Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) meluncurkan buku “Cetak Biru Diplomasi Indonesia di WTO" sebagai panduan bagi Pejabat Pemerintah dan akademisi yang terlibat dengan penanganan isu WTO (World Trade Organization) di Indonesia. Peluncuran buku tersebut dilaksanakan pada seminar “Jaring Masukan Posisi dan Strategi Perundingan Indonesia Pasca Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-11 World Trade Organization (WTO)" di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Selasa (20/2). Cetak Biru tersebut berisi strategi umum yang perlu dilakukan Indonesia di berbagai komite teknis maupun kelompok runding di WTO, perkembangan jalannya perundingan di WTO, dan juga peta jalan pengembangan sumber daya manusia dalam penanganan berbagai isu perdagangan dan perundingan di WTO. Hal itu dikatakan Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral, Febrian A. Ruddyard, dalam sambutannya di hadapan lebih dari 100 peserta yang terdiri dari akademisi, mahasiswa dan perwakilan dari berbagai kementerian serta lembaga terkait. Senada dengan hal tersebut, Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UGM, Dr. Ika Dewi Ana, menegaskan UGM siap berkolaborasi dengan Pemerintah dan stakeholders lainnya dalam penyusunan kajian guna memperkuat posisi Indonesia di WTO, sejalan dengan visi UGM untuk menjadi Research and Development Center.
Indonesia dan Ceko Tanda Tangani MoU Kerja Sama Pariwisata.
Indonesia dan Ceko Tanda Tangani MoU Kerja Sama Pariwisata. Asosiasi Sales Travel Indonesia (ASATI) dan Asosiasi Sales Travel Republik Ceko (ACK CR) melakukan penandatanganan MoU Kerja Sama guna meningkatkan jumlah wisatawan di kedua negara, di Praha, Ceko (18/2). Dalam pertemuan dengan ASATI yang disaksikan oleh kuasa usaha ad interim-KUAI RI Praha, Suyoto Herjan, Ketua Umum ACK CR, Mr. Michal Veber menyatakan akan menjadi penghubung antara pemerintah Indonesia dengan pelaku usaha wisata di Ceko untuk menyampaikan perkembangan terkini tentang kondisi wisata di Indonesia. Menyambut hal ini, Ketua Umum ASATI, Muhammad Syukri, juga menyampaikan kiranya MoU dapat diimplementasikan menjadi kegiatan konkrit, seperti pertukaran Famtrip atau promosi Pariwisata kedua negara. Duta Besar RI untuk Ceko, Aulia Aman Rachman mengatakan, selama tiga tahun masa kepemimpinannya ia telah memberikan kontribusi bagi peningkatan jumlah wisatawan asal Ceko yang berkunjung ke Indonesia. Ia mengutip data Ditjen Imigrasi Indonesia mengalami peningkatan sebesar 35 persen dibanding tahun 2015, yang sejumlah 14.000 orang. Pada tahun 2016, ada sekitar 17.900 orang warga Ceko yang berkunjung ke Indonesia, dan tahun 2017 sebanyak 19.000 orang. Dubes Aulia meyakini dengan promosi yang gencar, jumlah wisatawan asal Ceko akan semakin meningkat.
Jepang Siap Bantu Digitalisasi Arsip Budaya Indonesia
Profesor Sekolah Pascasarjana Teknik Universitas Kyoto Ari Ide-Ektessabi menyatakan, siap membantu digitalisasi arsip warisan budaya Indonesia. Menurutnya Jepang punya teknologi, dana, dan orang-orang yang sangat menghargai nilai-nilai budaya. Hal itu dikatakan Profesor Kyoto Ari Ide-Ektessabi, dalam Seminar tentang Cultural Heritage Digital Archive di Jakarta, Rabu (21/2). Saat ini Indonesia dan Jepang sedang merintis kerja sama untuk pengarsipan warisan budaya sebagai upaya membangun sebuah sistem data kebudayaan terpadu yang diamanatkan UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Sebagai ahli yang telah terlibat dalam sejumlah riset dan pengembangan teknologi pencitraan mutakhir serta proyek arsip digital baik di dalam maupun di luar Jepang, ia mengaku tertarik untuk melakukan perawatan dan perlindungan aset budaya kuno. Proses digitalisasi arsip warisan budaya dianggap penting untuk melindungi aset tersebut dari bencana alam, perang, kemiskinan, dan ketidakpedulian. Ini juga berlaku bagi warisan budaya Indonesia yang rawan hilang, dicuri, atau berpindah ke negara lain karena tidak dilestarikan dengan baik. Pekerjaan dan minat Profesor Ari untuk membantu Indonesia mengarsipkan warisan budayanya dalam citra digital diapresiasi oleh sejarawan Indonesia Prof. Dr. Susanto Zuhdi. Menurut Susanto pengarsipan adalah suatu kerja yang harus cermat dan teliti. Sebab bukan hanya berkenaan dengan memori kolektif suatu bangsa tetapi juga instrumen untuk membangun peradaban bangsa ke depan berdasarkan aset-aset budaya.