Pemerintah Kota Denpasar saat ini fokus mengangkat kembali potensi masa lalu yang mengandung nilai kebudayaan melalui "Heritage Tourism" atau wisata warisan budaya. Demikian dikatakan Wali Kota Denpasar- Bali, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra saat menjadi pembicara pada "38Th Executive Committee and International Seminar on Heritage and Sustainable Tourism" dalam kerangka "City Net Forum" di Nepal.
Wali Kota Rai Mantra dalam siaran pers yang terima kantor berita Antara di Denpasar, Senin lalu, menjelaskan, pengembangan sektor pariwisata saat ini memiliki tantangan yang kompleks. Oleh karena itu, diperlukan inovasi untuk menjaga stabilitas sektor pariwisata. Dengan demikian keberadaan sektor pariwisata dapat memberikan kemanfaatan berkelanjutan dan bergerak seiring berkembangnya peradaban. Menurut Rai Mantra, tantangan pengembangan pariwisata berkelanjutan adalah kemampuan menciptakan destinasi wisata baru.
Rai Mantra menjelaskan, Pemerintah Kota Denpasar saat ini sedang fokus menata dan menyiapkan beragam infrastruktur pendukung guna mendukung keberlanjutan sektor pariwisata, utamanya pengembangan wisata warisan budaya yang saat ini difokuskan pada pengembangan zona Z Heritage yang meliputi kawasan Jalan Gajah Mada, Jalan Sulawesi, Pasar Badung, dan sekitarnya.
Di Denpasar, beragam upaya terus dioptimalkan guna mendukung pengembangan wisata warisan budaya secara berkelanjutan, mulai dari penataan kawasan wisata budaya dengan mengedepankan program pelestarian, kolaborasi, kreativitas, hiburan, konservasi, edukasi, dan "playground".
Di hadapan ratusan peserta seminar tersebut, Rai Mantra memaparkan pengembangan sektor pariwisata yang tentunya harus berpedoman pada masukan yang dapat berupa kreativitas, proses, keluaran yang dapat dilihat dari kunjungan, serta "out come" yang merupakan manfaat langsung yang diperoleh dari suatu aktivitas.
Menurut Rai Mantra yang terpenting dari warisan budaya adalah pelestarian, karena keaslianya lah yang memiliki nilai yang tinggi, sehingga diperlukan perawatan dengan mengedepankan sistem restorasi bagi setiap bangunan dan benda cagar budaya.
Setelah pelestarian barulah berpikir tentang hiburan, event, dan merek yang mampu memberikan citra dan daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Sehingga menjadi gaya hidup dan tren yang menjadikan suatu destinasi bernilai dan terus bergerak secara berkelanjutan.
Keberhasilan Denpasar dalam menjaga warisan budaya dan pengembangan pariwisata berkelanjutan diakui oleh City Net Forum. Maka Denpasar dipilih sebagai tuan rumah Konferensi City Net Forum berikutnya yang bertajuk Climate Leadership Conference pada tanggal 18 dan 19 Nopember mendatang.
Pemerintah Kota Denpasar saat ini fokus mengangkat kembali potensi masa lalu yang mengandung nilai kebudayaan melalui "Heritage Tourism" atau wisata warisan budaya. Demikian dikatakan Wali Kota Denpasar- Bali, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra saat menjadi pembicara pada "38Th Executive Committee and International Seminar on Heritage and Sustainable Tourism" dalam kerangka "City Net Forum" di Nepal.
Wali Kota Rai Mantra dalam siaran pers yang terima kantor berita Antara di Denpasar, Senin lalu, menjelaskan, pengembangan sektor pariwisata saat ini memiliki tantangan yang kompleks. Oleh karena itu, diperlukan inovasi untuk menjaga stabilitas sektor pariwisata. Dengan demikian keberadaan sektor pariwisata dapat memberikan kemanfaatan berkelanjutan dan bergerak seiring berkembangnya peradaban. Menurut Rai Mantra, tantangan pengembangan pariwisata berkelanjutan adalah kemampuan menciptakan destinasi wisata baru.
Rai Mantra menjelaskan, Pemerintah Kota Denpasar saat ini sedang fokus menata dan menyiapkan beragam infrastruktur pendukung guna mendukung keberlanjutan sektor pariwisata, utamanya pengembangan wisata warisan budaya yang saat ini difokuskan pada pengembangan zona Z Heritage yang meliputi kawasan Jalan Gajah Mada, Jalan Sulawesi, Pasar Badung, dan sekitarnya.
