Kemarin, 13 Februari 2022, diperingati sebagai Hari Radio Sedunia yang kesebelas. Hari Radio Sedunia diperkenalkan pada 3 November 2011 dalam Konferensi Umum ke-36 organisasi PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahun dan Budaya UNESCO. Peringatan Hari Radio pertama diusulkan oleh Spanyol pada 20 September 2010. UNESCO pun pada 2011, melakukan konsultasi secara luas dengan berbagai pemangku kepentingan, terkait dengan peringatan Hari Radio Sedunia. Hasilnya, 91 persen mendukung diadakannya Hari Radio Sedunia. Tanggal 13 Februari dipilih sebagai tanggal peringatan tersebut, karena pada tanggal itu di tahun 1946, Radio PBB didirikan.
Dalam lamannya, UNESCO menyebut, radio terus menjadi salah satu media yang paling terpercaya dan dapat diakses di dunia, UNESCO juga menyatakan, radio adalah media yang kuat untuk merayakan kemanusiaan dalam segala keragamannya dan merupakan platform atau panggung untuk wacana demokrasi. Di tingkat global, radio tetap menjadi media yang paling banyak dikonsumsi. Kemampuan unik untuk menjangkau khalayak seluas-luasnya membuat radio mampu membentuk pengalaman keragaman masyarakat. Sehingga dapat berdiri sebagai arena bagi semua suara untuk berbicara, diwakili, dan didengar. Di sisi lain, Stasiun radio dituntut untuk sanggup melayani komunitas yang beragam, menawarkan beragam program, sudut pandang dan konten, dan mencerminkan keragaman khalayak dalam organisasi dan operasi mereka.
Tema peringatan Hari Radio tahun ini adalah Radio dan Kepercayaan. Tema tersebut memiliki 3 subtema, yaitu pertama, Kepercayaan pada Jurnalisme Radio: Hasilkan konten yang independen dan berkualitas tinggi. Kedua, Kepercayaan dan Aksesibilitas: Jaga audiens atau pendengar . Ketiga, Kepercayaan dan Kelangsungan Hidup Stasiun Radio: Pastikan daya saing.
Ke 3 subtema tersebut rasanya cocok melihat situasi radio saat ini. Di tengah berkembangnya media sosial, internet dan beragam platform informasi dan komunikasi, radio dituntut untuk mempertahankan kekuatannya sebagai media yang dapat dipercaya. Banyaknya berita bohong atau hoax di berbagai platform informasi dan komunikasi membuat masyarakat masih membutuhkan media arus utama cetak, seperti surat kabar atau majalah, dan elektronik, seperti televisi dan radio, untuk mencari berita yang benar dan faktual.
Sesuai perkembangan zaman, stasiun radio saat ini, termasuk Voice of Indonesia terus berusaha menjangkau audiens yang lebih luas melalui berbagai platform, termasuk live streaming, website, dan media sosial seperti facebook, twitter dan lainnya. Dengan demikian, dapat dikatakan radio masih menjadi media dengan jangkauan terluas.
Minggu ini ada satu peringatan penting bagi media massa di Indonesia, yaitu Hari Pers Nasional. Pembukaan Hari Pers Nasional 2022 sudah dilaksanakan pada Minggu (6/2) di Kendari Sulawesi Tenggara. Direncanakan Presiden Joko Widodo akan memberikan sambutan pada Puncak Peringatan Hari Pers Nasional pada 9 Februari.
Semula, Presiden menyatakan akan hadir langsung di Kendari. Tetapi, meningkatnya jumlah yang terpapar Covid-19, membuat semua agenda tatap muka Presiden Joko Widodo dihentikan sementara. Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono kepada awak media menjelaskan, mulai Minggu (6/2) semua kegiatan akan diikuti Kepala Negara secara daring.
Sesungguhnya, kehadiran Presiden Joko Widodo secara daring ini, justru telah menjawab keinginan Forum Pemimpin Redaksi Indonesia. Mengutip laporan Kantor Berita Antara pada 28 Januari 2022, Forum Pemimpin Redaksi Indonesia meminta pemerintah, Badan Usaha Milik Negara, serta swasta untuk memperbanyak acara dalam bentuk virtual demi mengantisipasi penularan Covid-19 pada jurnalis. Ketua Forum Arifin Asydhad mengatakan, menurut data, sejauh ini beberapa jurnalis dan pekerja media dari berbagai media massa sudah tertular COVID-19. Bahkan, jumlahnya terus bertambah setiap hari.
Di tengah pandemi Covid-19, jurnalis merupakan salah satu profesi di garda terdepan. Pers melaksanakan tugasnya untuk menerangkan secara jelas tentang Covid 19. Mulai dari kondisi terkini dari sebaran Virus Covid 19 dengan segala variannya, hingga langkah antisipasi yang harus dilakukan masyarakat agar tidak terpapar. Pers juga menjalankan peran penting untuk meningkatkan kedisiplinan masyarakat menjalankan protokol kesehatan dan kesadaran untuk melakukan vaksinasi. Selain itu, yang tak kalah pentingnya, pers juga memerangi berita palsu yang banyak beredar tentang Covid-19.
Untuk melaksanakan tugas-tugasnya, tak jarang para wartawan harus turun ke lapangan. Seperti antara lain, melaporkan kondisi sebenarnya di rumah-rumah sakit penanganan Covid-19. Untuk itu, wartawan berisiko tinggi terpapar, bahkan meninggal karena Covid-19. Menurut laporan organisasi non-pemerintah dengan status konsultatif khusus dari PBB, Press Emblem Campaign, hingga awal Januari, hampir dua ribu jurnalis di 94 negara meninggal karena Covid 19.
