VOinews.id, Moskow:Kedutaan Besar Amerika Serikat di Lebanon pada Sabtu meminta warga AS untuk segera meninggalkan negara itu di tengah kondisi keamanan yang memburuk di Timur Tengah. "Kami mengimbau warga yang akan meninggalkan Lebanon untuk segera memesan tiket penerbangan yang tersedia, bahkan jika belum ada pesawat yang terbang dalam waktu dekat atau tidak mengikuti rute normal mereka," kata Kedubes AS dalam sebuah pernyataan. Ditambahkan, warga AS yang kekurangan dana untuk kembali ke AS bisa menghubungi kedutaan untuk mendapatkan bantuan lewat pinjaman repatriasi.
Kedubes itu mengatakan meski beberapa maskapai penerbangan telah menangguhkan atau membatalkan penerbangan, warga AS harus mencari pilihan transportasi komersial yang masih tersedia, karena evakuasi militer bagi warga sipil jarang dilakukan. Warga AS yang memilih tetap tinggal di Lebanon disarankan untuk bersiap menghadapi situasi darurat dalam waktu yang cukup lama.
Sebelumnya pada hari yang sama, Departemen Pertahanan AS mengatakan bahwa pemerintah sedang melakukan penyesuaian penempatan pasukan di Timur Tengah menyusul ketegangan yang meningkat di kawasan itu. AS juga mengerahkan armada kapal perang dan sistem pertahanan rudal tambahan ke kawasan tersebut. Sementara itu, Kedutaan Besar AS di Yerusalem mengeluarkan peringatan keamanan yang meminta warga AS untuk mewaspadai kemungkinan adanya serangan udara mendadak.
Sumber: Sputnik-OANA
VOinews.id, Beijing:Afrika Selatan mendukung konsensus China-Brasil untuk penyelesaian krisis Ukraina dan menyatakan bahwa negara-negara Selatan Global perlu memperkuat kerja sama dalam menciptakan kondisi untuk mencapai perdamaian, kata Kementerian Luar Negeri China pada Minggu. Menurut kementerian tersebut, utusan khusus pemerintah China untuk urusan Eurasia, Li Hui, mengunjungi Afrika Selatan pada 2 Agustus, di mana dirinya telah bertemu dengan pejabat pemerintah dan membahas krisis Ukraina.
"Afrika Selatan sangat menghargai 'diplomasi ulang alik' China dan menyatakan pendapat bahwa negara-negara Selatan Global perlu memperkuat kerja sama, memberikan suara yang jujur dan berkeadilan kepada komunitas internasional untuk menciptakan kondisi yang mempromosikan de-eskalasi dan akhirnya mencapai perdamaian," kata kementerian dalam pernyataannya. Pretoria menyatakan dukungan mendasar untuk konsensus enam poin China-Brasil dan kesiapan untuk mempromosikannya dalam format multilateral bersama dengan China dan Brasil, tambahnya.
"Komunitas internasional secara menyeluruh yakin perlu mempromosikan upaya untuk meredakan situasi di Ukraina," kata Li Hui. Dia mencatat bahwa konsensus enam poin yang dicapai oleh China dan Brasil mengenai penyelesaian politik krisis Ukraina mendapat umpan balik positif dari lebih dari 110 negara. "China siap untuk memperkuat interaksi dan koordinasi dengan Afrika Selatan guna menyamakan persepsi berdasarkan konsensus enam poin yang akan membantu membentuk konsensus internasional," kata Li Hui. Sebelumnya, Li Hui mengunjungi Brasil, di mana para pihak setuju untuk memperkuat koordinasi guna mempromosikan penyelesaian politik krisis di Ukraina dan menciptakan kondisi untuk itu.
Sumber: Sputnik-OANA
VOinews.id, Mogadishu:Ketua Uni Afrika (AU) Moussa Faki Mahamat, pada Sabtu (3/8) mengutuk terjadinya "serangan teror mengerikan" di pantai Liido di Somalia. "Terkejut mendengar serangan teror mengerikan yang menargetkan warga sipil di #Pantai Liido di #Mogadishu, saya mengutuknya. Belasungkawa terdalam kepada mereka yang kehilangan orang-orang tercinta akibat dari serangan keji ini, dan terus membangun solidaritas dengan rakyat dan pemerintah federal Somalia untuk berjuang melawan terorisme," tulis Mahamat di X.
