14
April

 

VOI NEWS Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan virus corona yang menyebabkan Covid-19 lebih mematikan ketimbang pandemi flu babi (H1N1) pada 2009 silam. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam jumpa pers di Jenewa, Swiss, seperti dilansir AFP, Selasa (14/4) mengatakan, Covid-19 sangat cepat menyebar, dan lebih mematikan, 10 kali lebih mematikan dari pandemik flu 2009.

Virus corona saat ini sudah menjangkiti 1,8 juta penduduk dunia, dan menewaskan 115 ribu orang. Sedangkan flu babi menewaskan 18,500 orang.  Namun, menurut lembaga kesehatan Lancet, jumlah korban flu babi antara 150 ribu sampai 575 ribu orang. (cnnindonesia)

14
April

 

Wakil Menteri Kesehatan Korea Selatan (Korsel), Kim Gang-lip, meminta warga menjaga kewaspadaan di tengah perlambatan penyebaran virus corona. Kondisi normal dinilai belum bisa terjadi sehingga pemerintah akan merancang pedoman berkelanjutan untuk ekonomi dan aktivitas sosial warga.

Kim melakukan pertemuan dengan para pejabat membahas konversi kampanye jaga jarak sosial selama beberapa pekan pada Senin (13/4). Pedoman tersebut, menurut Kim, tidak berarti akan mengakhiri jarak sosial. Pelonggaran dini aturan jarak sosial ini bisa membuat Korea Selatan harus membayar harga mahal dengan kemungkinan munculnya transmisi baru penyakit tersebut. (republika)

14
April

 

Menjelang bulan suci Ramadan, pandemi virus corona baru (COVID-19) masih terjadi di dunia. Hal ini berpengaruh pada pelaksanaan ibadah dalam bulan Ramadan, salah satunya ibadah shalat Tarawih. Terkait dengan hal itu, Menteri Urusan  Bimbingan dan Dakwah Islam Sheikh Abdullateef Bin Abdulaziz Al-Asheikh mengimbau umat Islam di Arab Saudi untuk melaksanakan shalat Tarawih di rumah.

Al-Asheikh dalam sebuah wawancara di MBC "In a Week" seperti dilansir Saudi Gazette, Senin (13/4) mengatakan, keputusan untuk menghentikan sementara shalat di masjid akan terus berlaku, jika pandemi virus corona belum hilang. (rri)

14
April

 

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah melakukan perombakan besar-besaran di badan pemerintahan tertinggi di Korea Utara, Komisi Urusan Negara.  Menurut laporan kantor berita negara KCNA pada Senin (13/4), Kim yang merupakan ketua Komisi Urusan Negara merombak lebih dari sepertiga anggotanya.

Dikutip dari Channel News Asia, Senin (13/4), lima dari 13 anggotanya diganti dalam pertemuan parlemen Majelis Rakyat Tertinggi (SPA) negara itu pada Minggu. Korea Utara menyatakan telah menguji setidaknya 700 orang dan telah melakukan karantina terhadap lebih dari 500 orang, namun negara itu tidak memiliki kasus covid-19 yang dikonfirmasi. (mediaindonesia)