ofra voi

ofra voi

08
February

Kali ini, VOI menghadirkan lagu-lagu pop nostalgia dari penyanyi wanita Indonesia, Christine Panjaitan. Pendengar, mengawali perjumpaan, saya hadirkan lagu berjudul “Katakan Sejujurnya”. demikian lagu berjudul “Katakan Sejujurnya” yang dinyanyikan oleh Christine Panjaitan. Penyanyi bernama lengkap Christine Natalina Panjaitan ini mulai dikenal penikmat musik di Indonesia sejak menyanyikan lagu tersebut. Lagu yang diciptakan oleh Rinto Harahap ini dirilis pada tahun 1987. Lagu ini bercerita tentang sesuatu yang terpendam, tersembunyi, dan belum terungkap. Namun, ia ingin tahu apa yang dirasakan oleh sang pujaan hati, apakah sama dengan dirinya atau hanya perasaannya semata. Lagu ini begitu popular dan selalu dikenang sepanjang masa. Banyak musisi di Indonesia yang mengaransemen kembali lagu “Katakan Sejujurnya”. Salah satunya adalah grup band Armada yang merilisnya pada tahun 2014.sebelum kembali membahas dan mengupas lagu-lagu dari Christine Panjaitan, hadir kembali sebuah lagu berjudul “Sudah Kubilang”. Christine Panjaitan mencapai masa keemasannya pada tahun 1980-an. Selain lagu “Katakan Sejujurnya”, penyanyi kelahiran 23 Desember 1960 ini juga memiliki lagu hits lainnya yaitu lagu yang telah anda dengar, “Sudah Kubilang”. Lagu ini memberikan pesan agar kita semua sebagai umat manusia jangan terlalu menuruti keinginan hati dan angan-angan. Jika pada kenyataannya orang yang dicinta adalah orang yang tepat, maka dia akan selalu ada untukmu, begitu pun sebaliknya. Pendengar, saya hadirkan kembali dua buah lagu dari Christine Panjaitan berjudul “Untuk Mama” dan “Kau Dia Dan Aku”. 

08
February

Kamis, 1 Februari 2018 Banyuwangi merilis 'Top 77 Calender of Event Banyuwangi Indonesia Festival 2018’ di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata. Pada acara tersebut, Menteri Pariwisata Arief Yahya sekaligus menetapkan branding Banyuwangi sebagai “The City of Carnival and Festival”. Penobatan kota di Jawa Timur ini sebagai kota karnaval dan festival dikarenakan kesiapan unsur atraksi, amenitas, dan aksesibilitas terutama konektivitas udara. Hal ini jelas terlihat dengan adanya maskapai dari Jakarta, Surabaya, dan Bali yang terbang ke Bandara Blimbingsari Banyuwangi.

Menurut Arief Yahya, untuk atraksi, Banyuwangi tercatat paling cepat berkembang karena melibatkan seluruh potensi masyarakat. Jika tahun 2012 baru ada 12 event, tahun 2017 meningkat menjadi 72 event, dan tahun ini menjadi 77 event dengan sejumlah event unggulan yang masuk dalam Calender of Event Wonderful Indonesia 2018. Banyuwangi jadi kota kecil yang paling banyak diambil acaranya menjadi 100 acara terbaik pariwisata Indonesia. Dari 77 festivalnya di 2018, ada tiga acara menjadi bagian dari program 100 Calender of Event Wonderful Indonesia (CoE WI) 2018. Ketiganya ialah Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) masuk dalam TOP 10 Nasional Events (EoE WI), sedangkan International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI ) dan Gandrung Sewu masuk TOP 100 Nasional Events (CoE WI) 2018. Sejumlah atraksi baru juga dihadirkan dalam Top 77 Calender Event seperti Festival Tahu-Tempe (9 hingga 13 Februari). Adapula Festival Imlek yang akan menampilkan tradisi khas warga Tionghoa (17 Maret). Selain itu, ada Festival Karya Tari (31 Maret), Fishing Festival (7 April), Festival Cokelat (12 Mei), Festival Kuntulan (3 hingga 6 Oktober).

 

Meningkatnya sektor pariwisata Banyuwangi, dengan digelarnya beragam karnaval dan festival tentunya menggerakkan ekonomi lokal sehingga pendapatan per kapita warga Banyuwangi melonjak. Mulai dari Rp 20,8 juta pada tahun 2010 menjadi Rp 41,5 juta per orang per tahun pada 2016. Dan di tahun 2017 mencapai Rp. 46,1 juta pertahun. Penurunan kemiskinan juga cukup pesat menjadi 8,79% pada 2016. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Banyuwangi terus meroket. Pada tahun 2010 tercatat 5.025 wisman mengujungi Banyuwangi. Angka itu meningkat menjadi 74.800 wisman pada 2016. Sedangkan tahun 2017 kembali meningkat menjadi 91.000 wisman dan tahun 2018 ini diproyeksikan menjadi 100.000 wisman.

