Akbar

Akbar

10
November

 

VOinews.id- Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Kamis menegaskan “tidak ada kemungkinan” gencatan senjata di Jalur Gaza. "Tidak ada. Tak mungkin," kata Biden menanggapi pertanyaan seputar rencana gencatan senjata saat meninggalkan Gedung Putih menuju Negara Bagian Illinois. Ketika ditanya apakah dia memiliki informasi terkini mengenai pembebasan sandera, Biden mengaku "masih optimis". “Kami tidak akan berhenti sampai kami membebaskan mereka,” kata Biden ketika ditanya pesan untuk keluarga sandera.

 

Pernyataan Biden disampaikan beberapa jam setelah juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengumumkan Israel setuju memberlakukan jeda kemanusiaan selama empat jam setiap hari di bagian utara kantong Palestina yang dikepung itu. Jeda kemanusiaan itu akan membuat bantuan kemanusiaan bisa masuk ke wilayah tersebut sekaligus membuat warga Palestina bisa keluar dari bahaya, kata Kirby. Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, lebih dari 10.000 warga sipil, termasuk 4.400 lebih anak, terbunuh akibat serangan udara dan darat Israel di Jalur Gaza sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober. Sementara itu, hampir 1.600 orang Israel tewas dalam konflik tersebut.

 

Antara

10
November

 

VOinews.id- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menghadiri pertemuan para pemimpin transportasi se-ASEAN yang diselenggarakan di Luang Prabang, Laos pada 9-10 November 2023. Pertemuan tersebut menyepakati komitmen ASEAN untuk memprioritaskan pembangunan transportasi yang berkelanjutan guna mengatasi permasalahan lingkungan seperti, perubahan iklim dan pemanasan global. "Kami banyak membicarakan tentang transisi energi, ekosistem kendaraan listrik, digitalisasi, dan keberlanjutan.

 

Topik-topik yang aktual yang menjadi dasar pemikiran dari kegiatan membangun konektivitas," kata Menhub di Laos, Kamis (9/11) sebagaimana keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat. Sejumlah pertemuan yang dihadiri Menhub dalam dua hari kunjungan ke Laos, yaitu pertemuan tingkat pejabat senior transportasi atau 55th ASEAN Senior Transport Officials Meeting and Associated Meetings (STOM), dan pertemuan tingkat menteri se-ASEAN atau 29th ASEAN Transport Ministers Meeting and Associated Meetings (ATM). Pertemuan itu diikuti para menteri transportasi dan pejabat senior transportasi negara anggota ASEAN dan delegasi dari mitra wicara ASEAN, yakni China, Jepang, Korea Selatan, dan Uni Eropa. Menhub menyampaikan terima kasih atas dukungan dari semua negara anggota ASEAN karena telah sepakat untuk meningkatkan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV), misalnya stasiun pengisian daya untuk kendaraan listrik di ASEAN.

 

"Transportasi berkelanjutan merupakan salah satu priority economic deliverables (PED) dari sektor transportasi dalam Kemitraan Indonesia di ASEAN 2023," ucap Menhub. Ia mengungkapkan negara ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan memiliki semangat yang sama untuk memperkuat konektivitas regional di kawasan ASEAN maupun dengan dunia internasional. "Negara-negara di ASEAN sangat kompak untuk terus meningkatkan konektivitas baik di darat, laut maupun udara. Kami membahas detil bersama negara ASEAN dan mitra wicara, yaitu Jepang, China, Republik Korea, dan Uni Eropa mengenai hal-hal yang sudah dirintis bersama dan inisiatif program kedepannya," tuturnya.

