Daniel

Daniel

20
May

 

Pemerintah Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur menyiapkan puskemas dan hotel di daerah setempat sebagai tempat karantina para pekerja migran Indonesia (PMI) yang akan dipulangkan guna mencegah munculnya klaster baru penyebaran virus corona jenis baru penyebab COVID-19. Hal itu dikatakan Bupati Sumba Timur, Gidion Mbilijora, dalam keterangan yang diterima di Kupang, Selasa. Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan kesiapan Pemkab Sumba Timur dalam menangani pemulanganan para PMI yang dijadwalkan akan terjadi pada akhir Mei 2020.

 

Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Kupang mencatat jumlah PMI secara keseluruhan asal NTT yang akan dipulangkan pada akhir Mei 2020 mencapai 4.200 orang, yang berasal dari berbagai daerah di provinsi berbasiskan kepulauan itu. Bupati Gidion Mbilijora mengatakan pihaknya menyiapkan fasilitas untuk karantina tersebut guna mencegah munculnya klaster baru penyebaran COVID-19 di wilayah kabupaten paling timur Pulau Sumba itu. Antara

20
May

 

Sebanyak 115 Warga Negara Indonesia repatriasi akibat pandemi COVID-19 tercatat datang melalui Terminal bus Giwangan Yogyakarta hingga akhir pekan lalu, namun tidak semuanya kembali ke wilayah Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Hal itu dikatakan Pengelola Administrasi Terminal Giwangan Aji Fajar di Yogyakarta, Selasa. Meskipun demikian, tidak semua WNI repatriasi tersebut menuju kota dan kabupaten di DIY, tetapi ada beberapa yang melanjutkan perjalanan ke sejumlah tujuan di Provinsi Jawa Tengah seperti Klaten dan Solo.

Sebagian besar adalah anak buah kapal (ABK) kapal pesiar yang dipulangkan dari berbagai negara. Sedangkan untuk kedatangan penumpang umum di Terminal Giwangan tidak mengalami kenaikan atau lonjakan meskipun sudah ada kebijakan pengecualian pembatasan transportasi untuk perjalanan yang diterapkan. Aji memastikan Terminal Giwangan tetap memberlakukan protokol kedatangan penumpang sesuai aspek kesehatan, yaitu dengan mengukur suhu, meminta penumpang mencuci tangan dan mencatat data penumpang. Antara,

19
May


Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo menegaskan bahwa belum ada kebijakan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar –PSBB. Penegasan ini menjadi hal pertama yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam Rapat Terbatas melalui Video Conference mengenai Percepatan Penanganan Pandemi COVID-19, 18 Mei 2020, di Istana Merdeka, Jakarta. Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan yang sedang disiapkan baru sebatas rencana atau skenario pelonggaran. Bila tiba pada waktu yang tepat, kebijakan pelonggaran pembatasan itu baru akan diberlakukan.

Memang tidak bisa serta merta menentukan kapan waktu yang tepat. Ada banyak tahapan  yang  harus disiapkan  agar masyarakat siap dalam  kondisi sosial tanpa pembatasan. Seperti yang diungkapkan oleh Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum masyarakat nantinya dapat beraktifitas kembali di era normal baru dan melonggarkan aturan PSBBr. Salah satunya ialah tingkat penularan Covid-19 di kalangan masyarakat atau yang dikenal dengan reproduction rate. Seperti negara-negara lain, Indonesia ingin mencapai kondisi dengan R0 di bawah 1, yaitu saat masyarakat bisa kembali menjalankan aktivitas dengan normal. Tentunya, dengan kondisi normal baru itu, masyarakat tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19.

Menteri Airlangga Hartarto menambahkan bahwa pemerintah Indonesia akan menyiapkan mekanisme kesamaan scoring yang dilakukan baik dengan perhitungan epidemiologi berbasis R0 maupun kesiapan daerah-daerah. Mengenai kesiapan daerah-daerah akan dilihat berdasarkan pada perkembangan penyakit, pengawasan virus, kapasitas kesehatan, kesiapan sektor publik, tingkat kedisiplinan masyarakat dan respons publik mengenai cara untuk bekerja atau bersosial di era normal baru. 

