UGM Kembangkan Kacang Tanah Varietas Baru
VOI WARNA WARNI Edisi kali ini mengetengahkan topik mengenai UGM Kembangkan Kacang Tanah Varietas Baru. Peningkatan ketahanan pangan nasional merupakan salah satu misi yang relevan dengan peneliti Biologi di Indonesia. Beragam penelitian terus dikembangkan para peneliti untuk peningkatan kualitas pangan sekaligus kesejahteraan masyarakat. Salah satunya penelitian untuk pengembangan kacang tanah atau Arachis Hypogaea. Kacang tanah termasuk jenis kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia, setelah kacang kedelai. Selain enak, kacang tanah memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi kesehatan, diantaranya membantu mengurangi gula darah, mengurangi depresi, sebagai sumber energi dan mencegah berbagai kanker. Di Indonesia, kacang tanah cukup banyak dibudidayakan di sejumlah daerah seperti daerah Aceh, Bali, Jawa Timur, Jambi, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat dan sejumlah daerah lainnya.
berdasarkan hal tersebut, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, mengembangkan penelitian kacang tanah varietas baru. Varietas kacang baru ini memiliki keunggulan antara lain mempunyai jumlah biji lebih banyak, ukuran lebih besar dan produktivitas lebih tinggi dibandingkan kacang tanah pada umumnya. Penelitian ini telah dimulai sejak Juli 2017 di Green House Ngombol, Purworejo bekerja sama dengan salah satu petani setempat.
Budi S Daryono, Dekan Fakultas Biologi UGM sekaligus Ketua Peneliti kacang tanah mengatakan, varietas kacang tanah baru ini memiliki karakter yang berbeda dengan jenis kacang tanah yang ada selama ini. Kacang ini memiliki biji dengan jumlah minimal tiga dan maksimal lima. Budi menjelaskan, biji dan polong yang ada memiliki ukuran lebih besar dibandingkan kacang tanah pada umumnya. Selain itu produktivitas pertanaman juga tergolong tinggi, kurang lebih 25 polong pertanaman. Menurutnya, kacang ini dikembangkan melalui teknik polipodisasi atau penggandaan kromosom tumbuhan. Dengan demikian, tanaman yang dihasilkan memiliki ukuran karakter fenotip (karakteristik seperti struktural, biokimiawi, fisiologis, dan perilaku) seperti akar, batang, daun, bunga dan biji yang umumnya lebih besar dari tanaman aslinya.
selain itu, Budi S Daryano menilai kacang yang dikembangkan di bawah Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Fakultas Biologi UGM ini memiliki ciri yang unik. Bagian kulit biji kacang varietas baru ini memiliki corak lurik atau bercak-bercak garis berwarna ungu kecoklatan. Karena adanya karakter unik berupa lurik pada kulitnya, maka Dr. Budi Daryono mengatakan akan mengajukan nama ilmiah baru khususnya pada tingkat varietas menjadi kacang tanah Arachis hypogaeavar. Lurikensis. Dia mengatakan pihaknya terus berupaya mengeksplorasi lebih jauh informasi ilmiah mengenai jenis kacang tanah ini. Bukan tidak mungkin kedepan Fakultas Biologi UGM akan berkontribusi nyata dalam perumusan nama ilmiah baru tingkat varietas menjadi kacang tanah (Arachis hypogaea var. Lurikensis).
Hal itu diperkuat oleh Ahli Taksonomi Tumbuhan Fakultas Biologi UGM, Dr. Purnomo yang mengatakan bahwa pengajuan nama varietas bukanlah suatu hal yang mustahil asal dilengkapi dengan beragam data pendukung guna mendapatkan deskripsi yang komprehensif. Menurutnya sampai saat ini belum ada klasifikasi intraspesifik formal untuk kacang tanah jenis ini.