Di Denpasar, beragam upaya terus dioptimalkan guna mendukung pengembangan wisata warisan budaya secara berkelanjutan, mulai dari penataan kawasan wisata budaya dengan mengedepankan program pelestarian, kolaborasi, kreativitas, hiburan, konservasi, edukasi, dan "playground".
Di hadapan ratusan peserta seminar tersebut, Rai Mantra memaparkan pengembangan sektor pariwisata yang tentunya harus berpedoman pada masukan yang dapat berupa kreativitas, proses, keluaran yang dapat dilihat dari kunjungan, serta "out come" yang merupakan manfaat langsung yang diperoleh dari suatu aktivitas.
Menurut Rai Mantra yang terpenting dari warisan budaya adalah pelestarian, karena keaslianya lah yang memiliki nilai yang tinggi, sehingga diperlukan perawatan dengan mengedepankan sistem restorasi bagi setiap bangunan dan benda cagar budaya.
Setelah pelestarian barulah berpikir tentang hiburan, event, dan merek yang mampu memberikan citra dan daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Sehingga menjadi gaya hidup dan tren yang menjadikan suatu destinasi bernilai dan terus bergerak secara berkelanjutan.
Keberhasilan Denpasar dalam menjaga warisan budaya dan pengembangan pariwisata berkelanjutan diakui oleh City Net Forum. Maka Denpasar dipilih sebagai tuan rumah Konferensi City Net Forum berikutnya yang bertajuk Climate Leadership Conference pada tanggal 18 dan 19 Nopember mendatang. Sekian Indonesiaku.
Pemerintah Indonesia dan Jepang mengadakan The 5th Indonesia-Japan Consular Consultation atau Konsultasi Konsular Indonesia – Jepang ke 5 yang membahas permasalahan terkait kekonsuleran, fasilitas diplomatik, dan isu kekonsuleran lainnya pecan lalu. Laman kemlu.go.id melaporkan pertemuan Konsultasi Konsuler tersebut dibuka Winanto Adi, Pelaksana tugas Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Dalam pertemuan itu, Delegasi Indonesia dipimpin oleh Prasetyo Hadi, Direktur Konsuler, Kementerian Luar Negeri RI, sementara Delegasi Jepang diwakili dan dipimpin Direktur Foreign Nationals' Affairs Bureau, Kementerian Luar Negeri Jepang, Mitsuru Myochin.
Dalam sambutan, Pelaksana tugas Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Winanto Adi menyebutkan bahwa Jepang adalah mitra strategis utama Indonesia yang turut memberikan kontribusi pada pembangunan nasional melalui berbagai kerjasama ekonomi, infrastruktur maupun pariwisata. Intensitas hubungan bilateral kedua negara terus mengalami peningkatan sejak ditandatanganinya Kemitraan Strategis RI-Jepang (Strategic Partnership for Peaceful and Prosperous Future) pada tahun 2006. Ia juga mengungkapkan, pelaksanaan konsultasi tersebut merupakan forum yang tepat untuk menyelesaikan berbagai masalah kekonsuleran yang bersifat strategis, yang dihadapi kedua negara.
Ketua Delegasi Indonesia, Prasetyo Hadi, mengatakan konsultasi konsuler telah berlangsung dalam situasi yang bersahabat dan konstruktif membahas berbagai kekonsuleran diantaranya imigrasi, visa, dan terorisme, permintaan suaka, dan masalah terkait lainnya yang menjadi kepentingan bersama Indonesia dan Jepang. Kedua belah pihak sepakat mengambil langkah-langkah untuk lebih memfasilitasi, memperluas, dan memperkuat hubungan antar masyarakat di berbagai bidang guna meningkatkan hubungan bilateral kedua negara.