 

08
February

Hari ini kami ajak anda berwisata ke provinsi Aceh. Sabang merupakan salah satu kota di provinsi Aceh. Kota ini berupa kepulauan di seberang utara pulau Sumatera, dengan pulau Weh sebagai pulau terbesarnya. Berbicara mengenai pariwisatanya, Sabang menyimpan berbagai objek wisata indah, mulai wisata pegunungan hingga wisata pesisir pantai. Bagi anda yang suka wisata petualangan, Sabang juga menawarkan wisata Gua Sarang yang sedang hits saat ini. Gua Sarang menawarkan keindahan alam yang masih natural. Dinamakan gua Sarang, karena gua ini menjadi sarang bagi burung walet. Lokasinya berada di di Desa Iboih, Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang.

untuk menuju Gua Sarang, dari Kota Banda Aceh, ibukota provinsi Aceh, anda harus menumpang kapal lambat, BRR atau kapal cepat, Express Bahari menuju ke Kota Sabang. Merapat di Pelauhan Balohan, berjarak 20 kilometer, anda bisa langsung menuju ke Desa Iboih. Dari desa tersebut, anda bisa melanjutkan perjalanan darat menuju destinasi wisata Gua Sarang dengan jarak tempuh sekitar setengah hingga 1 jam. Sepanjang perjalanan, anda akan disuguhi pemandangan alam pegunungan, hamparan laut biru, aktivitas ekonomi warga, dan perkampungan penduduk. Tiba di lokasi wisata, udara segar pegunungan akan langsung menyapa anda. Gua ini terletak di kaki tebing dan perbukitan hutan lindung Pulau Weh yang menjorok ke laut biru. Untuk masuk ke kawasan wisata ini, anda diwajibkan membayar tiket masuk sebesar Rp.5000. Masuk ke dalam, anda bisa langsung menjajal andrenalin anda dengan menaiki dua oasang ayunan, yang letaknya di ketinggian dengan latar gugusan pulau-pulau kecil.

Jika anda punya nyali lebih, silahkan turuni anak tangga tempat boat atau perahu ditambatkan. Anda bisa menghubungi petugas dan membayar tarif khusus untuk menyusuri gua Sarang. Anda dapat memilih jalur trekking dengan berjalan kaki untuk mencapai beberapa sisi gua atau menyewa perahu bermotor untuk menyaksikan pesona tujuh mulut gua dari arah laut. Jika memilih menyewa perahu bermotor fiberglass, anda dikenai harga Rp 200.000  Uang sewa tersebut bisa dibagi rata di antara para wisatawan karena perahu bermotor itu mampu memuat maksimal 11 orang penumpang, sehingga per orangnya hanya membayar kurang dari Rp 20.000.

dengan menggunakan perahu, anda bisa berkeliling selama kurang lebih setengah jam, mengitari tujuh mulut gua dan bebatuan gunung yang menyembul dari dasar laut serta mengabadikan momen di spot-spot foto yang menarik dan indah. Selain berswafoto/selfi, gua Sarang juga menawarkan aktivitas wisata menarik lainnya seperti berenang, snorkeling, menyelam. Bahkan lokasi wisata ini seringkali dijadikan tempat berkemah. Bagi Anda yang suka berkemah, Anda harus membayar mulai Rp200 hingga Rp300 ribu.

07
February



Wisata alam yang berada di Provinsi Jawa Timur seakan tidak pernah habis untuk dijelajahi. Hampir setiap waktu selalu ada destinasi wisata baru yang mulai naik daun. Terlebih di era teknologi canggih seperti saat ini. Jika ada destinasi wisata yang menarik, wisatawan akan berkunjung dan mengunggah hasil swafoto mereka ke sosial media. Salah satu destinasi wisata baru yang sedang naik daun di Jawa Timur yang sedang ramai diperbincangkan akhir-akhir ini adalah Coban Kembar Watu Ondo.

nama Coban Kembar Watu Ondo merujuk pada anak tangga yang tertata rapi menuju lokasi. Terdapat dua air terjun yang saling berhadapan di destinasi wisata ini. Kedua air terjun tersebut sama-sama indah. Air tersebut mengalir diantara belantara Taman Hutan Raya Raden Soeryo yang membuat tempat ini semakin eksotis. Air terjun di sisi kanan memiliki ketinggian 15 meter. Sedangkan di sisi kiri memiliki ketinggian 69 meter.


seiring dengan perkembangan zaman, wisatawan masa kini menginginkan spot untuk berswafoto yang dapat menunjukkan keindahan dari destinasi wisata yang mereka kunjungi. Sebab, setelah berfoto, mereka akan mengunggah dan membagikannya melalui sosial media mereka. Oleh karena itu, Coban Kembar Watu Ondo ini menyediakan spot terbaik untuk wisatawan agar dapat berswafoto dengan latar belakang yang eksotis. Spot untuk berswafoto ini berlatar belakang dua air terjun kembar. Menariknya lagi, tempatnya pun berbentuk hati yang terbuat dari tanaman. Terlbih lagi jika beruntung, dari tempat ini bisa melihat pelangi dan kupu-kupu cantik yang berterbangan.


Coban Kembar Watu Ondo atau yang juga disebut Coban Kembar ini berada di Dusun Sendi, Desa Pacet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Rute untuk menuju destinasi wisata ini bisa dilalui dengan kendaraan pribadi atau sewaan. Berangkat dari arah Malang dan Batu menuju ke wisata Selecta. Setelah itu, perjalanan berlanjut hingga wisata Cangar. Dari sana, ikuti petunjuk jalan menuju ke Pacet-Mojokerto. Jika sudah terlihat jembatan kembar, di sebelah kanan ada papan petunjuk menuju Coban Kembar Watu Ondo.


harga tiket masuk ke Coban Kembar Watu Ondo ini sangat terjangkau. Cukup membayar Rp 2.500 per orang atau Rp 8.000 beserta biaya parkir kendaraan. Demikian edisi Pesona Indonesia kali ini dengan topik Coban Kembar Watu Ondo. Besok kita akan berjumpa kembali pada edisi Pesona Indonesia berikutnya dengan topik menarik lainnya.