Indonesia dan Inggris sepakat segera menyelesaikan Kajian Perdagangan Bersama (Joint Trade Review/JTR) pada Desember tahun ini untuk meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara, khususnya bidang perdagangan dan investasi. Kesepakatan ini mengemuka pada Pertemuan JTR ke-2 yang dilaksanakan secara virtual pada 20-21 Juli 2020. Sebelumnya, pertemuan JTR yang pertama telah dilaksanakan pada 9 Desember 2019 di London, Inggris.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (PPI) Iman Pambagyo saat memimpin pertemuan tersebut mengatakan, pertemuan ini adalah bukti komitmen kuat kedua negara untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi. Pandemi Covid-19 dan situasi ekonomi global yang tidak menentu semakin mendorong kedua negara untuk memperkuat kerja sama guna mengatasi tantangan sekaligus mempersiapkan kemitraan jangka panjang yang lebih erat.
Iman Pambagyo menjelaskan, para delegasi melakukan diskusi intensif yang mencakup perkembangan terakhir kebijakan ekonomi kedua negara, identifikasi berbagai sektor potensial, potensi kerja sama, serta penjajakan peluang perdagangan dan investasi dari kedua arah. Ke depan kedua delegasi akan menggelar pertemuan dengan pelaku usaha kedua negara setelah berkonsultasi terlebih dahulu dengan pelaku usaha di masing-masing negara.
Menurut Iman Pambagyo masukan para pelaku usaha sangat penting dalam penyusunan kajian ini. Sebab, para pelaku usaha mengetahui secara langsung kondisi di lapangan terkait kebijakan yang diterapkan masing-masing negara dan peluang bisnis yang dapat digali kedua pihak untuk meningkatkan perdagangan.
Penyusunan Kajian Perdagangan Bersama dikoordinasikan oleh Kementerian Perdagangan sebagai wakil pemerintah Indonesia dan Departemen Perdagangan Internasional (Department of International Trade/DIT) sebagai wakil pemerintah Inggris.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Kementerian Perdagangan, Inggris menduduki peringkat ke-22 negara tujuan ekspor Indonesia, dan peringkat ke-23 negara asal impor Indonesia. Nilai total perdagangan Indonesia dengan Inggris pada 2019 mencapai 2,4 miliar dolar Amerika. Nilai ekspor dan impor Indonesia ke Inggris masing-masing tercatat sebesar 1,4 miliar dan 1,0 miliar dolar Amerika. Sementara itu, nilai investasi Inggris di Indonesia pada 2019 tercatat senilai 87,6 juta dolar Amerika.
Indonesia dan Inggris menandatangani terms of references untuk melakukan Kajian Perdagangan Bersama kedua negara pada 16 Oktober 2019. Penandatanganan terms of references ini dilakukan Inggris setelah keluar dari Uni Eropa, sehingga hubungan dengan Indonesia yang telah terjalin baik dapat dilanjutkan dan bahkan ditingkatkan.
Pemerintah Indonesia dan Swiss menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) kerja sama di bidang penanggulangan bencana di Jakarta, Selasa, 21 Juli 2020. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, yang mewakili Pemerintah Indonesia, menyampaikan, Swiss dikenal terdepan dalam perkembangan teknologi medis dan farmasi sehingga kerja sama ini penting. Konteks tersebut sangat bermanfaat bagi Indonesia, khususnya dalam penanganan bencana non alam, seperti pandemi COVID-19 saat ini. Namun, kerja sama bilateral ini juga mencakup pada konteks bencana geologi dan hidrometeorologi, yakni gempa bumi, tsunami, erupsi gunung api, banjir, angin puting beliung, dan tanah longsor.
Swiss adalah salah satu mitra internasional penting bagi Indonesia di berbagai bidang dan sekarang menjadi mitra dalam manajemen bencana. Melalui kerja sama ini, kedua belah pihak berharap dapat saling memberikan manfaat untuk meningkatkan pelayanan penanggulangan bencana di negaranya. Demikian dikatakan Doni Monardo saat menerima Duta Besar Swiss di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (21/7).
Ia sangat mengapresiasi komitmen Pemerintah Swiss untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam menangani bencana. Doni optimistis, nota kesepahaman ini akan semakin memperkuat kapasitas Indonesia dan meningkatkan ketahanan terhadap bencana.
Nota kesepahaman ini akan menjadi payung kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Konfederasi Swiss dalam penanggulangan bencana. Kerja sama tersebut mencakup kegiatan penelitian, pertukaran informasi dan penyediaan bantuan. Penyelenggaraan kerja sama juga meliputi dalam setiap tahapan penanggulangan bencana, yakni pra, saat dan pascabencana.
Sementara itu Duta Besar Swiss Kurt Kunz menyampaikan, dalam hal kebencanaan, Swiss juga bekerja sama dengan ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre) di tingkat regional Asia Tenggara. Menurutnya, hubungan diplomatik Swiss dan Indonesia telah berlangsung lama dan kerja sama di berbagai bidang, dan pada kesempatan ini khususnya penanggulangan bencana.