Tidak bisa dipungkiri, semua memang sudah ingin kembali hidup dalam kondisi normal. Pemerintah daerah berharap pergerakan ekonomi di daerahnya bisa kembali menggeliat untuk meningkatkan pendapatan asli daerah yang sempat anjlok dalam beberapa bulan terkahir ini. Orang-orang yang mengandalkan hidupnya dari upah  harian dapat kembali bekerja. Perusahaan-perusahaan juga dapat kembali membuka usahanya. Masyarakat juga berharap fasilitas publik seperti tempat ibadah, pendidikan, transportasi, dan lainnya dibuka  kembali.

Tetapi, harapan ini akan tetap menjadi harapan, jika semua pihak tidak memaksimalkan perannya. Terutama masyarakat, yang masih harus meningkatkan kesadaran, kebiasaan dan kedisiplinan untuk hidup dengan memperhatikan protokol kesehatan. Saat ini menjadi momentum yang tepat bagi bangsa Indonesia untuk bersama bangkit. Meningkatkan kemandiriannya dengan memaksimalkan potensi dan kreatifitas. Masyarakat perlu memperkuat disipilin diri untuk hidup dengan kebiasaan baru, seperti selalu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak fisik, dan mengurangi  kumpul bersama dengan banyak orang serta mengurangi kegiatan-kegiatan yang tidak perlu di luar rumah.  Kantor-kantor dan perusahaan juga bisa mulai menerapkan kebijakan area kerja yang fleksibel. Hasil baik yang dicapai pada masa pembatasan sosial berskala besar bisa dilanjutkan. Bangsa Indonesia harus bangkit bersama untuk menang melawan Covid-19.

19
May


Indonesia merupakan sahabat bagi negara-negara di kawasan Pasifik Telah banyak kerja sama maupun bantuan yang diberikan oleh Indonesia kepada negara-negara di kawasan tersebut, salah satunya Fiji

Belum lama ini, Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia Suva telah menyerahkan bantuan kemanusiaan bagi Fiji pasca Siklon Harold (15/5)

Seperti dikutip laman Kemlu.go.id ( 16/5) bantuan sejumlah 13 ton tersebut diserahkan oleh Duta Besar Indonesia untuk Fiji merangkap Kiribati, Nauru dan Tuvalu, Benyamin Carnadi kepada Menteri Pertahanan merangkap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Fiji, Inia Seruiratu Bantuan kemanusiaan yang terdiri dari tenda, makanan dan minuman diangkut menggunakan Pesawat Hercules milik TNI AU yang berangkat dari Indonesia pada Rabu (13/05/2020) Setelah penyerahan, bantuan akan disalurkan kepada masyarakat di Pulau Kadavu, Fiji

Saat penyerahan bantuan Duta Besar  Benyamin Carnadi mengatakan Indonesia turut bersedih atas apa yang dialami oleh saudara-saudara di Fiji Indonesia berharap bantuan ini dapat meringankan beban mereka yang terdampak oleh siklon Harold

Bukti persahabatan Indonesia dan Fiji tidak berhenti sampai di sini Sebagaimana diketahui pandemi COVID-19 mempengaruhi hampir seluruh negara di dunia, tidak terkecuali Fiji Hal ini menyebabkan Pemerintah Fiji menutup bandaranya hingga akhir Mei 2020 yang menyebabkan tertundanya kepulangan 39 anak buah kapal warga negara IndonesiaPesawat Hercules yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Fiji akan kembali ke Indonesia dengan para WNI tersebut

Bantuan kemanusiaan dan kepulangan para WNI tersebut merupakan komitmen Pemerintah Indonesia dan bukti persahabatan yang erat dengan Fiji.