Friday, 25 September 2020 00:00

Produk Tabir Surya Inovasi Mahasiswa UB dari Bahan Limbah Buah Ini

Written by 
Rate this item
(0 votes)
FOTO ANTARA FOTO ANTARA

VOI WARNA WARNI Sinar matahari yang memancar sepanjang tahun di Indonesia membawa dampak positif. Namun di sisi lain, sinar matahari itu mengandung sinar UV-A dan UV-B. Tentu akan membawa dampak negatif bagi kulit manusia. Misalnya saja kulit terbakar, penuaan dini, bahkan penyakit yang berbahaya yakni kanker kulit. Kanker kulit menempati urutan ketiga terbanyak dari keseluruhan jenis kanker yang ada di Indonesia. Berdasarkan hasil survey Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Untuk itulah, 5 Teknik kimia mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang menciptakan sebuah tabir surya untuk melindungi kulit. Mereka memanfaatkan limbah buah alpukat, bahan alami sebagai kandungan utama tabir surya tersebut.

Alpukat dipilih karena saat ini di Indonesia memproduksi alpukat sebanyak 410.094 di tahun 2018. Namun, Umumnya, bagian dari alpukat yang dimanfaatkan adalah dagingnya saja, sedangkan bagian lainnya dibuang. Tentu hal ini akan menimbulkan limbah kulit dan biji alpukat yang banyak pula jika dilihat dari jumlah produksinya. Padahal, dalam biji dan kulit alpukat mengandung senyawa-senyawa metabolit sekunder, yaitu: tanin flavonoid minyak nabati Semua senyawa itu dapat dimanfaatkan sebagai chemical absorber karena dapat menyerap UVT. abir surya itu diberi nama IVERALM yang terbuat dari limbah biji dan kulit alpukat

Dijelaskan, IVERALM berbentuk cream berukuran 60 mL dan dijual seharga Rp 40.000 satu botolnya. Jika pembeli mengembalikan lima bekas botol produk, nanti akan ditukarkan dengan totebag dengan desain menarik. Disamping itu, Tim IVERALM berencana untuk bekerjasama dengan Pusat Daur Ulang (PDU) Malang untuk mendaur ulang botol yang dikembalikan tadi. Ke depan formula IVERALM akan semakin dikembangkan agar lebih maksimal dan menambah varian ukuran botol serta packagingnya. (VOI)

 

 

Read 729 times Last modified on Friday, 25 September 2020 14:41