Para pemimpin regional, termasuk Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed dan Presiden Djibouti Ismail Omar Guelleh, mengutuk serangan bom bunuh diri yang menewaskan sedikitnya 32 orang dan melukai lebih dari 63 lainnya. Perdana menteri Ethiopia mengatakan bahwa negara Tanduk Afrika tersebut sangat berduka atas korban tewas dan yang terluka akibat serangan tersebut. "Menargetkan warga sipil menunjukkan keputusasaan para penjahat itu," kata Guelleh dalam sebuah pernyataan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Somalia dengan keras mengutuk serangan teror tersebut.
"Pantai Liido adalah tempat yang populer bagi warga Somalia untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman serta menikmati keindahan garis pantai Somalia. Menargetkan lokasi ini adalah tindakan keji yang perlu dikutuk dengan sangat keras," kata Perwakilan Khusus Sementara Sekretaris Jenderal PBB untuk Somalia, James Swan, dalam sebuah pernyataan. Pantai Liido sering dikunjungi oleh warga sipil, pejabat keamanan, dan pebisnis. Kelompok teroris yang berafiliasi dengan al-Qaeda, al-Shabaab, mengeklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Sementara itu, setidaknya tujuh orang tewas dan empat terluka dalam ledakan bom pinggir jalan yang mengenai minibus yang membawa penumpang sipil yang bepergian ke Jowhar, ibu kota administratif negara bagian Hirshabele. Ledakan tersebut adalah serangan kedua dalam waktu kurang dari 24 jam di Somalia yang telah lama dilanda ketidakamanan, dengan ancaman utama berasal dari kelompok teroris al-Shabaab dan Daesh/ISIS. Sejak tahun 2007, al-Shabaab telah berperang melawan pemerintah Somalia dan Misi Transisi Uni Afrika di Somalia (ATMIS), sebuah misi multidimensional yang diotorisasi oleh AU dan diberi mandat oleh Dewan Keamanan PBB. Kelompok teroris tersebut telah meningkatkan serangan sejak Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud menyatakan "perang habis-habisan" terhadap kelompok tersebut.
Sumber: Anadolu-OANA
VOinews.id, Hamilton:Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Rabu (31/7) menuntut pertanggungjawaban setelah terkuaknya sebuah laporan yang menyebutkan bahwa Israel menyiksa tahanan Palestina di Jalur Gaza. Saat ditanya tentang laporan setebal 23 halaman yang diterbitkan oleh Kantor HAM PBB pada Rabu, juru bicara Stephane Dujarric mengatakan, "Reaksi kami adalah terkejut dan bergidik saat melihat laporan ini."
"Seperti yang ada dalam kasus-kasus ini, sangat penting adanya pertanggungjawaban bagi mereka yang bertanggung jawab atas apa yang telah kami laporkan," kata Dujarric kepada wartawan. Kantor HAM PBB memublikasikan laporan yang mengungkap adanya dugaan penyiksaan cukup luas terhadap tahanan Palestina yang ditahan tanpa akses komunikasi apa pun dalam penahanan yang sewenang-wenang dan berkepanjangan. Laporan tersebut merinci kesaksian para tahanan yang menjadi korban interogasi dengan siram air, penutupan mata dalam jangka waktu lama, penahanan tanpa makan dan minum, sengatan listrik, dan kekerasan seksual.
Saat ditanya alasan Guterres tidak mengecam pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran seperti yang dia lakukan setelah percobaan pembunuhan mantan presiden AS Donald Trump, Dujarric mengatakan hal tersebut karena "Masih ada konflik yang terjadi di wilayah tersebut." Seraya mendesak untuk "menahan diri," Dujarric mengatakan, "Sangat penting bahwa seruan kami, yang didukung oleh pesan-pesan yang disampaikan utusan kami, dan khususnya negara-negara anggota yang memiliki pengaruh terhadap semua pihak terkait di kawasan, semuanya bekerja mengupayakan deeskalasi.
" Dia mengutip informasi dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) dan mengatakan, "Serangan dari pasukan dan pemukim Israel terus memberikan dampak menghancurkan terhadap rakyat Palestina" di Tepi Barat. "Menurut laporan terbaru dari OCHA, enam orang telah tewas dan hampir 80 warga Palestina, termasuk puluhan anak, dicederai pasukan atau pemukim Israel dalam insiden di Tepi Barat hanya dalam satu pekan, antara 23 dan 29 Juli," katanya.
Sumber: Anadolu