Friday, 04 October 2019 10:33

Irak Digoncang Unjuk Rasa, Tantangan Berat Bagi Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi

Written by 
Rate this item
(0 votes)

Irak tengah dilanda unjuk rasa. Demonstrasi  berskala nasional merebak di hampir seluruh kota. Bentrokan yang terjadi antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan telah menyebabkan tewasnya sejumlah warga sipil dan juga aparat keamanan. Menyusul tewasnya 9 pengunjuk rasa, pemerintah memberlakukan jam malam di Bagdad, ibukota Irak.  Selain di ibukota, jam malam juga dilakukan di tiga kota lain: Nasiriya, Amara, dan Hilla di Irak.

Para demonstran memprotes  Perdana Menteri, Adel Abdul Mahdi yang memerintah selama beberap bulan.  Mereka mengecam pemerintah yang dianggap tidak dapat mengatasi pengangguran, tindakan korupsi dan pelayanan publik yang buruk. Pengunjuk rasa yang umumnya terdiri kalangan pemuda, menginginkan perbaikan kondisi ekonomi guna dapat mengatasi tingginya angka pengangguran. Demonstrasi yang merebak di berbagai kota merupakan tantangan bagi Perdana Menteri Adel Mahdi yang menyalahkan pengunjuk rasa atas terjadinya kekerasan.  

Selain memberlakukan jam malam, pemerintah juga telah memblokir platform media sosial, yang dianggap oleh pemerintah telah menjadi alat bagi penyebaran ajakan unjuk rasa.

Media massa melaporkan bahwa unjuk rasa juga terjadi di Basra, yang merupakan kawasan sumber minyak di Irak bagian selatan. Tidak seperti halnya di Bagdad, unjuk rasa di Basra, dan kota Tikrit dan Kirkuk berlangsung damai. Selain memberlakukan jam malam, serta membekukan media sosial, Pemerintah telah berupaya meredam unjuk rasa melalui pernyataan yang diharapkan menjawab tuntutan demonstran. Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi 2 Oktober menjanjikan bahwa pihaknya akan membuka lapangan pekerjaan dengan kuota sebanyak 50 persen untuk pekerja lokal untuk bekerja di perusahaan asing yang beroperasi di Irak. Data Bank Dunia menunjukkan bahwa pengangguran kaum muda di Irak mencapai sekitar 20 persen.

Sementara Perdana Menteri, Adel Abdul Mahdi berupaya meredam unjuk rasa, Parlemen Irak mengecam tindakan kemanan yang dinilai represif. Parlemen telah memerintahkan penyelidikan atas tindakan aparat yang telah menewaskan sedikitnya 9 pengunjuk rasa. Sebelum adanya reaksi Parlemen, Presiden Irak Barham Salih telah mengingatkan aparat keamanan untuk menghadapi pengunjuk rasa dengan baik.

Memasuki masa jabatannya yang akan berlangsung satu tahun, Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahd, menghadapi tantangan berat. Memulihkan kondisi Irak khususnya di bidang ekonomi tidaklah ringan. Dia harus mengatasi bukan hanya unjuk rasa di lapaangan, melainkan juga langkah politis Parlemen dan sikap Presiden Barham Salih yang bersimpati kepada para demonstran.

Read 736 times