Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta Rudang Cecilia Pinem selama satu hari berkesempatan untuk mendampingi Duta Besar (Dubes) Denmark untuk Indonesia, Rasmus Abildgaard Kristensen menjalankan tugasnya melalui kegiatan Ambassador One Day. Kesempatan tersebut diraih oleh Cecilia melalui kompetisi essay bertema anti korupsi yang digelar oleh Kedutaan Besar Denmark untuk Indonesia. Tulisan Cecilia mengenai potensi kerjasama Indonesia dan Denmark dalam pemberantasan korupsi berhasil menggungguli lebih dari 500 essay lain karya mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Kepada awak media pada Selasa, (8/5) di Jakarta, Cecilia mengatakan tulisannya memberikan perbandingan bagaimana upaya pemberantasan korupsi di Indonesia dan Denmark yang telah dilakukan selama ini.
‘’Jadi dari essaynya sendiri itu temanya adalah bagaimana orang – orang dan budaya Indonesia bisa berkontribusi melawan korupsi dengan influensi dari Denmark. Jadi, menurut aku sendiri temanya sangat menarik, karena itu aku mau masuk. Karena di dalam essay ini aku bisa compare antara Indonesia dan Denmark. Menurut aku comparison itu bukan hal yang harus ditakuti atau tidak boleh. Karena comparison itu baik buat kita as a state. Jadi kita bisa tahu bagaimana perkembangan kita dibanding dengan negara – negara lain. Jadi kita bisa tahu siasat kita untuk kedepannya, untuk berkembang’’.
Cecilia juga berharap, keikutsertaannya dalam Ambassador One Day kali ini membuat kaum muda Indonesia terdorong untuk banyak terlibat dalam kegiatan yang melibatkan pihak luar. Karena melalui kegiatan tersebut kaum muda Indonesia dapat belajar banyak mengenai diplomasi dan politik internasional. Kegiatan Ambassador One Day yang digelar oleh Kedutaan Besar Denmark bekerjasama dengan the Habibie Center kali ini merupakan kali kelima sejak pertama kali digelar pada tahun 2013. Selain berkesempatan mendampingi Dubes Kristensen dalam menjalankan tugasnya, Cecilia melakukan perjalanan studi ke Copenhagen, Denmark selama satu pekan pada musim gugur mendatang. Di Copenhagen, Cecilia akan bertemu dengan pejabat Kementerian Luar Negeri Denmark, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Copenhagen, dan institusi terkait lainnya termasuk organisasi pemuda untuk mempererat hubungan bilateral Denmark dan Indonesia. (voi/Rezha)
Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur memiliki potensi wisata unik. Potensi wisata ini menjadi bagian dari tiga wilayah pengembangan pariwisata atau yang disebut dengan Three Angel Line Tourism. Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur dalam acara Launching Festival tiga gunung Lembata pada Senin (7/5) di Kementerian Pariwisata, Jakarta.
‘’RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah-red) kabupaten Lembata yaitu RPJMD tahun 2017-2022 menempatkan pariwisata sebagai sektor utama dengan dua pilar pembangunan kepariwisataan yaitu pembangunan pariwisata dan pengembangan pariwisata dengan portofolio pada produk pariwisata yang berkonsep tiga A (Atraksi, Amenitas dan Aksesibiltas) yang terbagi menjadi tiga wilayah pengembangan yang disebut sebagai three angel line tourism yang integrated, yang berfokus pada peningkatan pasar dan promosi pengembangan destinasi serta industrialisasi dan investasi.
