Wednesday, 14 August 2019 08:16

Mengantisipasi Terjadinya Krisis Di Hongkong.

Written by 
Rate this item
(0 votes)

Aksi protes warga Hongkong telah memasuki minggu ke sebelas tanpa dapat diperkirakan kapan berakhir. Aksi yang merambah bandara internasional Hongkong itu telah menyebabkan terganggunya jadwal penerbangan. Pengunjuk rasa semakin  kecewa kepada otoritas Hongkong karena bersikukuh menolak mencabut secara penuh Undang Undang Ekstradisi. Mereka pun kini memperluas tuntutannya agar Pemimpin Otoritas Hongkong Carrie Lam mengundurkan diri. Dalam pernyataannya Carrie Lam memperingatkan bahwa demo yang sudah terjadi lebih dari dua bulan dapat menjerumuskan Hongkong dalam situasi yang berbahaya dan mengerikan. Peringatan Petinggi Hongkong tersebut tidak membuat unjuk rasa surut bahkan semakin meluas hingga ke Bandara Internasional.

Dari Beijing, pemerintah China mengecam keras aksi unjuk rasa di Hongkong. Walaupun demikian pemerintah harus terus menahan diri dan tidak terpancing melakukan tindakan untuk mengakhiri aksi unjuk rasa di Hongkong. Pemerintah China sejak awal kembalinya Hongkong dari Inggris ke China sesuai perjanjian menempatkan 5000 orang pasukan di Hongkong.

Menurut aturan perundangan, Beijing tidak diijinkan melakukan intervensi atas keadaan di Hongkong, segenting apapun, tanpa permintaan dari otoritas Hongkong. Bantuan militer dapat diminta dalam situasi mengatasi dampak bencana dan mengembalikan ketertiban masyarakat, Sejauh ini Pemimpin Hongkong belum mengajukan permintaan bantuan militer untuk mengatasi unjuk rasa yang telah memasuki minggu ke sebelas. Walaupun demikian, peringatan Pemimpin Hongkong Carrie Lam bahwa tidak berhentinya unjuk rasa massal yang dapat mengarah pada situasi berbahaya, dapatlah dicatat sebagai peringatan mengenai kemungkinan adanya intervensi  militer China.   

Unjuk rasa berkelanjutan yang berdampak luas dan mengganggu penerbangan internasional, tentu harus memperoleh solusi. Pemimpin China Carrie Lam harus dapat mengambil langkah strategis untuk mengatasi unjuk rasa yang semakin masif. Mantan Gubernur Hongkong Chris Patten mengemukakan jika pemerintah Tiongkok pada saatnya tidak dapat menahan diri dan melakukan intervensi di Hongkong untuk memadamkan krisis, Hongkong akan masuk dalam situasi sangat berbahaya. Gubernur terakhir  sebelum penyerahan dari Inggeris ke China itu, telah mendesak Perdana Menteri Inggris Boris Johnson supaya mengambl langkah lebih tegas terhadap China atas terjadinya situasi krisis di Hongkong.

Dunia menunggu adanya dialog dari perwakilan masyarakat pengunjuk rasa dengan Pemimpin Hongkong yang mendorong adanya langkah strategis, sebelum kemungkinan terjadinya malapetaka di Hongkong.

Read 782 times Last modified on Friday, 16 August 2019 08:21