Korea Selatan melaporkan hanya 10 kasus baru COVID-19. Artinya selama 26 hari berturut-turut di bawah 100 kasus. Kondisi ini membuat pemerintahan mempertimbangkan membuka kembali sekolah-sekolah. Perdana Menteri Chung Sye-kyun dalam pertemuan harian menginstruksikan pejabat pendidikan untuk menyiapkan langkah-langkah pembukaan sekolah, Senin (27/4).
Dia meminta pejabat terkait memastikan kebersihan dan menegakkan jarak antara siswa di sekolah. Pemerintah merencanakan akan melakukan pengumuman untuk memulai mendatangkan kembali siswa ke sekolah paling lambat awal Mei. (republika)
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan Bank Pembangunan Islam (IsDB) siap memberikan dana darurat untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19 yang berkisar 200-250 juta dolar Amerika. Sri Mulyani dalam laman instagram yang dipantau di Jakarta, Senin mengatakan, dana tersebut adalah salah satu hasil pembicaraan virtual dengan Presiden IsDB Bandar Hajjar mengenai langkah pemerintah dalam bidang kesehatan, bantuan sosial, maupun insentif dunia usaha.
Sri Mulyani optimistis, IsDB akan memberikan dukungan, bersama dengan lembaga multilateral lain seperti Bank Dunia dan Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB). Sebelumnya pemerintah memastikan akan mengandalkan pinjaman dari lembaga multilateral untuk mendukung pembiayaan berbagai program stimulus. (antara)
Mesir tengah mencari paket bantuan dari Dana Moneter Internasional (IMF). Bantuan itu untuk meredam dampak ekonomi dari pandemi COVID-19. Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouli tidak merinci proposal dan besar paket bantuan selama satu tahun yang bakal diajukan pada IMF. Madbouli mengatakan negosiasi akan berjalan dalam beberapa hari ke depan. Madbouli seperti dikutip dari AFP, Senin (27/4) menyatakan paket bantuan sangat penting karena sektor penerbangan dan pariwisata saat ini tidak bisa berjalan.
Sebagai catatan, sektor pariwisata Mesir menghasilkan 12,6 miliar dolar Amerika setara 195,5 triliun rupiah pada 2019. Sementara itu Menteri Perencanaan Mesir Hala Saeed meyakini Mesir tetap berada dalam jalur untuk mendapatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5 persen meskipun saat ini pandemi mempengaruhi pasar global. (cnnindonesia)
Kedutaan Besar RI di Beijing mengingatkan para pelajar asal Indonesia, baik yang masih bertahan di Tiongkok atau yang sedang berada di Indonesia, akan kewajiban mereka mengikuti program perkuliahan daring selama wabah COVID-19. Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing Yaya Sutarya, Senin mengatakan, patuhi kewajiban dan jalankan tugas-tugas yang diberikan oleh pihak kampus.
Ia merasa penting mengingatkan hal itu setelah ada beberapa mahasiswa Indonesia terkena sanksi dari pihak kampus. Sanksi terberat yang diterima mahasiswa Indonesia adalah pencabutan lisensi pelajar asing sehingga tidak diizinkan kembali ke Tiongkok untuk mengikuti program perkuliahan mendatang. Ia menambahkan, yang tidak kalah pentingnya adalah ikuti terus pengumuman dari pihak kampus mengenai jadwal kuliah. (antara)