21
January
Kabar baik akhirnya diterima Indonesia Jumat malam (19/01/2018), dimana 2 warga negaranya masing-masing bernama La Utu dan La Hadi, merupakan nelayan asal Wakatobi yang sebelumnya diculik oleh kelompok Abu Sayyaf di perairan Kertam, Sabah, Malaysia, 5 November 2016 dan kemudian dibawa ke perairan Sulu, Filipina Selatan, akhirnya dibebaskan. Saat ini keduanya berada di kota Zamboanga untuk menjalani pemeriksaan kesehatan, sebelum dipulangkan ke tanah air. Direktur perlindungan WNI dan bantuan hukum Indonesia Kementerian luar negeri RI, Lalu Muhammad Iqbal, ketika diwawancarai Radio Republik Indonesia Sabtu (20/02/2018) mengatakan, pihaknya memastikan dalam proses pembebasan kedua nelayan tersebut, tidak disertai dengan pembayaran tebusan kepada pihak penyandera. “Pemerintah tidak pernah melakukan negosiasi dengan penyandera, karena itu sama saja dengan melakukan negosiasi dengan pelaku kriminal. Jadi, kita kedepankan peran keluarga tapi kita dampingi penuh keluarga,” Muhammad Iqbal menambahkan, pembebasan kedua nelayan yang dibawa ke perairan Sulu, Filipina Selatan, itu merupakan hasil negosiasi intensif pihak keluarga dengan penyandera yang berjalan hampir 1,2 tahun. Sementara, kondisi kesehatan La Utu dan La Hadi saat pembebasan dari kelompok Abu Sayyaf dinyatakan dalam kondisi baik. Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, saat ini selain pemeriksaan kesehatan, proses bagi penyembuhan trauma juga difokuskan bagi La Utu dan La Hadi, sebelum nantinya diputuskan dapat dipulangkan ke tanah air. Disisi lain Iqbal menyatakan, pemerintah Indonesia saat ini juga masih bekerja keras bagi upaya pembebasan 3 WNI lainnya, yang diculik oleh kelompok penyandera berbeda di perairan Kepulauan Taganak, Sabah, Malaysia, pada 18 Januari 2017 dan saat ini disandera di perairan Sulu, Filipina Selatan. Retno-Mar
21
January
Presiden Joko Widodo terus berupaya meningkatkan daya saing negara dengan membangun infrastruktur yang merata di seluruh Tanah Air. Salah satunya adalah jalan tol trans Sumatra ruas Bakauheni-Terbanggi Besar, yang akan diresmikan Kepala Negara dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Lampung, hari ini, Minggu, 21 Januari 2018. Sekira pukul 07.25 WIB, Presiden beserta rombongan bertolak menuju Provinsi Lampung dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 melalui Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta. Kemudian Presiden akan berganti pesawat dengan Helikopter Super Puma TNI AU untuk menuju Kabupaten Lampung Selatan. Di sana, Presiden akan meresmikan jalan tol trans Sumatra ruas Bakauheni-Terbanggi Besar paket 1 (Bakauheni-Sidomulyo) dan paket 2 (Lematang-Kotabaru). Selain itu, Presiden juga akan menyerahkan sertifikat hak atas tanah untuk rakyat serta meninjau program padat karya tunai yang telah berjalan di Provinsi Lampung. Peresmian Program Korporatisasi Pertanian akan menjadi penutup rangkaian kegiatan kunjungan kerja Presiden ke Provinsi Lampung kali ini. Petang harinya, Presiden beserta rombongan dijadwalkan menuju Provinsi Sumatera Selatan untuk bermalam sekaligus melanjutkan kegiatan kunjungan kerja keesokan harinya. Turut menyertai Presiden dalam penerbangan menuju Provinsi Lampung adalah Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Staf Khusus Presiden Sukardi Rinakit, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI Trisno Hendradi dan Komandan Paspampres Mayjen TNI (Mar) Suhartono. Andy
21
January
Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla mengapresiasi hubungan yang baik bersama Jepang selama 60 tahun. Wapres JK menilai Jepang sebagai salah satu negara yang besar dan mitra dagang utama untuk Indonesia. Wapres JK dalam sambutannya saat peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Jepang dan Indonesia, Sabtu (20/01/2018) mengatakan, saat ini jepang adalah investor nomor 2 terbesar di Indonesia. Serta salah satu mitra dagang utama. Telah ada sekitar 1800 perusahaan berinventasi di Indonesia dan telah berkontribusi dalam mendorong peningkatan daya saing dan memajukan perekonomian Indonesia. Dikatakannya, dari sisi politis kedua negara juga memiliki kerjasama yang solid. Kesepakatan dan kemitraan strategis untuk masa depan yang damai dan sejahtera." tambah Wapres JK di Hotel Indonesia Kempinski, Thamrin, Jakarta Pusat. Hal senada juga diungkapkan Utusan Khusus Perdana Menteri Abe, Y.M Toshihiro Nikai yang menyambut senang dan bangga atas hubungan erat kedua negara ini yang mencapai 60 tahun. Kedepan hubungan ini harus lebih dimaksimalkan dari hati ke hati. Abe, Y.M Toshihiro Nikai mengatakan, "Saya ingin kerja bersama,maju bersama dengan Indonesia,agar Jepang dan Indonesia tetap menjadi sahabat dari hati-ke hati dan bisa meuwujudkan kemakmuran serta, masa depan yang cerah bagi kedua negara." ungkap mantan Menteri Ekonomi Jepang Toshihiro Nikai dengan berbahasa Jepang yang dibantu dengan penerjemah, dihadapan para tamu undangan. JK yang menggunakan kemeja abu-abu datang ditemani istri tercinta, Mufidah Kalla dan Utusan Khusus Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, yakni mantan Menteri Ekonomi Jepang Toshihiro Nikai. Dalam acara tersebut sempat diputar video 60 tahun hubungan diplomatik Jepang dan Indonesia. Selain itu, diluncurkan perangko peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Jepang. Turut hadir dalam kesempatan ini Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignatius Jonan, Menteri Perhubungan Budi Karya, dan Utusan Khusus RI untuk Jepang Rachmat Gobel. Ant
20
January

(Antara Foto)

VOI BERITA Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis akan mengunjungi Indonesia pada 22 dan 23 Januari ini. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, di Jakarta, Jumat (19/1) mengatakan, tujuan utama kunjungan tersebut  untuk meningkatkan kerja sama pertahanan kedua negara, dan memang sudah ada kerangkanya. Seperti dikutip Antara, Arrmanatha menyebutkan beberapa isu terkait pertahanan kedua negara yang akan dibahas Menteri Pertahanan  Amerika  selama kunjungannya di Indonesia, antara lain modernisasi alat utama sistem persenjataan dan kerja sama dalam memerangi terorisme.Selain itu, pemerintah Amerika  dan Indonesia juga akan membahas upaya untuk memperkuat kerja sama dalam konteks Indo-Pasifik, yakni untuk menciptakan kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera.ant.