Kabar gembira bagi para penggemar balap motor di Indonesia di tengah tengah pendemi covid19, angina segar diberikan penyelenggara MotoGP. Dorna, penyelenggara internasional MotoGP, menambah kontrak Indonesia untuk menggelar balapan menjadi 10 tahun. Sementara itu, Indonesia dipastikan akan mulai menggelar MotoGP pada 2021 mendatang. Saat ini sirkuit Mandalika di Lombok yang akan jadi lokasi balapan terus dikebut pembangunannya. Chief Strategic Communication Officer MGPA Happy Harianto seperti dikutip dari CNNIndonesia.com, Minggu (12/4) mengatakan sebelumnya Indonesia hanya mendapat 5 tahun kontrak sebagai tuan rumah penyelenggara padahal belum menyelenggarakan MotoGP. Meski demikian, adanya pandemi virus Corona berpotensi bikin urusan legal memakan waktu lebih panjang. Untuk saat ini, Happy Harianto menegaskan Indonesia mesti menjaga fokus untuk menggelar balapan pertama dengan sebaik mungkin. Saat ini pembangunan sirkuit, menurut Happy berjalan dengan baik dan sesuai jadwal, meski dalam ancaman wabah COVID-19. Pengerjaan sudah mencapai 30 persen yang meliputi ground work.
Sementara itu, pembangunan sirkuit MotoGPdi tengah wabah virus corona terus dikerjakan. Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat-PUPR Basuki Hadimuljono menegaskan pembangunan jalan terus walau terjadi pendemi agar Indonesia dapat menggelar balapan MotoGP pada Oktober 2021. Kejuaraan dunia balap motor dunia MtoGP sendiri berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Waktu yang menyisakan kurang dari dua tahun memaksa Kementerian PUPR untuk terus meningkatkan penyelesaian sirkuit agar selesai tepat waktu sekalipun virus corona mengancam. Adapun alokasi angggaran infrastruktur PUPR tahun 2020 digelontorkan sebesar Rp 903,4 miliar. Jumlah anggaran tersebut untuk pembangunan pendukung penyelenggaraan moto GP seperti pengendali banjir KEK Mandalika, pembangunan jalan Bypass Bandara Internasional Lombok, pengembangan kawasan di tiga Gili yaitu Gili Air, Meno dan Trawangan di Kabupaten Lombok Utara , pengembangan jaringan Sistem Penyediaan Air Minum, kawasan geopark Rinjani dan pembangunan home stay. Termasuk membangun Promenade di Desa Gerupuk, Kabupaten Lombok Tengah yang menjadi salah satu tujuan wisatawan seiring dengan penyelenggaraan event MotoGP tersebut
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengajak para pelaku dan penyelenggara kegiatan untuk berkolaborasi menghasilkan suatu kegiatan yang potensial menarik minat wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara saat pandemi COVID-19 usai. Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf Rizki Handayani Mustafa dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu menjelaskan, pihaknya membuka kesempatan bagi para penyelenggara acara untuk berkolaborasi menggelar kegiatan besar sehingga mampu mendatangkan wisatawan.
Ia juga menjelesakan, Kemenparekraf memiliki program kegiatan di bidang produk wisata, dan penyelenggaraan kegiatan antara lain, peningkatan penyelenggaraan kegiatan, peningkatan pendukungan kegiatan, dan peningkatan promosi penyelenggaran kegiatan. Selain itu, untuk strategi promosi kegiatan, Rizki Handayani menjelaskan akan menjalin kerja sama terkait promosi kegiatan dengan industri pariwisata yang berhubungan dengan penyelenggaraan kegiatan atau “industry marketing partnership”. Antara,
Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih menjelaskan, ada dua penyebab yang membuat dokter tertular Covid-19. Hal pertama yang menjadi penyebab ialah keterbatasan alat pelindung diri (APD), khususnya pada masa awal virus corona menyebar di Indonesia. Hal itu dikatakan Faqih dalam sebuah diskusi di Jakarta, seperti dikutip Republkka , Sabtu (18/4). Akibat memakai APD modifikasi dari plastik atau bahan lain, menurut Faqih, banyak dokter dan tenaga medis yang tertular Covid-19.
Sebab, APD yang mereka kenakan tak sesuai standar, tidak 100 persen mencegah masuknya virus ke dalam tubuh.Penyebab kedua, menurut Faqih, banyak dokter tertular dari pasien di tempat praktik pribadinya atau rumah sakit bukan rujukan. Merekalah bukan dokter yang mengabdi di rumah sakit rujukan virus Covid-19. Untuk itu, IDI mengimbau dokter untuk membatasi praktik pribadinya. Berdasarkan data IDI, ada 24 dokter meninggal akibat ketidaktahuan pasien bahwa mereka sebenarnya sudah terpapar virus corona. Republika
Juru Bicara Komisi Tinggi HAM PBB, Rupert Colville, (03mendesak adanya upaya pencarian dan penyelamatan terhadap kelompok Muslim etnis Rohingya yang terombang-ambing di laut. Mereka melakukan perjalanan laut yang berbahaya dengan sebuah kapal dari Myanmar maupun Bangladesh menuju wilayah negara lain.Colville mengatakan masih ada laporan terdamparnya kapal-kapal lain yang mengangkut pengungsi Rohingya.
Dia mengatakan, praktik intersepsi berbahaya, termasuk mendorong kembali kapal yang mencoba mendarat, harus dihindari dengan hati-hati. Kejadian ini juga mengingatkan pada peristiwa menyedihkan beberapa tahun silam. Hal itu dikatakan Colville dilansir Anadolu Agency, Sabtu (18/4). Komisi HAM PBB terkejut dengan berita lebih dari 30 pengungsi Rohingya tewas di sebuah kapal di Teluk Benggala. Bahkan, hampir 400 orang Rohingya lainnya membutuhkan perawatan medis setelah hampir dua bulan terdampar di laut. Antara