VOI KOMENTAR Ketegangan antara Azerbaijan dan Armenia semakin meningkat. Negara yang mempunyaisejarah konflik sejak puluhan tahun lalu itu terlibat Kembali dalam bentrokan bersenjata. Pada hari Munggu 27 September 2020 kedua militer masing masing negara dilaporkan saling serang di daerah perbatasan yang sejak lama menjadi Kawasan yang kritis persengketaan. Pejabat milter masing masing negara saling menuduh dan menyelahkan terjadinya tembak menembak dengan artileri berat, yang dilaporkan tewasnya seorang anak dan seorang perempuan di dekat Nagorny Karabakh, Nagorny Karabakh adalah Kawasan di perbatasan Azerbaijan dan Armenia yang diperselisihkan oleh kedua negara selama bertahun tahun. Sejarah mencatat konflik yang disebabkan perembutan Nagorny Karabakh berakar pada peristiwa tahun 1921. Ketika itu Uni Soviet menggabungkan Nagorny Karabakh menjadi bagian dari Azerbaijan,padahal penduduknya mayoritas adalah Armenia.
Bubarnya Uni Soviet sebagai dampak Perestroika pada tahun 1991 menjadi peluang bagi etnis Armenia untuk memisahkan Nagorny Karabakh dari Azerbaijan. Separatis Armenia yang didukung pemerintah Armenia mengambil wilayah itu dan mendeklarasikannya sebagai wilayah tersendiri yang sampai sekarang tidak diakui PBB.
Kisruh akhir akhir ini yang mulai terjadi bulan Juli 2020 menimbulkan kekhawatiran kembali meletusnya perang yang dapat mengakibatkan tewasnya warga sipil dalam jumlah besar, Da;a, perang pasca bubarnua Uni Soviet sedikitnya 30 ribu dari kedua etnis tewas, ribuan pendduk di perbatasan pun mengungsi. Wilayah Kaukasus yang dikenal subur dan indah itu hancur. Darahpun membanjir di tanah Kaukasus yang indah dan subur.
Dengan mediasi yang dilakukan Amerika Serikat, Rusia dan Perancis Azerbaijan dan Armenia melakukan gencatan senjata. Walaupun demikian sengketa wilayah sekitar Nagorny Karabakah menjadi faktor rentannya terjadi konflik sebagaimana yang Meletus bulan Juli lalu. Pada 2016, juga terjadi bentrokan hebat yang mengakibatkan tewasnya 110 orang.
Sebagaimana konflik yang terjadi di beberapa Kawasan di dunia ini, seperti misalnya Korea Utara dan Korea Selatan, serta perang di Suriah, perseteruan antara Azerbaijan dan Armenia juga melibatkan pihak asing. Turki merupakan negara yang mendukung Azerbaijan yang merupakan negara kaya minyak. Secara kesejarahan Armenia memiliki dendam turun temurun kepada Turki. Selama perang dunia pertama tercatat sedikitnya 1 setengah juga orang Armenia tewas dalam ekspansi oleh Turki yang Ketika itu di bawah Kesultanan Ottoman. Armenia sejak lama mengandalkan Rusia sebagai pendukungnya termasuk dalam dukungan militer serta peralatan perangnya. Campur tangan Turki selain karena faktor sejarah juga didorong kepentingan politik yaitu ingin menguatkan pengaruhnya di Kawasan Kaukasus itu.
Masyarakat internasional memberikan perhatian kepada kisruh turun temurun Azerbaijan dan Armania. Secara ekonomis kekhawatiran muncul karena tidak jauh dari wilayah konflik terdapat jaringan pipa pipa minyak yang memasok bahan bakar minyak untuk berbagai negara di dunia.
Sejarah menunjukkan bahwa perang atau konflik bersenjata tidak dapat menyelesaikan perselisihan. Perundingan untuk mencari perdamaian adalah jalan terbaik. Namun dalam konflik Azerbaijan dan Armenia dendam dan kebencian yang tertanam sejak puluhan tahun dapat menjadi penghalang terciptanya perdamaian. Apakan lagi ketika kepentingan politik dan ekonomis sudah memainkan perannya.