ofra voi

ofra voi

13
February

 

Pelangi nada kali ini, kami hadirkan lagu-lagu dangdut  ke ruang dengar anda. baru saja anda mendengarkan lagu dangdut yang dinyanyikan oleh WENI. Single berjudul  ENGKAULAH TAKDIKU” ini dirilis Maret 2017 kemarin. Lagu yang bernuansa dangdut kontemporer ini diciptakan oleh Adibal Syahrul dan bercerita tentang seseorang yang mencintai pasangannya dan meyakini bahwa pasangannya tersebut adalah takdir yang dikirim Tuhan untuknya. Single ini merupakan single kemenangan WENI dalam ajang Dangdut Academy 2, sekaligus single perdana WENI sebagai penanda memasuki blantika musik dangdut tanah air. Sebelum kembali mengupas lagu-lagu yang dinyanyikan oleh WENI, mari dengarkan lagu berjudul LELAH MENCINTAIMU berikut ini. Selamat Mendengarkan!

Penyanyi bernama asli WENI WAHYUNI ini memang memiliki bakat menyanyi yang luar biasa. Sejak kecil, Weni mulai bernyanyi dan sering mengikuti bermacam-macam kompetisi menyanyi sampai ke daerah kabupaten atau kota se-Kalimantan Barat. Bermodal keinginan kuat untuk menggali potensinya, Weni mencoba peruntungannya mengikuti salah satu ajang kontes dangdut tanah air. Dari ajang kontes dangdut ini, banyak orang terpukau dan menyukai suara khas serta aksi panggung Weni. Berkat bakatnya tersebut, Weni pun berhasil melenggang hingga menjuarai Dangdut Academy Asia 2. Sukses merilis single perdananya, WENI Kemudian merilis single keduanya berjudul LELAH MENCINTAIMU pada Desember 2017 lalu. Diciptakan oleh Hendry Saky, lagu ini bercerita tentang perasaan seorang perempuan yang lelah dengan permainan cinta dari pria yang ia cintai. Di lagu ini, si perempuan menceritakan sakit hatinya karena selalu dibohongi oleh pasangannya, namun ia tidak ingin berlarut-larut dengan kesedihan, ia pun berusaha  memberitahukan kepada perempuan lain agar tidak merasakan hal yang sama. Musik lagu ini pun bertempo medium. Menariknya, WENI menambahkan rap di tengah-tengah lagu ini agar terdengar lebih modern dan unik. Mengakhiri pelangi nada dangdut kali ini, mari dengarkan lagu penyanyi dangdut wanita lainnya, yakni LESTI berjudul EGOIS dan KEJORA.

12
February

Keroncong

Published in pop music

Pelangi Nada menghadirkan lagu-lagu bernuansa keroncong yang dibawakan oleh penyanyi-penyanyi keroncong wanita Indonesia.

telah kita dengarkan lagu Prasasti Pemuda, sebuah lagu yang menggambarkan peran pemuda dalam perjuangan bangsa. Lagu ini juga seakan memberikan dorongan kepada generasi muda agar bersatu padu dan bangkit untuk bangsa. Seperti pada bagian liriknya : Bangkitlah hai pemuda jadi tonggak sejarah bangsa prasasti bukti janji suci, kan kukenang sepanjang jaman.

Sebuah lagu keroncong asli yang dinyanyikan dengan sangat baik oleh Keksi Mulyani. Meskipun irama mendayu, namun keindahan musik dan karakter vocal Keksi yang kuat, dapat menyampaikan pesan lagu ini dan mampu membangkitkan semangat para pemuda untuk berbuat dan berbakti demi tanah air. Syair lagu tentang pemuda dan semangatnya akan tetap relevan sepanjang zaman.

banyak hal yang dapat membangkitkan memori di masa lalu, salah satunya lagu. Melalui sebuah lagu, apalagi lagu yang sangat disukai kenangan masa lalu seolah hadir kembali. Itulah yang diceritakan dalam Lagu Kesayangan yang dinyanyikan oleh Trie Novianti. Seperti pada bagian syair : Di radio aku dengar lagu kesayanganmu mengalun membangkitkan rindu di hatiku....Lagu ini ditutup dengan harapan ingin berjumpa kembali dengan sang pujaan hati.

Pendengar, Trie Novianti adalah salah seorang penyanyi dangdut wanita berbakat Indonesia. Dahulu, dia sering membawakan lagu-lagu keroncong pada acara lagu keroncong yang disiarkan di stasiun televisi nasional TVRI. Trie Novianti kemudian vacum dari acara tersebut karena penyanyit tumor yang dideritanya. Namun setelah beberapa waktu kemudian, dia sembuh dan mulai kembali membawakan lagu-lagu keroncong dengan penampilan dan kualitas suara yang masih sama dan enak didengar.  

untuk mengakhiri Pelangi Nada kali ini, kita dengarkan 2 buah lagu berjudul Pulau Jawa dibawakan oleh Keksi Mulyani dan lagu Biola Kaca dibawakan oleh Trie Novianti.// Wati

12
February

Mengenal gerabah kasongan dari Yogyakarta. Kasongan terletak di selatan kota Yogyakarta kurang lebih 6 km dari pusat kota, tepatnya daerah pedukuhan Kajen, desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul. Desa ini penghasil kerajinan Gerabah yang sudah terkenal sampai ke Luar negeri serta banyak Wisatawan Mancanegara yang datang berkunjung untuk belanja dan melihat proses pembuatan Gerabah tersebut. Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk kemudian dibakar untuk kemudian dijadikan alat-alat yang berguna membantu kehidupan manusia.