 

Lebih lanjut, Menhub juga menjelaskan Indonesia secara konsisten terus aktif mengikuti pertemuan tingkat ASEAN untuk menyuarakan dan menginisiasi berbagai program, termasuk di sektor transportasi. "Insya Allah program-program yang sudah diinisiasi dapat bermanfaat untuk memajukan kawasan ASEAN," katanya. Pertemuan tersebut juga menyepakati beberapa kebijakan dalam sektor transportasi baik udara, darat, laut maupun perkeretaapian, di antaranya pembahasan dan pengesahan ASEAN Air Navigation Service Masterplan 3rd Edition, ASEAN sustainable aviation action plan, pedoman mengenai smart port dan memperkuat rekomendasi untuk mempersiapkan jika terjadi krisis terkait pengoperasian terminal pelabuhan serta pertukaran awak kapal serta repatriasi di masa depan.

 

Antara

10
November

 

VOinews.id- Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menyampaikan posisi Indonesia atas situasi terkini di Jalur Gaza, ketika bertemu Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Washington DC pada 13 November mendatang. “Presiden Jokowi akan menyampaikan posisi Indonesia mengenai situasi di Gaza kepada Presiden Joe Biden,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Lalu Muhamad Iqbal melalui pesan singkat pada Kamis. Pertemuan bilateral Jokowi-Biden akan berlangsung setelah KTT luar biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Riyadh pada 11-12 November 2023, untuk merespons konflik antara Israel dan kelompok Hamas Palestina di Gaza beserta dampak kemanusiaan yang ditimbulkan.

 

Menurut Iqbal, KTT tersebut akan difokuskan untuk membahas perkembangan terakhir situasi di Gaza dan mengonsolidasikan upaya bersama negara-negara OKI untuk menghentikan kekejaman Israel di Gaza saat ini. “Karena pertemuan bilateral tersebut berlangsung persis setelah KTT OKI, dipastikan Presiden Jokowi juga akan menyampaikan hasil-hasil KTT tersebut kepada Presiden Joe Biden,” ujar dia. AS merupakan sekutu dan pendukung Israel, sehingga posisi Washington dianggap sangat berpengaruh terhadap konflik di Gaza —yang selama satu bulan terakhir telah menewaskan lebih dari 10.000 korban, termasuk anak-anak dan perempuan.

 

Dalam beberapa kesempatan, Presiden Jokowi menyampaikan kecaman atas kekerasan dan serangan yang mengakibatkan jatuhnya korban sipil di Gaza. Indonesia juga terus menyerukan gencatan senjata kemanusiaan untuk memungkinkan masuknya bantuan bagi para korban di daerah kantong Palestina yang terkepung itu. Seruan Indonesia ini sangat terkait dengan keselamatan enam WNI hingga kini masih berada di Gaza.

 

Tiga WNI di antaranya merupakan keluarga Muhammad Husein yang masih menunggu dievakuasi, sementara tiga orang lainnya adalah relawan yang bertugas di Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Ketiga relawan itu memutuskan untuk tetap menjalankan tugas kemanusiaan mereka di Gaza dan menolak dievakuasi.

 

Antara

10
November

 

VOinews.id- Sekitar 4.600 ibu hamil dan 380 bayi baru lahir yang mengungsi di Jalur Gaza membutuhkan perhatian medis, ungkap Badan Pengungsi Palestina PBB (UNRWA) pada Kamis (9/11) malam. “Bagi banyak bayi yang baru lahir, tempat pengungsian UNRWA di Gaza adalah rumah pertama mereka,” tulis badan PBB dalam X. UNRWA mengaku telah berusaha memberikan perawatan pasca kelahiran, tapi kondisi di pengungsian tidak layak untuk bayi baru lahir.

 

Berdasarkan Dana Penduduk PBB (UNFPA), 50.000 ibu hamil di Jalur Gaza dan lebih dari 180 di antaranya melahirkan setiap hari, kata UNRWA. Sedikitnya 10.812 warga Palestina, termasuk 4.412 anak dan 2.918 perempuan, tewas akibat serangan udara dan darat yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober. Sementara itu, hampir 1.600 orang Israel tewas dalam konflik tersebut.