Tuesday, 18 February 2020 00:00

Tradisi Mane'e Msyarakat Talaud

Written by 
Rate this item
(0 votes)

 

VOI PESONA INDONESIA Talaud merupakan salah satu wilayah terluar Indonesia. Wilayah ini berbatasan dengan negara tetangga, Filipina. Talaud terkenal akan eksotisme wisata baharinya yang tak kalah indah jika dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia. Kedekatan masyarakatnya dengan laut, membuat tradisi Mane'e menjadi tradisi turun temurun di wilayah ini, sebuah tradisi yang mengajarkan manusia untuk menjaga hubungannya dengan alam.

 

Masyarakat Kakorotan-Inata yang mendiami wilayah kepulauan Talaud meyakini tradisi Mane'e dilatar belakangi oleh gempa besar yang terjadi pada tahun 1628. Gempa tersebut menyebabkan tsunami, dan hanya 8 warga yang selamat dari bencana tersebut. Konon di masa kemalangan tersebut, datang kepada mereka dua orang asing. Saat keduanya mengerak-gerakkan dedaunan ke dalam air laut tampak ribuan ikan mendatanginya. Penduduk yang menyaksikan kejadian tersebut merasa takjub dan memohon kepada mereka agar diajari cara menangkap ikan seperti itu. Pendatang asing itu bersedia mengajarkannya bahkan mewariskan juga alat penangkap ikan mereka sebelum kembali berlayar. Sejak itulah tradisi Mane'e dimulai.

 

Tradisi Mane’e diselenggarakan setiap bulan Mei atau Juni. Periode ini bertepatan dengan puncak surut terendah air laut ketika masa Eha berakhir. Eha merupakan periode pelarangan mengambil hasil laut dan darat yang berlangsung antara 3 hingga 6 bulan.Tradisi Mane’e ini terdiri atas sembilan tahapan, yaitu Maraca Pundangi (memotong tali hutan),

 

Mangolom Par’ra (permohonan kepada Tuhan), Mattuda Tampa Pane’can (menuju lokasi acara), Mamabi’u Sammi (membuat alat tangkap dari janur kelapa yang dilingkarkan pada tali hutan), Mamoto’u Sammi (menebar janur), Mamole Sammi (menarik janur ke darat), Manganu Ina (mengambil hasil tangkapan/ikan), Matahia Ina (membagi hasil) dan Manarm’Ma Alama (ucapan syukur lewat makan bersama hasil tangkapan).

 

Tradisi Mane'e ini bukanlah sekedar tradisi yang dijalankan turun temurun oleh masyarakat Kakorotan-Inata, namun sarat akan nilai-nilai luhur yang diajarkan kepada generasi penerusnya. Tradisi Mane’e mengajarkan masyarakat untuk selalu menjaga hubungan dengan alam. “Apabila manusia mau menjaga kelestarian alam, maka alampun akan bermurah hati kepada mereka”, inilah pesan tersirat dari tradisi Mane’e.

 

Read 1126 times Last modified on Tuesday, 18 February 2020 10:44