16
November

 

(voinews.id)- Serangkaian serangan rudal Rusia di Ukraina menyebabkan pemadaman listrik singkat di negara tetangga bekas Soviet, Moldova pada Selasa (15/11) dan seorang pejabat senior mengatakan mungkin ada pemadaman listrik lebih lanjut. Presiden Maia Sandu, seorang pengkritik lantang invasi Rusia, mengecam serangan terhadap infrastruktur Ukraina itu, seraya mengatakan serangan itu juga mempengaruhi sejumlah besar orang di luar negeri.

Para pejabat mengatakan listrik diputus ke Moldova pada sore hari setelah saluran yang memasok listrik dari Romania, tetangga Moldova, tidak berfungsi. Saluran itu dipulihkan satu jam kemudian. "Agresi Rusia terhadap Ukraina secara langsung mempengaruhi negara kami.

Risiko pemadaman listrik tetap tinggi," kata Wakil Perdana Menteri Andrei Spinu, pejabat yang bertanggung jawab untuk pembicaraan energi dengan Rusia, di saluran Telegram resmi pemerintah. "Setiap pengeboman Rusia terhadap pembangkit listrik Ukraina dapat menyebabkan terulangnya situasi ini dengan terputusnya saluran listrik."

Moldova telah memperingatkan kemungkinan pemotongan aliran listrik karena perselisihan harga dan pasokan dengan Rusia atas gas yang digunakan untuk mengisi bahan bakar stasiun termal yang menyediakan sebagian besar listrik negara bekas Soviet itu.

Sandu, yang telah menikmati dukungan kuat Uni Eropa sejak pemilihannya pada 2020, menulis di Telegram bahwa serangan Rusia "menempatkan nyawa puluhan ribu orang dalam bahaya". "Kami dengan tegas mengecam serangan- serangan baru ini -- yang terbesar terhadap Ukraina sejak awal perang."

 

antara

16
November

 

 

(voinews.id)- Polandia tidak memiliki bukti yang konklusif tentang siapa yang menembakkan rudal yang menyebabkan ledakan di sebuah desa di dekat perbatasan Ukraina, kata presidennya pada Rabu. Presiden Andrzej Duda menambahkan bahwa Warsawa masih tetap tenang dalam menghadapi apa yang ia sebut sebagai insiden "satu kali". Dua orang tewas dalam ledakan di Przewodow, sekitar 6 kilometer (km) dari perbatasan Ukraina, kata petugas pemadam kebakaran. Laporan media menyebutkan bahwa serangan itu menghantam fasilitas pengeringan serealia. "Saat ini kami tidak memiliki bukti yang konklusif tentang siapa yang meluncurkan rudal ini.

kemungkinan besar itu adalah rudal buatan Rusia, tetapi ini semua masih dalam penyelidikan saat ini," kata Presiden Andrzej Duda kepada wartawan.

Kementerian luar negeri Polandia sebelumnya mengatakan roket buatan Rusia jatuh di desa tersebut. Duda mengatakan kemungkinan besar Polandia akan meminta konsultasi berdasarkan Pasal 4 aliansi militer NATO menyusul ledakan tersebut.

"Duta besar kami akan menghadiri pertemuan Dewan Atlantik Utara besok pukul 10.00 (waktu setempat) di markas NATO... kemungkinan besar duta besar akan meminta pengaktifan Pasal 4, atau konsultasi sekutu," katanya. Duda berbicara setelah Perdana Menteri Mateusz Morawiecki mengatakan bahwa Polandia akan meningkatkan pengawasan wilayah udara mereka menyusul insiden itu.

"Kami memutuskan untuk meningkatkan kesiapan tempur unit terpilih pasukan bersenjata Polandia, dengan fokus pada pemantauan wilayah udara," kata Morawiecki.

 

antara

16
November

 

(voinews.id)- Negara anggota G7 melakukan pertemuan darurat di sela-sela KTT G20 di Bali, menyusul insiden jatuhnya rudal di wilayah Polandia dekat perbatasan dengan Ukraina. Pertemuan tersebut dikonfirmasi oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Teuku Faizasyah, yang menyebut pertemuan darurat seperti itu biasa terjadi dalam konferensi internasional, termasuk dalam hal ini KTT G20 yang diselenggarakan di bawah presidensi Indonesia.