Peringatan Hari Pers Nasional bisa menjadi momentum untuk menyadarkan semua pihak di Indonesia tentang tugas dan peran yang sudah dilakukan para jurnalis dalam mengatasi pandemi Covid 19. Salah satunya mengingatkan kepada semua pihak untuk mengedepankan penyelenggaraan acara atau konferensi pers secara virtual atau daring. Sehingga informasi-informasi penting dan benar tentang Covid, bisa segera sampai ke masyarakat, namun dengan meminimalisasi risiko wartawan terpapar Covid- 19.
Presiden Joko Widodo menilai kasus Omicron di Indonesia akan terus meningkat dalam beberapa minggu ke depan. Kasus harian COVID-19, utamanya varian Omicron, terus mengalami lonjakan kenaikan. Hingga hari Minggu (30/1/2022) pemerintah melaporkan kasus harian positif Corona, meski sebagian besar bukan varian Omicron, sebanyak 12.422. Sehingga total kasus aktif berjumlah 61.718.
Presiden Jokowi dalam keterangan pers Jumat lalu (28/1) mengatakan, untuk menghadapi lonjakan tersebut pemerintah telah melakukan banyak persiapan. Antara lain, perbaikan berbagai sarana prasarana fasilitas kesehatan, yang disesuaikan dengan karakter varian omicron.
Menurut Presiden Jokowi, semua kasus Omicron membutuhkan layanan Kesehatan. Gejalanya memang tampak tidak terlalu serius dibanding varian sebelumnya, namun tetap membahayakan. Oleh sebab itu, yang paling penting adalah meminimalkan kontak dengan orang lain. Disamping itu, Presiden juga menghimbau masyarakat, untuk selalu melaksanakan protokol kesehatan dan mengurangi aktivitas yang tidak perlu.
Ditegaskannya, ketika hasil tes PCR positif meski tanpa ada gejala, pasien dapat melakukan isolasi mandiri di rumah selama 5 hari. Bila ada gejala batuk, pilek, dan demam, pasien bisa mengakses layanan telemedisin untuk mendapatkan pelayanan gratis, termasuk obat. Dengan demikian fasilitas kesehatan dapat lebih fokus menangani pasien dengan gejala berat maupun pasien dengan penyakit lain yang membutuhkan layanan intensif.
Pemerintah memang melakukan strategi berbeda dalam menghadapi varian Omicron dan Delta. Dalam menghadapi varian Delta pemerintah memfokuskan pada penyediaan kapasitas Rumah Sakit yang tinggi, sementara dalam menghadapi Omicron Pemerintah memfokuskan pada isolasi mandiri disertai layanan telemedisin. Hal ini karena tingkat perawatan dan keparahan kasus varian Omicron lebih rendah.
Meski demikian, masyarakat tetap perlu waspada. Di Indonesia hingga minggu lalu, tercatat sudah tiga orang pasien meninggal dunia disebabkan oleh varian tersebut. Karena itu, sudah seharusnya masyarakat mengikuti himbauan Presiden untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat, dan menghindari kerumunan. Termasuk pada hari libur nasional Tahun Baru Imlek yang jatuh pada tanggal 1 Februari besok.
Kami awali dengan 26 Januari 1934/ Pakta Non Agresi Jerman-Polandia ditandatangani//
Pemerintah Jerman dan Polandia menandatangani Pakta Non-Agresi Jerman–Polandia pada 26 Januari 1934// Dari pakta tersebut/ Jerman secara resmi mengakui batas-batas wilayah negara antara Jerman dan Polandia// Pakta tersebut juga bertujuan untuk mengakhiri Perang Pabean yang merusak hubungan ekonomi dua negara tersebut//
Beralih ke 26 Januari 1952/ World Customs Organization atau Organisasi Kepabenanan Dunia berdiri//
Berdirinya World Customs Organization (WCO) pada 26 Januari 1952 merupakan tonggak penting dalam sejarah Kepabeanan dunia// Sejarah WCO dimulai pada tahun 1947 ketika tiga belas pemerintah negara Eropa yang tergabung dalam Committee for European Economic Co-operation sepakat untuk membentuk kelompok inter-European Customs Unions yang berlandaskan prinsip-prinsip General Agreement on Tariffs and Trade (GATT)// Pada 1948/ kelompok ini membentuk dua komite/ yaitu: Economic Committee dan Customs Committee// Customs Committee inilah yang menjadi cikal bakal Customs Cooperation Council (CCC) yang diresmikan pada konvensi di Brussel/ Belgia/ pada 26 Januari 1953/ dan dihadiri oleh 17 perwakilan negara Eropa// Pertemuan pertama pada tanggal 26 Januari itulah yang mendasari diresmikannya Hari Pabean Internasional//
Kami akhiri Hari Ini dalam Sejarah dengan 26 Januari 2001/ Gempa Besar India//
Gempa dengan Magnitudo 7,7 melanda India bagian barat dan sebagian Pakistan// Berpusat di kota Bhuj/ di negara bagian Gujarat/ gempa itu membuat sebagian besar warga yang tengah bersiap merayakan hari Kemerdekaan India tewas// Gempa terjadi pada pukul 8:50 waktu setempat// Gempa tersebut menewaskan antara 13 ribu hingga 20 ribu orang/ termasuk 18 orang di Pakistan tenggara/ melukai lebih 167 ribu lainnya dan menghancurkan hampir 340 ribu bangunan// Lebih dari 550 gempa susulan terjadi hingga bulan Maret//