Voinews, Solo: Surakarta, kota di Jawa Tengah yang terkenal dengan kekayaan budaya dan tradisinya, memiliki satu kuliner khas yang tak hanya memanjakan lidah, tetapi juga mengandung nilai-nilai filosofis mendalam. Tengkleng, hidangan berbahan dasar daging kambing dan tulang, merupakan sajian legendaris yang kerap menjadi incaran wisatawan kuliner.
Sejarah tengkleng berakar dari masa penjajahan Belanda. Kala itu, daging kambing hanya dinikmati oleh para bangsawan dan orang-orang Belanda. Bagian kepala, kaki, dan tulang kambing yang tersisa diberikan kepada para pekerja. Dengan kreativitas dan kearifan lokal, para juru masak memanfaatkan sisa-sisa ini untuk menciptakan hidangan baru. Mereka merebus tulang-tulang kambing hingga empuk, lalu mengolahnya dengan bumbu khas Nusantara, menghasilkan tengkleng yang kaya rasa dan berkuah encer, berbeda dengan gulai kambing yang lebih kental.
Tengkleng tidak hanya menggoda selera, tetapi juga menghadirkan keajaiban rempah-rempah Indonesia. Proses pembuatannya dimulai dengan merebus tulang dan daging kambing hingga empuk. Bumbu halus yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, ketumbar, dan kemiri ditumis bersama serai, daun salam, serta lengkuas hingga harum. Daging kambing kemudian dimasak bersama tumisan bumbu, air, dan santan. Proses memasak yang perlahan memastikan setiap bumbu meresap sempurna, menciptakan rasa yang memikat.
Tengkleng bukan hanya sekadar makanan; ia menjadi medium untuk menyampaikan nilai-nilai penting kehidupan. Proses pembuatan tengkleng mencerminkan pentingnya kerja sama antara berbagai bahan, seperti rempah-rempah, santan, dan daging, yang masing-masing berkontribusi menciptakan harmoni rasa. Hal ini mengajarkan bahwa keberagaman dan kolaborasi adalah kunci untuk mencapai hasil terbaik.
Hidangan tengkleng juga kerap menjadi simbol keramahan dan kebersamaan. Di Solo, tengkleng sering disajikan dalam acara-acara khusus seperti pernikahan, hari raya, atau pertemuan keluarga. Hidangan ini menghubungkan generasi, membawa cerita, dan tradisi yang diwariskan dari masa ke masa. Dalam setiap suapan tengkleng, tersimpan rasa hangat yang mencerminkan nilai-nilai kekeluargaan masyarakat Solo.
Lebih dari sekadar makanan, tengkleng mengajarkan pentingnya menghargai keberagaman, menjunjung kerja sama, dan memupuk kebersamaan. Dalam menikmati tengkleng, bukan hanya lidah yang dimanjakan, tetapi juga jiwa yang diperkaya dengan pelajaran tentang kehidupan dan tradisi luhur.
Jika Anda berkesempatan mengunjungi kota Solo, jangan lewatkan untuk mencicipi tengkleng. Hidangan ini tidak hanya lezat dengan kekayaan rempah yang memikat, tetapi juga dapat menjadi pengalaman kuliner yang mengesankan.
Sumber: Pesona Indonesia