Hari Ini Dalam Sejarah kami awali dengan 22 Oktober 1939 Hamengkubuwono VIII, raja Kesultanan Yogyakarta meninggal dunia.
Sri Sultan Hamengkubuwono VIII (delapan) adalah salah seorang raja di Kesultanan Yogyakarta tahun 1921-1939. Ia bernama asli Gusti Raden Mas Sujadi. Dinobatkan menjadi Sultan Yogyakarta tanggal 8 Februari 1921. Pada masa pemerintahannya, ia banyak mengadakan rehabilitasi bangunan kompleks keraton Yogyakarta. Ia merupakan salah satu orang pertama dari kalangan politikus papan atas Kota Yogyakarta yang mendukung perjuangan KH. Ahmad Dahlan dalam pembentukan Muhammadiyah sebagai bentuk loyalitasnya pada Islam. Ia meninggal pada 22 Oktober 1939.
Beralih ke tanggal 22 Oktober, Hari Santri Nasional.
Peringatan ini, ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 22 Oktober 2015 di Masjid Istiqlal Jakarta. Penetapan Hari Santri Nasional dimaksudkan untuk meneladankan semangat jihad kepada para santri tentang keindonesiaan yang digelorakan para ulama. Tanggal itu merujuk pada satu peristiwa bersejarah yakni seruan yang dibacakan oleh Pahlawan Nasional KH Hasjim Asy'ari pada 22 Oktober 1945. Seruan ini berisikan perintah kepada umat Islam untuk berperang melawan tentara Sekutu yang ingin menjajah kembali wilayah Republik Indonesia pasca-Proklamasi Kemerdekaan. Sekutu ini maksudnya adalah Inggris sebagai pemenang Perang Dunia II untuk mengambil alih tanah jajahan Jepang. Di belakang tentara Inggris, ada pasukan Belanda yang ikut membonceng.
Kami akhiri Hari Ini dalam Sejarah dengan Hari Kesadaran Gagap Internasional.
22 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesadaran Gagap Internasional atau International Stuttering Awareness Day (ISAD) pada tahun 1998. Hari ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran publik bahwa sekitar satu persen dari populasi dunia memiliki gangguan bicara gagap. Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di majalah Komunitas Inggris untuk menandai Hari Kesadaran Gagap Internasional, Irina Papencheva dari Asosiasi Gagap Bulgaria dan Phil Madden dari Asosiasi Penyedia Layanan Eropa untuk Penyandang Cacat menuntut awal yang baru dalam sikap terhadap gagap. Mereka mengatakan, setiap orang memiliki tanggung jawab untuk menyadari, menjadi peka dalam percakapan dan pertemuan kita dan untuk mengingat bahwa gagap adalah" tidak lucu ".