“Kita mengikuti adanya emergency meeting yang dilakukan G7+, itu bagian dari dinamika yang biasa terjadi pada suatu konferensi internasional,” kata Faizasyah ketika ditemui di sela-sela KTT G20, Rabu. Faizasyah menegaskan bahwa pertemuan darurat negara-negara G7 tidak akan mengganggu agenda hari kedua KTT G20, meskipun perlu dilakukan penyesuaian pengaturan waktu.

Dalam foto yang dirilis Reuters pada Rabu pagi, tampak Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Presiden AS Joe Biden, dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak duduk bersama di satu meja dalam pertemuan darurat tersebut. Pertemuan yang juga dihadiri dua pemimpin negara lain yaitu Spanyol dan Belanda, dilakukan sebelum para kepala negara G20 dijadwalkan melakukan penanaman bakau di Taman Hutan Rakyat Ngurah Rai, Bali.

Karena pertemuan G7, agenda penanaman bakau yang semula dijadwalkan pukul 09.00 WITA mundur dan terpantau hingga menjelang pukul 10.00 WITA Presiden Joko Widodo masih menyambut kehadiran para kepala negara G20 di lokasi tersebut. Sebelumnya diberitakan Polandia menyebut roket buatan Rusia telah jatuh di sebuah desa dekat dengan perbatasan Ukraina pada Selasa (15/11), dan menewaskan dua orang. Presiden Polandia Andrzej Duda mengatakan bahwa sejauh ini Polandia tidak memiliki bukti konklusif yang menunjukkan siapa yang menembakkan rudal yang menyebabkan ledakan di fasilitas pengeringan biji-bijian tersebut.

Duda mengatakan bahwa kemungkinan besar Polandia akan meminta konsultasi berdasarkan Pasal 4 aliansi militer NATO setelah ledakan itu. Duda berbicara setelah Perdana Menteri Mateusz Morawiecki mengatakan bahwa Polandia akan meningkatkan pengawasan wilayah udaranya setelah insiden tersebut.

“Kami memutuskan untuk meningkatkan kesiapan tempur unit terpilih angkatan bersenjata Polandia, dengan penekanan khusus pada wilayah udara,” ujar dia. Di lain pihak, Kementerian Pertahanan Rusia membantah bahwa rudal Rusia menghantam wilayah Polandia dan menggambarkan laporan itu sebagai "provokasi yang disengaja yang bertujuan untuk memanaskan situasi". "Tidak ada serangan terhadap sasaran di dekat perbatasan negara Ukraina-Polandia yang dilakukan dengan alat penghancur Rusia,” kata Kemlu Rusia. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan dia tidak memiliki informasi tentang ledakan di Polandia.

 

antara

15
November

 

(voinews.id)- Perdana Menteri Kamboja Hun Sen yang diketahui positif COVID-19 tidak dapat menghadiri hari pertama konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 di Bali. Menurut Kementerian Luar Negeri RI, Hun Sen direncanakan pulang pada Selasa. "PM Hun Sen dan rombongan akan kembali ke Kamboja hari ini," kata Juru Bicara Kemenlu Teuku Faizasyah melalui pesan singkat kepada ANTARA.

PM Hun Sen melalui akun media sosial Facebook menyampaikan dirinya positif COVID-19. Dia menjelaskan sesaat sebelum naik pesawat menuju Indonesia, dirinya telah melakukan tes antigen. Dia dinyatakan positif COVID-19 setelah diperiksa oleh fasilitas kesehatan di Bali.

"Saya berencana kembali ke Kamboja malam ini dengan penerbangan normal dan tetap bertugas tanpa menerima tamu," ujar Hun Sen.

Hun Sen dan rombongannya tiba di Bali pada Senin (14/11) untuk menghadiri KTT G20 sebagai tamu undangan. Sementara itu, Presiden Joko Widodo telah membuka KTT G20 pada hari pertama yang akan mendiskusikan dua sesi pembahasan yakni keamanan pangan dan energi, serta kesehatan. Indonesia menyelenggarakan KTT G20 pada 15-16 November 2022 sebagai puncak Presidensi G20 dengan mengangkat tema "Recover Together, Recover Stronger",

 

antara