Sebuah studi kolaboratif dipimpin oleh Monash Biomedicine Discovery Institute (BDI) dengan Peter Doherty Institute of Infection and Immunity (Doherty Institute), joint venture antara University of Melbourne dan Rumah Sakit Royal Melbourne, telah menunjukkan bahwa ada obat anti-parasit yang sudah tersedia di seluruh dunia yang mampu membunuh virus corona dalam kurun waktu 48 jam.
Dr Kylie Wagstaff dari Monash Biomedicine Discovery Institute, yang memimpin penelitian ini, mengatakan para ilmuwan menunjukkan bahwa obat anti-parasit yang dimaksud yaitu, Ivermectin mampu menghentikan pertumbuhan virus SARS-CoV-2 yang terjadi dalam kultur sel selama kurun waktu 48 jam, berdasarkan keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu. Ivermectin merupakan obat anti-parasit yang sudah disetujui FDA dan juga terbukti efektif secara in vitro ampuh dalam mengobati berbagai virus termasuk virus HIV, Dengue (DBD), Influenza, dan Zika. Antara
Pemerintah Turki menjamin kelanjutan studi pelajar/mahasiswa Indonesia penerima beasiswa dari pemerintah setempat di tengah krisis akibat wabah virus corona tipe baru atau COVID-19.Kepastian tersebut disampaikan oleh Presiden YTB Abdullah Eren dan Sekretaris Jenderal TDV Abdurrahman Cetin dalam dua percakapan video secara terpisah dengan Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhamad Iqbal, masing-masing pada 31 Maret dan 3 April 2020. Dalam pembicaraan dengan kedua petinggi lembaga pemberi beasiswa Turki tersebut, selain menanyakan rencana kedua lembaga terhadap para pelajar/mahasiswa, Dubes Iqbal juga menawarkan untuk berbagi beban dan bersama-sama memikirkan kelanjutan studi pelajar/mahasiswa.
Menurut Dubes Iqbal melalui keterangan tertulis, Sabtu, kedua pimpinan lembaga mengakui memang ada ketidaknyamanan akibat seluruh sumber daya pemerintah Turki sejak pertengahan Maret 2020 difokuskan kepada penanganan COVID-19.Namun keduanya mengonfirmasi bahwa seluruh pelajar/mahasiswa Indonesia penerima beasiswa akan dijamin kelanjutan studinya dan akan diberikan hak-hak beasiswanya secara penuh selama situasi kedaruratan ini. Antara
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva pada Jumat (3/4/2020) memperingatkan resesi yang lebih buruk daripada krisis keuangan global pada 2008.Hal itu dikatakan Georgieva pada Jumat dalam konferensi pers bersama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mencatat "dua krisis" - krisis kesehatan dan ekonomi - disebabkan oleh wabah COVID-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah IMF.
Georgieva menekankan bahwa menyelamatkan nyawa dan melindungi mata pencaharian harus berjalan seiring ketika Virus Corona menyapu seluruh dunia. Menurut WHO, lebih dari satu juta kasus COVID-19 yang telah dikonfirmasi telah dilaporkan, termasuk lebih dari 50.000 kematian. Untuk mengakomodasi lonjakan ini, IMF mengerahkan total kapasitas keuangan satu triliun dolar AS, Georgieva, menekankan bahwa "pihaknya bertekad untuk menggunakan sebanyak yang diperlukan dalam melindungi ekonomi..Antara
Tiomgkok mengheningkan cipta selama tiga menit untuk para korban virus corona. Terutama bagi mereka yang gugur saat menghadapi pandemi global tersebut. Pada Sabtu (4/4) bunyi sirene menggema dan bendera-bendera dikibarkan setengah tiang. Upacara penghormatan ini digelar pada pukul 10.00 waktu setempat di kota-kota besar. Khususnya di kota industris Wuhan, tempat pertama virus korona terdeteksi pada bulan Desember lalu.
Sejak 23 Januari lalu Wuhan ditutup untuk menahan laju penyebaran virus. Pemimpin-pemimpin Tiongkok menyebut Wuhan sebagai 'kota pahlawan' karena pengorbanan yang dilakukan 11 juta penduduknya. Masyarakat Wuhan perlahan-lahan diizinkan untuk melakukan perjalanan dan keluar dari kota tersebut. Karantina wilayah di Wuhan sudah resmi dicabut pada Rabu (2/4). Dewan Kabinet Tiongkok memerintahkan semua kota di seluruh negeri dan kedutaan Tiongkok di seluruh dunia mengibarkan bendera setengah tiang. Republika