TNI Angkatan Darat di Markas Kopassus Jakarta, Jumat (4/5).
Menteri Ryamizard Ryacudu juga mengatakan, Kementerian Pertahanan berencana melakukan perekrutan kembali personil tim terbaik untuk dikirim ke luar negeri belajar mengenai segala permasalahan penanganan siber. (VOI/Ahmad Faisal/NRL)