Hari ini akan memperkenalkan Lawang Sewu di Jawa Tengah. Semarang adalah ibukota dari provinsi Jawa Tengah. Kota ini merupakan kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung. Kota ini memiliki banyak destinasi wisata, mulai dari wisata alam, wisata religi hingga wisata sejarah. Salah satu wisata sejarah yang sudah cukup terkenal di Semarang adalah Lawang Sewu yang dibangun pada zaman penjajahan Belanda.
Lawang Sewu didirikan pada tanggal 27 Februari 1904 sebagai kantor pusat NIS, salah satu perusahaan kereta api di Hindia Belanda. Bangunan ini memiliki jendela yang tinggi dan lebar, menyerupai sebuah pintu sehingga masyarakat sekitar menyebut bangunan ini sebagai “Lawang Sewu” yang memiliki arti “Seribu Pintu”.
Walaupun gedung ini diberi nama Lawang Sewu, kenyataannya bangunan ini hanya memiliki 429 buah pintu saja. Setelah cukup lama bangunan ini seperti tidak terurus, akhirnya Lawang Sewu pada akhir Juni 2011 mengalami pemugaran dan dibuka kembali untuk umum pada tanggal 5 Juli 2011.
karena dibangun sebagai kantor pusat NIS, sejarah Lawang Sewu tidak terlepas dari perkeretaapian di Indonesia. Setelah kemerdekaan Indonesia, gedung ini digunakan sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang bernama PT Kereta Api Indonesia.
Selain itu pernah juga digunakan sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer dan Kantor Wilayah Kementerian Perhubungan Jawa Tengah.
Sementara itu pada masa perjuangan, gedung ini menjadi saksi bisu dari peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang. Oleh karena itu, pemerintah Kota Semarang pada tahun 1992, memasukan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi.
Lawang Sewu berada di Komplek Tugu Muda, Jalan Pemuda, Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah. Tepatnya, berada di jantung Kota Semarang. Sehingga, akses ke destinasi wisata ini cukup mudah. Lawang Sewu setiap hari dibuka pukul 6.00 sampai 21.00 WIB.
Untuk harga tiket masuknya, dewasa seharga Rp. 10.000/orang, sedangkan pelajar dan anak-anak Rp. 5.000/orang. Jika anda ingin masuk ke ruang bawah tanah, akan dikenakan biaya sebesar Rp. 30.000/orang dan untuk menyewa pemandu wisata anda harus membayar Rp. 30.000.// Ihsan
Gili Labak adalah salah satu pulau terkecil di antara 127 pulau lain yang ada di Kabupaten Sumenep, Madura. Secara administratif, Gili Labak masuk ke dalam wilayah Kecamatan Pulau Talango, yang terletak di sebelah timur Madura. Masuknya Gili Labak ke wilayah Talango karena orang pertama yang menempati Gili Labak adalah satu keluarga yang berasal dari Talango. Luas Gili Labak kurang lebih hanya 5 hektar, dengan jumlah penduduk tidak lebih dari 25 kepala keluarga. Pulau ini bisa dikelilingi dengan berjalan kaki tidak lebih dari satu jam.
Jarak kota Surabaya dan Gili Labak, Sumenep, Madura hanya sekitar 166 km . Melalui jembatan Suramadu ( Surabaya-Madura), perjalanan darat dari kota Surabaya menuju pulau Gili Labak dapat ditempuh dengan waktu sekitar 4 jam. Bagi anda yang tidak menggunakan kendaraan pribadi, dapat menggunakan bus umum menuju Sumenep, Madura dengan tarif perjalanan Rp. 55.000 saja. Bus umum ini melayani 24 jam dan jumlahnya pun cukup banyak sehingga tidak perlu terlalu lama menunggu. Anda bisa berangkat dari terminal Bungurasih dengan tujuan kota Sumenep. Dari Sumenep, Anda bisa menyambung dengan menggunakan ojek atau bemo ke Pelabuhan Kalianget. Selanjutnya anda harus menyewa kapal kepulau Gili Labak. Harga sewa kapal berkisar antara Rp. 350.000 sampai Rp. 400.000 dengan kapasitas antara 15 sampai 18 orang. Oleh karena itu disarankan untuk datang ke Gili Labak secara rombongan, untuk menghemat biaya.
Walau perjalanan menuju pulau Gili Labak agak sukar dijangkau, tetapi pulau itu tetap diminati pengunjung dalam dan luar negeri. Pesona pantainya dan terumbu karang di sini sangat indah. Bentangan pasir yang putih, bersih dan halus dapat memukau setiap orang yang memandangnya. Di Pantai Gili Labak, anda bisa melakukan kegiatan snorkeling untuk menikmati keindahan bawah lautnya. Tetapi anda harus mempersiapkan peralatannya sendiri, karena tidak tersedianya penyewaan perlengkapan snorkeling. Anda bisa dengan aman berenang dan bermain air di pantai ini.
Pulau Gili Labak biasanya ramai dikunjungi wisatawan pagi hari jam 09.00 sampai siang hari jam 13.00. Tetapi bagi Anda yang suka sensasi yang lain, anda bisa menginap dengan mendirikan tenda di sini. Anda bisa menunggu matahari terbenam sambil menikmati langit yang indah menjelang matahari terbenam. Air laut yang hampir tanpa ombak menciptakan suasana tenang dan nyaman, sangat tepat untuk Anda yang ingin melupakan kesibukan sehari-hari. Di sini Anda juga bisa menikmati makan malam di udara terbuka dengan menu ikan bakar,
Pagi hari di Pulau Gili Labak, anda akan dibangunkan oleh ayam yang berkokok. Kemudian apabila anda berjalan sekitar 300 meter saja ke bagian pantai yang lain yang menghadap matahari terbit, Anda akan bisa menikmati indahnya pemandangan terbitnya matahari. Anda akan melihat langit yang kemerahan tampak eksotik dan menarik, serta menciptakan bayang siluet pagi hari yang cantik.