Pertemuan Konsultasi ini membahas kerja sama perdagangan manusia antara kepolisian kedua negara dalam hal bidang pertukaran informasi guna menekan praktik-praktik penipuan yang banyak dialami Warga Negara Indonesia ( WNI) setiap tahun. Pertemuan juga membahas mengenai ancaman terorisme di dunia serta dampaknya terhadap kawasan Asia, terutama bagi Indonesia dan Jepang. Terkait kerja sama penanggulangan terorisme, disampaikan bahwa upaya Pemerintah Indonesia berfokus pada kebijakan untuk pencegahan dan penanganan terorisme adalah yang terbaik. Diutarakan pula, Pemerintah menekankan upaya pemerintah melakukan kebijakan kontra radikalisasi yang dilakukan secara soft approach atau pendekatan lunak melalui upaya pencegahan diantaranya penegakan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik. Kedua delegasi menyatakan keyakinannya bahwa dialog bilateral yang dilakukan memberikan kontribusi positif untuk semakin memperkuat kontak dan pertukaran multidimensi antar masyarakat demi kepentingan bersama antara kedua negara.
Di akhir acara kedua Ketua Delegasi menyepakati Official Report of the Meeting of the 5th Consular Consultation of The Republic of Indonesia-Japan serta menindaklanjuti dokumen action plansebagai materi pokok pertemuan. Pertemuan konsuler ke-6 antara Indonesia dan Jepang akan dilaksanakan pada tahun 2020, dengan Jepang sebagai tuan rumah.
Hari ini 12 November adalah hari kesehatan Nasional - HKN ke 55. Pencetusan tanggal 12 november menjadi hari kesehatan berawal dari terjadinya wabah Malaria di Indonesia pada tahun 50an. Presiden Soekarno yang memerintah saat itu, mencanangkan gerakan pembasmian dan perang terhadap nyamuk Anopheles yang menjadi sumber penyakit Malaria. Gerakan Kampenye melawan nyamuk Malaria tersebut, berhasil meindungi sekitar lebih 64 Juta orang Indonesia dari ancaman Malaria. Pemerintah kemudian menetapkan tanggal 12 November sebagai hari Kesehatan nasional.
Tema Peringatan HKN ke-55 Tahun 2019 adalah “Generasi Sehat, Indonesia Unggul”. Tema ini menggambarkan pentingnya upaya bersama seluruh pemangku kepentingan pada pelaksanaan pembangunan kesehatan untuk secara komprehensif mempersiapkan Generasi Sehat untuk Indonesia Unggul pada tahun 2045. Sekretaris Jenderal Kementrian Kesehatan, Oscar Primadi mengatakan untuk mencetak Sumber Daya Manusia yang pintar, cekatan dan berbudi luhur harus didahului dengn SDM sehat dan kuat.
Pembangunan Kesehatan oleh Pemerintah merupakan kewajiban yang harus ditunaikan karena merupakan pelaksanaan amanat UUD 1945. Apalagi untuk mencapai target Bonus Demographi pada 2045 harus disiapkan SDM yang berkualitas khususnya dari sisi kesehatan. Untuk itu, salah satu program Kementrian Kesehatan adalah mencanangkan Balanced Diet (Diet seimbang) seperti yang diucapkan Kepala Badan Litbang Kementrian Kesehatan dalam wawancara Khusus dengan Voice of Indonesia. Balance Diet adalah pengaturan materi asupan setiap orang agar berimbang gizinya disertai dengan kegiatan fisik untuk mencetak generasi unggul dan berkualitas.
Memang pembangunan Kesehatan di Indonesia saat ini sudah lebih baik. Penanganan masalah kesehatan mulai dari Asuransi kesehatan, hingga penangan ancaman wabah penyakit, serta menjaga lingkungan terhadap penyebaran penyakit dengan berbagai program kesehatan, sudah dilaksanakan sesuai amanat UUD. Selain itu, pembangunan pendukung kesehatan melalui BUMN Kesehatan pun kian digiatkan. Seperti BIO FARMA yang memproduksi berbagai Vaksin dan alat alat kesehatan dan telah menjadi rujukan WHO dalam memproduksi dan pemakaiannya di banyak negara.
Data dari Kementrian Kesehatan terkait peningkatan Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) Tahun 2018 menjadi bukti capaian pembangunan kesehatan yang baik. Antara lain, menurunnya angka stunting balita, angka kematian ibu, dan angka kematian neo-natal. Khusus untuk stunting, telah berhasil turun hampir 10% dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Tantangan pembangunan kesehatan memang masih terbuka lebar, terutama upaya untuk menurunkan stunting menjadi di bawah angka WHO yakni 20 persen.