Wednesday, 21 October 2020 00:00

Kunjungan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga ke Indonesia dan Vietnam

Written by 
Rate this item
(0 votes)

VOI KOMENTAR Perdana Menteri Jepang yang baru dilantik, Yoshihide Suga,  memulai langkah diplomatiknya dengan melakukan kunjungan kenegaraan. Yaitu lawatan seorang pemimpin negara atau pemimpin pemerintahan untuk pertama kalinya setelah ia mulai resmi menjabat. Dengan melakukan kunjungan kenegaraan seorang Presiden atau Perdana Menteri yang baru, dapat memulai upaya peningkatan hubungan hubungan dan kerjasama melalui saling tukar informasi mengenai kebijakan pemerintahan serta menjalin saling pengertian.  Parlemen Jepang secara resmi pada 16 September 2020, memilih dan menetapkan Yoshihide Suga, Presiden Partai Demokrat Liberal,  menjadi Perdana Menteri menggantikan Shinzo Abe yang mengundurkan diri karena sakit.   Tidak sampai satu bulan sejak dilantik, Yoshihide Suga segera melangkahkan kaki keluar negaranya untuk melakukan kunjungan kenegaraan. Dua negara yang menjadi tujuan pertamanya adalah Indonesia dan Vietnamn.  Kedua negara anggota ASEAN ini lebih diprioritaskan daripada negara negara besar yaitu China dan Amerika Serikat, atau tetangga terdekatnya yaitu Korea Selatan.

Yoshihide Suga memilih Vietnam sangat boleh jadi karena pertimbangan bahwa Vietnam sedang menjadi ketua ASEAN. Selain itu, negara di semenanjung Indo China ini merupakan salah satu dari sedikit negara di dunia,  yang dalam masa pandemic Covid 19 ini masih  tetap dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi. PM Suga bisa jadi melihat sisi ekonomi dalam kunjungannya ke  Vietnam.  Yaitu dari  perspektif kerjasama ekonomi dan investasi.

Sedangkan kunjungan ke Indonesia tentunya  juga atas dasar pertimbangan yang matang. Indonesia dan Jepang  selama ini telah menjalin hubungan yang sangat   erat. Pemerintahan Suga tentu akan berusaha menjaga hubungan ini dan bekerjasama baik di bidang ekonomi, politik, kebudayaan dan bidang bidang lainnya. Yang jelas, Indonesia dengan penduduk yang mencapai lebih dari 250 juta jiwa ini merupakan  pasar bagi pelaku usaha Jepang.  

Selain itu, Jepang juga memandang penting stabilitas di Kawasan Laut Cina Selatan. Indonesia adalah negara yang terus berusaha menjaga posisinya dengan baik ketika beberapa negara di Asia Tenggara, bahkan China dan Amerika Serikat masuk dalam pusaran ketegangan akibat sengketa Kawasan Laut China Selatan. Sangat dapat dipahami jika Jepang melihat posisi strategis Indonesia dalam kaitan dengan eskalasi ketegangan di Laut Cina Selatan.

Yang pasti, Jepang tentu sangat berpekepentingan untuk menjaga hubungan baik dan kerjasamanya dengan Indonesia, bahkan upaya peningkatannya.

Read 763 times Last modified on Wednesday, 21 October 2020 12:21