Apabila Anda sedang berkunjung ke Surabaya di Jawa Timur atau di Pulau Madura, agendakan lah untuk menikmati indahnya pemandangan pulau Gili Labak .( Edn )
Mahasiswa Unair Ciptakan Aplikasi Diagnosa TBC. Walaupun mengalami penurunan, jumlah penderita TBC (Tuberkolosis) di Indonesia masih tergolong tinggi. Data dari Kementerian Kesehatan jumlah Penderita TBC di Indonesia merupakan yang terbanyak kedua di dunia setelah India. Karena itu perlu adanya upaya sungguh-sungguh untuk menurunkannya. Selain menyediakan fasilitas pengobatan seperti rumah sakit dan subsidi pengobatan, upaya pencegahan tentunya akan sangat membantu penurunan jumlah penderita penyakit ini. Selain menjaga kebersihan lingkungan, sanitasi yang sesuai dengan standar kesehatan, upaya deteksi dini juga penting dilakukan.
Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Jawa Timur, menciptakan aplikasi yang dapat mendiagnosa adanya penyakit TBC. Muhammad Hafiruddin, Machfud Hidayat, dan Bidayatul Mas’ulah, mahasiswa Program Studi Matematika Unair berinovasi menciptakan sebuah aplikasi yang dapat mendiagnosa salah satu penyakit yang menjadi penyumbang tingkat kematian terbesar di Indonesia ini. Mereka membuat aplikasi untuk mendiagnosa TBC berdasarkan gejala umum yang dialami penderita. Dari diagnosa tersebut akan menghasilkan sebuah kesimpulan dan memperoleh pra-diagnosis sebelum akhirnya pasien mendapat penanganan langsung dari dokter. Muhammad Hafiruddin mengatakan ini adalah sebuah aplikasi praktis untuk diagnosis penyakit TBC dengan metode fuzzy logic, yang mudah digunakan dan tidak memerlukan waktu yang lama. Sehingga, masyarakat awam dapat melakukan diagnosis gejala awal secara dini dan dapat segera melakukan pengobatan.
Walau ketiga mahasiswa ini merupakan mahasiswa pada Program Studi Matematika, namun mereka mampu membuat aplikasi bertema kesehatan karena mempelajari logika fuzzy dan membuat aplikasi berbasis visual basic. Kedua ilmu inilah yang kemudian digabungkan dengan menggali informasi lain seputar penyakit TBC. Selain itu, tim ini mendapat pembimbingan klinis dengan SMF (Staf Medik Fungsional) Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi RS dr. Soetomo. Ketiganya melakukan riset terlebih dahulu dan mencari pakar TBC di Institute of Tropical Disease (ITD) Unair untuk diwawancarai. Mereka bertemu dengan Prof. Dr. Ni Made Mertaniasih, dr., MS., Sp.MK(K) yang memberikan referensi dan rujukan kepada dokter spesialis di salah satu SMF Tuberkulosis. Tim ini kemudian bertemua dengan Tutik Kusmiati, dr., Sp.P(K), yang menunjukkan rekam medik. Rekam medik itu kemudian dibuat model matematisnya.
Ketiganya berharap agar aplikasi yang mereka ciptakan ini tidak hanya berhenti sampai di sini saja tetapi dapat benar-benar bermanfaat bagi orang banyak. Dengan adanya aplikasi ini, diharapkan menjadi salah satu upaya mengurangi angka kematian yang disebabkan penyakit Tuberkulosis, khususnya di Indonesia.// Wati
Program acara Pelangi Nada, sebuah acara yang memperkenalkan lagu-lagu Indonesia. Pelangi Nada edisi kali ini, kami hadirkan penyanyi wanita berkebangsaan Indonesia, Rossa. demikian sebuah lagu berjudul “Kamu Yang Kutunggu”. Tidak lama lagi, salah satu diva pop Indonesia ini genap berkarya di industri musik Indonesia selama 22 tahun. Selama 22 tahun, penyanyi bernama lengkap Sri Rossa Roslaina Handayani ini selalu memberikan yang terbaik di setiap karyanya. Album bertajuk “Love, Life & Music” merupakan satu diantara 14 album studio Rossa. Lagu yang telah anda dengar, “Kamu Yang Kutunggu”, terdapat dalam album yang dirilis pada tahun 2014 ini. Lagu ini merupakan hasil kolaborasi antara Rossa dan Afgan, seorang penyanyi pria Indonesia dengan vokal yang khas. “Kamu Yang Kutunggu” menggambarkan tentang seseorang yang akhirnya bertemu dengan cinta sejati yang selama ini dicari-cari.
sebelum membahas Rossa lebih lanjut, saya hadirkan sebuah lagu berjudul “Hijrah Cinta”. Selamat mendengarkan.
baru saja anda mendengarkan lagu berjudul “Hijrah Cinta” dari Rossa. Lagu ini juga terdapat dalam album bertajuk “Love, Life & Music” tersebut. Lagu “Hijrah Cinta” merupakan soundtrack sebuah film berjudul sama, Hijrah Cinta. Lagu yang dirilis pada tahun 2014 ini menggambarkan tentang semua yang memiliki awal pasti akan menghadapi akhir, dan sebuah akhir akan menjadi awal yang baru.
menutup perjumpaan Pelangi Nada kali ini, saya hadirkan dua buah lagu lainnya dari Rossa yang masih terdapat dalam album “Love, Life & Music” berjudul “Jatuh Cinta Setiap Hari” dan “Bukan Bukan”.