Dalam acara launching festival 3 gunung Lembata tersebut, pemerintah Kabupaten Lembata juga turut meluncurkan Calendar Event Lembata yang dapat menjadi acuan wisatawan domestik dan Mancanegara untuk mengunjungi Lembata di waktu yang tepat. Tahun ini, 19 rangkaian acara Festival 3 Gunung, untuk pertama kalinya diselenggarakan di Lembata, mulai 22 hingga 29 September 2018. Mayoritas lokasi acara bertempat di tiga gunung Lembata. Ada Festival Payung Lembata, Festival Paralayang International, Pesta Kacang Ile Ape, Lamalera Whale Catching Adventure, Visite To Barter And Night Market, Volcano Foot Ball Exhibition, NTT Fashion Carnaval 2018, dan masih banyak lagi. (voi/nuke)
Duta Besar Indonesia di Malaysia, Rusdi Kirana menghimbau Warga Negara Indonesia WNI untuk beraktifitas seperti biasa pada pelaksanaan Pemilu Malaysia, 9 Mei 2018. WNI diharapkan tidak terpengaruh ancaman dari pihak tertentu yang saat ini ramai beredar melalui media sosial. Rusdi Kirana kepada media di Kuala Lumpur Selasa menghimbau WNI yang akan ke Malaysia maupun saat ini berada di Malaysia untuk tidak terpengaruh dengan adanya informasi yang berisikan ancaman bagi warga negara asing yang berada di Malaysia.
‘’Yang kami lihat semua normal, tidak ada perubahan apapun seperti hari-hari lalu. Tidak ada hal-hal yang harus dikhawatirkan. Silahkan datang (ke Malaysia-red). Ini pesta demokrasi, semua berjalan dengan baik. Kalau memang ada urusannya, ada kepentingannya, atau mau jalan-jalan, tamasya atau ada usaha, kunjungan keluarga, silahkan datang kemari. Tak ada hal yang harus dikhawatirkan. Normal saja. Jalankan aktifitas seperti biasa. Itu hanya berita-berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Kami melihat semua normal’’.
Sebelumnya beredar luas melalui pesan singkat maupun aplikasi whatsApp yang mengintimidasi WNA tertentu untuk tidak keluar rumah dan menggangu pelaksanaan Pemilu Malaysia. (voi/oky)
8 Mei diperingati sebagai Hari Thalassemia Sedunia. Tema peringatan Hari Thalassemia Sedunia tahun 2018 adalah “Bersama untuk masa depan yang lebih baik”. Sekretraris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Asjikin Iman Hidayat Dachlan, MHA menjelaskan penyakit Thalassemia belum bisa disembuhkan tetapi dapat dicegah dengan mencegah pernikahan sesama pembawa sifat Thalassemia. Oleh karena itu, deteksi dini melalui skrining sangat penting untuk mengetahui status seseorang apakah dia pembawa sifat thalassemia atau tidak. Dalam Konferensi Pers yang diselenggarakan di jakarta Senin, 7 Mei 2018, ia mengatakan, Kementerian Kesehatan akan bentuk Peraturan menteri kesehatan atau Permenkes untuk meningkatkan kesadaran dan meningkatkan kegiatan skrining thalassemia.
‘’Merupakan salah satu program yang penting dan dapat memutus rantai penurunan. Artinya ketika kita melakukan skrining dengan sebaik-baiknya maka kita bisa menemukan, oh ini pembawa sifat. Sehingga diupayakan tidak bertemu lagi dengan pembawa sifat. Maka makin lama makin habis. Nah karena pentingnya hal tersebut di kemenkes sedang menyusun program-program. Di luar negeri itu kan sudah menjadi keharusan. Maka ini akan kita turunkan dalam permenkes (peraturan menteri kesehatan) kebijakan’’.
Asjikin Iman Hidayat Dachlan, lebih lanjut menjelaskan, dalam rangkaian Hari Thalassemia Sedunia 2018, Kementerian Kesehatan telah menyelenggarakan Sosialisasi dan Skrining Thalassemia pada Anak Sekolah di Pandeglang dan Garut dengan total murid yang diskrining sebanyak 240 orang dan akan melakukan Sosialisasi dan Skrining Thalassemia pada Anak Sekolah di Jakarta Barat pada bulan Mei. Dalam kesempatan yang sama, Dr. dr. Pustika Amalia Wahidiyat, Sp.A(K), dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo mengatakan, Indonesia masuk dalam negara dengan ikat pinggang thalassemia. Menurutnya, masyarakat yang ada dalam ikat pinggang thalassemia harus melakukan skrining. Menurut Riset kesehatan dasar tahun 2007, 8 provinsi dengan prevalensi lebih tinggi dari prevalensi nasional, antara lain Provinsi Aceh, DKI Jakara, Sumatera Selatan, Gorontalo, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, Maluku, dan Papua Barat. Sekar