Desa kasongan telah menjadi desa gerabah sejak masa penjajahan Belanda. Penduduk desa yang tidak lagi memiliki lahan persawahan untuk mencari nafkah, beralih menjadi pembuat gerabah. Setelah kawasan ini diperkenalkan oleh Seniman Yogyakarta, Sapto Hudoyo pada tahun 1971-1972, kerajinan gerabah mulai dibuat dengan design yang lebih modern. Saat ini dapat dijumpai berbagai motif untuk berbagi model bentuk barang. Yang paling banyak dijumpai barang bentuk Guci, Pot, Meja, Kursi, kursi, dan lian-lain. Namun sekarang sudah berkembang dengan berbagi macam barang tidak hanya dari tanah liat saja namun berkembang menjadi sentra industri kerajinan yang berkualitas untuk ekspor ke mancanegara.

Gerabah diperkirakan telah ada sejak masa pra sejarah, tepatnya setelah manusia hidup menetap dan mulai bercocok tanam. Situs-situs arkeologi di indonesia, telah ditemukan banyak tembikar yang berfungsi sebagai perkakas rumah tangga atau keperluan religius seperti upacara dan penguburan. Kasongan mulanya adalah tanah pesawahan milik penduduk desa di selatan Yogyakarta. Pada masa Penjajahan Belanda di Indonesia, di daerah pesawahan milik salah satu warga tersebut ditemukan seekor kuda yang mati. Kuda tersebut diperkirakan milik pejabat Belanda. Karena saat itu masa penjajahan Belanda, maka warga yang memiliki tanah tersebut takut dan segera melepaskan hak tanahnya supaya tidak dituntut oleh Belanda.

Ketakutan serupa juga terjadi pada penduduk lain yang memiliki sawah di sekitarnya yang akhirnya juga melepaskan hak tanahnya. Banyaknya tanah yang bebas, membuat penduduk desa lain segera mengakui tanah tersebut. Penduduk yang melepaskan hak tanah tersebut kemudian beralih profesi menjadi seorang pengrajin keramik yang mulanya hanya mengempal-ngempal tanah yang tidak pecah bila disatukan. Sebenarnya tanah tersebut hanya digunakan untuk mainan anak-anak dan perabot dapur saja. Namun, karena ketekunan dan tradisi yang turun temurun, Kasongan akhirnya menjadi Desa Wisata yang cukup terkenal. Saat ini Kasongan mungkin lebih terkenal dibandingkan nama Desa-nya, yaitu Bangunjiwo.

Disini kita dapat menemukan sentra kerajinan gerabah, yang menghasilkan ratusan bahkan ribuan keramik dengan berbagai jenis, bentuk dan ukuran. Dimotori oleh lebih dari 300 pengrajin,yang menyerap seribu lebih tenaga kerja membuat sentra kerajinan ini mampu menembus pasar gerabah internasional. Showroom yang berjajar rapi di kanan-kiri jalan, dipadukan dengan workshop para pengrajin, dimana kita dapat ikut langsung membuat keramik, dan festival seni Kasongan yang rutin diadakan setiap tahunnya, membuat Kasongan menjadi sebuah wisata kerajinan yang berkesan bagi siapapun yang mengunjunginya.

12
February

Hari ini akan memperkenalkan Lawang Sewu di Jawa Tengah. Semarang adalah ibukota dari provinsi Jawa Tengah. Kota ini merupakan kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung. Kota ini memiliki banyak destinasi wisata, mulai dari wisata alam, wisata religi hingga wisata sejarah. Salah satu wisata sejarah yang sudah cukup terkenal di Semarang adalah Lawang Sewu yang dibangun pada zaman penjajahan Belanda.

Lawang Sewu didirikan pada tanggal 27 Februari 1904 sebagai kantor pusat NIS, salah satu perusahaan kereta api di Hindia Belanda. Bangunan ini memiliki jendela yang tinggi dan lebar, menyerupai sebuah pintu sehingga masyarakat sekitar menyebut bangunan ini sebagai “Lawang Sewu” yang memiliki arti “Seribu Pintu”.

Walaupun gedung ini diberi nama Lawang Sewu, kenyataannya bangunan ini hanya memiliki 429 buah pintu saja. Setelah cukup lama bangunan ini seperti tidak terurus, akhirnya Lawang Sewu pada akhir Juni 2011 mengalami pemugaran dan dibuka kembali untuk umum pada tanggal 5 Juli 2011.

karena dibangun sebagai kantor pusat NIS, sejarah Lawang Sewu tidak terlepas dari perkeretaapian di Indonesia. Setelah kemerdekaan Indonesia, gedung ini digunakan sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang bernama PT Kereta Api Indonesia.

Selain itu pernah juga digunakan sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer dan Kantor Wilayah Kementerian Perhubungan Jawa Tengah.

Sementara itu pada masa perjuangan, gedung ini menjadi saksi bisu dari peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang. Oleh karena itu, pemerintah Kota Semarang pada tahun 1992, memasukan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi.

Lawang Sewu berada di Komplek Tugu Muda, Jalan Pemuda, Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah. Tepatnya, berada di jantung Kota Semarang. Sehingga, akses ke destinasi wisata ini cukup mudah. Lawang Sewu setiap hari dibuka pukul 6.00 sampai 21.00 WIB.

Untuk harga tiket masuknya, dewasa seharga Rp. 10.000/orang, sedangkan pelajar dan anak-anak Rp. 5.000/orang. Jika anda ingin masuk ke ruang bawah tanah, akan dikenakan biaya sebesar Rp. 30.000/orang dan untuk menyewa pemandu wisata anda harus membayar Rp. 30.000.// Ihsan