12
April

 

Tiongkok pada Sabtu (11/4) melaporkan kenaikan kasus baru virus corona saat otoritas berupaya menghentikan gelombang kedua Covid-19. Kasus baru Covid-19 di Negeri Tirai Bambu ini terutama dari kasus impor dan infeksi tanpa gejala, lantaran pencabutan pembatasan kota serta perjalanan. Komisi Kesehatan Nasional China mencatat 46 kasus baru pada Jumat (10/4), termasuk 42 kasus impor, yang naik dari 42 kasus dibanding kemarin. Komisi melalui pernyataan mengatakan terdapat 34 kasus baru tanpa gejala, yang turun dari 47 dari hari sebelumnya.

 

Jumlah total infeksi di Tiongkok  daratan mencapai 81.953. Sementara jumlah total kematian bertambah 3 menjadi 3.339. Pembatasan perjalanan serta transit, yang diberlakukan sejak Januari membantu mengurangi jumlah kasus baru secara signifikan dari tingginya epidemi pada Februari. Namun para pembuat kebijakan mengkhawatirkan gelombang kedua, yang dipicu oleh kedatangan warga dari luar negeri atau pasien tanpa gejala. Republika

12
April

 

Beberapa anggota parlemen di Botswana telah dipindahkan ke karantina yang diawasi oleh pemerintah setelah melanggar instruksi untuk mengisolasi diri saat negara itu mencoba untuk menghambat penyebaran virus corona. Demikian menurut pemerintah pada Jumat.Semua anggota parlemen Botswana, juga Presiden Mokgweetsi Masisi, telah diminta untuk mengarantina diri selama 14 hari dan mengikuti tes untuk virus corona, setelah seorang petugas kesehatan yang bertugas melakukan tes corona pada para anggota parlemen ternyata justru dinyatakan positif COVID-19.

 

Menurut Satu pernyataan yang diunggah di akun Twitter resmi pemerintah, beberapa anggota parlemen Botswana telah melanggar karantina dengan pergi ke toko-toko swalayan dan "menyebarkan risiko. Menurut Direktur pelayanan kesehatan pada kementerian kesehatan Botswana, Malaki Tshipayagae, hal ini disesalkan dan publik diberi tahu bahwa para anggota parlemen itu telah dipindahkan dari karantina rumah dan akan dikarantina di bawah pengawasan pemerintah. Antara

12
April

 

KBRI Praha memberikan bantuan logistik kepada hampir 200 orang WNI di Ceko khususnya kalangan pelajar dan pekerja migran Indonesia (PMI) sejak merebaknya pandemi COVID-19 di Republik Ceko.Duta Besar RI Praha Kenssy D. Ekaningsih dalam keterangan yang diterima Antara London, Jumat mengatakan pemberian bantuan logistik tersebut merupakan wujud nyata kehadiran negara untuk melindungi warganya, termasuk WNI di luar negeri. “Sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Indonesia, merupakan kewajiban KBRI Praha untuk memastikan kehadiran negara dengan memberikan bantuan yang diperlukan WNI di Ceko pada masa-masa yang sulit ini.

 

Guna memastikan lebih jauh kehadiran negara, KBRI Praha juga secara berkala menyampaikan perkembangan informasi terkait pandemi di Ceko kepada WNI di Ceko, khususnya mengenai kebijakan Pemerintah Ceko, dengan mengoptimalkan penggunaan media sosial yang dikelola KBRI Praha.Bantuan logistik yang diberikan tersebut antara lain berupa bahan pangan, vitamin C dan masker. Bantuan diberikan sejak Ceko mulai memberlakukan lockdown pada 16 Maret lalu , dan berlanjut hingga sekarang. Antara,

12
April

 

Amerika Serikat-AS  mendukung respons Indonesia dalam upaya  mengatasi pandemi infeksi virus corona baru (COVID-19) dengan memberikan bantuan senilai 2,3 juta dolar AS (sekitar Rp36 miliar). Dana sumbangan tersebut disiapkan melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Demikian menurut keterangan Kedubes AS di Jakarta, Jumat. Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar Amerika Serikat Heather Variava mengumumkan Pemerintah AS, melalui USAID, akan memberikan bantuan darurat senilai 2,3 juta dolar itu kepada Indonesia sebagai bagian dari upaya global Amerika Serikat untuk memerangi penyebaran COVID-19. 

 

Bantuan darurat itu akan mendukung upaya Kementerian Kesehatan, Kantor Staf Presiden (KSP), dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB Indonesia, demikian disebutkan dalam keterangan tersebut.  Pemerintah AS memberikan dana bantuan itu dari Dana Cadangan Darurat USAID untuk Penyakit Menular melalui lembaga dan program multilateral yang dipimpin oleh mitra pelaksana USAID di masing-masing negara. Bantuan untuk respons COVID-19 Indonesia tersebut akan segera digunakan untuk memperkuat kapasitas laboratorium, mempercepat pengujian, dan meningkatkan pelacakan COVID-19 di tingkat komunitas. Antara