VOI KOMENTAR Setelah tragedi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air di perairan Kepulauan Seribu Sabtu (9/1), bencana lainnya seperti datang susul menyusul di berbagai daerah di Indonesia. Gempa bumi terjadi di Sulawesi Barat persisnya Mamuju pada 15 Januari dengan magnitudo 6,2, menghancurkan berbagai bangunan termasuk kantor gubernur Sulawesi Barat dan menyebabkan puluhan orang meninggal dunia. Kemudian disusul dengan banjir yang melanda hampir seluruh provinsi Kalimantan Selatan sehingga mengakibatkan ratusan ribu warga terpaksa mengungsi ke daerah yang lebih aman. Sehari kemudian, pada 16 Januari terjadi erupsi gunung Semeru di Jawa Timur. Lava yang keluar dari bibir gunung tentu saja perlu diwaspadai agar tidak menimbulkan korban jiwa. Yang pasti, erupsi tersebut menambah panjang kondisi kebencanaan yang harus diwaspadai dan diantisipasi di berbagai daerah di Indonesia.
Selain itu, yang masih masih terus memprihatinkan adalah serangan Pandemi Covid19. Di Indonesia jumlah mereka yang terinfeksi virus Covid19 masih terus meningkat. Proses vaksinasi memang telah mulai berjalan. Dimulai dari tenaga kesehatan yang mendapat giliran pertama untuk divaksin, dikuti oleh rakyat Indonesia yang lainnya sesuai urutan prioritas. Meski perlu waktu, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang banyak dan kondisi geografisnya yang terbentang luas dengan begitu banyak pulau, diharapkan proses vaksinasi yang sudah direncanakan oleh pemerintah bisa berjalan lancar. Dengan demikian, secara bertahap pandemi Covid19 dapat diatasi.
Kondisi kebencanaan bukanlah hal yang baru di Indonesia. Posisi Indonesia yang disebut berada di wilayah Cincin Api, karena dikelilingi gunung-gunung berapi aktif, memang membuat tanahnya sangat subur. Namun disaat yang sama hal ini menyimpan potensi kegempaan dan letusan gunung api yang kadang cukup dasyat. Begitu juga dengan banjir, bukan kebencanaan yang baru kali ini terjadi di Indonesia.
Kesiapan Indonesia menghadapi bencana ditentukan oleh rangkaian langkah antisipasi baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Prosedur tetap evakuasi dan edukasi sejak awal akan menentukan jumlah masyarakat yang berhasil dimitigasi dalam sebuah kondisi bencana. Sarana dan prasarana kebencanaan pun sudah disiapkan di daerah yang rawan bencana. Seperti sirene penanda datangnya gempa dengan magnitude tertentu atau kesiapan lokasi pengungsian dan sebagainya. Tiap daerah di Indonesia sudah memiliki Badan Penanggulangan Bencana yang diharapkan mampu bergerak sinergis dengan masyarakat maupun berbagai lembaga bantuan yang datang dari dalam maupun luar negeri saat menangani bencana.
Baik gempa di Mamuju, maupun banjir di Kalimantan Selatan memang masih menimbulkan korban jiwa yang tentunya tidak diharapkan. Tampaknya meski siap secara infrastruktur, masyarakat Indonesia masih belum benar-benar sadar dan terlatih menghadapi bencana yang tak pernah diketahui kapan datangnya. Merupakan tanggung jawab semua orang untuk membangun kesadaran itu. Semoga apa yang terjadi di awal tahun 2021 ini menjadi pengingat bagi semua warga untuk semakin waspada dan siap menghadapi bencana, apapun itu.