Kerja sama ini akan berlangsung selama 5 tahun dan dapat diperpanjang dengan persetujuan diplomatik kedua belah pihak.
Pemulihan lahan terbuka di bagian hulu dengan Rehabilitasi Hutan dan Lahan merupakan salah satu solusi mengantisipasi banjir bandang di Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Demikian dikatakan Direktur Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian Daerah Aliran Sungai, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Saparis Soedarjanto dalam Konfrensi Pers bertema "Banjir Bandang Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan". Jumpa pers tersebut digelar secara virtual oleh Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Minggu (19/70.
Banjir Bandang yang melanda Luwu Utara provinsi Sulawesi Selatan pekan lalu telah menyebabkan 38 orang meninggal, 10 orang hilang, 58 luka-luka dan lebih dari 14 ribu orang mengungsi.
Rehabilitasi Hutan dan Lahan menjadi salah satu dari dua rekomendasi yang diusulkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam penanganan banjir bandang di Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Sementara rekomendasi lainnya adalah penegakan hukum terkait dengan pembukaan lahan di kawasan hutan lindung.
Saparis Soedarjanto mengatakan, kedua rekomendasi itu merupakan hal yang urgen dalam mengantisipasi agar bencana demi bencana di lokasi itu tidak terulang lagi. Menurut Saparis, bencana banjir bandang yang melanda enam kecamatan di Luwu Utara pada Senin (13/7) lalu itu, disebabkan faktor alam dan manusia.
Faktor alam itu disebabkan curah hujan yang tinggi dengan intensitas diatas 100 mm/hari, sementara kemiringan lereng di hulu Daerah Aliran Sungai Balease sangat curam. Sedang tingkat konsolidasi tanah remah dengan konsistensi gembur. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa tingkat konsolidasi tanah cenderung rendah dan bersifat lepas-lepas (loose material). Dari karakteristik tanah dan batuan di lereng yang curam menyebabkan potensi longsor tinggi yang selanjutnya membentuk bendung yang alami, sehingga mudah jebol jika ada akumulasi air berlebih.
Sementara itu, dari sisi faktor manusia, adanya pembukaan lahan di hulu Daerah Aliran Sungai Balease dan penggunaan lahan masif berupa perkebunan kelapa sawit.
Setelah sejak Desember 2019 berjuang melawan Covid19, banyak negara kini memasuki tahap resesi.
Australia mengumumkan pertumbuhan ekonomi negara akan menyusut dan defisit anggaran akan menjadi yang terbesar sejak Perang Dunia ke dua. Kondisi ini terjadi karena dampak dari pandemi virus corona yang menginfeksi dunia. Dikutip dari AFP, pemerintah Australia mengungkapkan Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu terkontraksi 7 persen pada kuartal II 2020 atau periode April-Juni. Kontraksi ini berpotensi mendorong Australia masuk jurang resesi ekonomi untuk pertama kalinya dalam hampir tiga dekade.
Menteri Keuangan Josh Frydenberg mengatakan defisit anggaran akan melonjak dan pemerintah Australia pun telah menggulirkan sekitar 289 miliar dolar Australia dalam stimulus ekonomi untuk melindungi negara dari dampak pandemi. Kucuran dana ini termasuk dukungan untuk pekerja, bisnis dan pensiunan. Tingkat pengangguran Australia saat ini tertinggi selama dua dekade yakni sebesar 7,4 persen, diperkirakan akan mencapai puncaknya yaitu sekitar 9,3 persen pada Desember 2020.
Selain Australia, Korea Selatan resmi mengalami resesi pada kuartal kedua, yang menjadi kemunduran ekonomi terparah negara itu sejak lebih dari dua dekade terakhir dengan ekspor yang merosot tajam akibat krisis pandemi virus corona. Singapura juga resmi dilanda resesi. Negara itu mengalami pertumbuhan ekonomi yang minus selama dua kuartal berturut-turut akibat pandemi virus Corona (COVID-19).
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad di Jakarta mengatakan negara yang diperkirakan mengalami resesi di kuartal II-2020 adalah negara-negara Uni Eropa (UE).Resesi bisa berdampak banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan atau lebih sulit untuk mendapatkan peluang dan promosi baru. Akan lebih sedikit lowongan yang tersedia bagi lulusan baru yang mencari pekerjaan pertama. Mereka yang tetap bekerja mungkin akan tidak mengalami kenaikan gaji, harus bekerja lebih lama atau menerima pemotongan gaji.
Diharapkan, pemerintah negara-negara di seluruh dunia siap dan mampu menghadapi resesi ekonomi yang melanda akibat pandemi Covid 19. Sehingga dampak buruk yang ditimbulkan dapat diusahakan seminimal mungkin dan tidak berkepanjangan.