(voinews.id)Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengidentifikasi risiko perubahan iklim dan dampaknya secara menyeluruh.
“Mengidentifikasi, adaptasi apa saja yang bisa kita lakukan, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan peralatan untuk permodelan cuaca dan iklim yang menggabungkan informasi dari teknologi satelit,” kata Presiden Jokowi dalam sambutan Rapat Koordinasi Nasional BMKG 2022 secara daring dipantau di Jakarta, Senin.
Jokowi juga meminta BMKG memperkuat layanan informasi dan literasi, terutama di wilayah pertanian dan perikanan agar petani dan nelayan bisa mengantisipasi terjadinya cuaca ekstrem. BMKG juga diminta memperluas cakupan forum sekolah lapang iklim dan sekolah lapang cuaca nelayan agar dampaknya lebih signifikan.
“Dampak dari perubahan iklim ini sangat serius. Kita perlu memiliki kebijakan dan sistem yang teruji dan tangguh untuk menjamin ketahanan pangan secara merata dan berkesinambungan serta sistem peringatan dini ketika bencana akan terjadi,” ujarnya.
BMKG, menurut Jokowi, memiliki peran sangat strategis untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim terhadap ketahanan pangan nasional.
BMKG harus berfungsi untuk mengawasi, memprediksi dan mengeluarkan peringatan dini tentang kondisi cuaca dan iklim ekstrem.
“Ini sangat membantu untuk perumusan strategi pencegahan dan penanggulangan,” katanya. Saat ini, kata Jokowi, dunia menghadapi tantangan perubahan iklim yang kritis. Organisasi Meteolorogi Dunia menyatakan indikator perubahan iklim dan dampak perubahan itu pada 2021 makin memburuk, yang terindikasi dari kondisi tujuh tahun terakhir telah menjadi tujuh tahun dengan suhu terpanas.
“Kondisi ini menjadi tantangan nyata bagi kita. Penanggulangan perubahan iklim menjadi isu prioritas dan tantangan global setelah meredanya COVID-19,” katanya. Dampak perubahan iklim, menurut Jokowi, sangat luas dan multi-sektoral. Salah satu dampak itu adalah terjadinya bencana alam dan timbulnya ancaman ketahanan pangan.
“FAO (Badan Pangan Dunia) menyebutkan lebih dari 500 juta petani usaha kecil yang memproduksi lebih dari 80 persen sumber pangan dunia merupakan kelompok yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Hati-hati, ini persoalan yang sangat serius, perlu penanganan yang komprehensif, perlu antisipasi sedini mungkin, secepat-cepatnya dan sebaik-baiknya,” ucap Kepala Negara.
ebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan dengan intensitas ringan hingga lebat turun di sejumlah kota besar pada Senin. Pada siang hari hujan ringan berpeluang turun di Kota Gorontalo dan Kendari serta hujan yang disertai petir berpotensi terjadi di Kota Manado dan Palembang.
Kota Ambon diprakirakan menghadapi hujan dengan intensitas sedang dan Kota Mamuju berpeluang menghadapi hujan lebat pada siang hari. Cuaca kota besar lainnya cerah, cerah berawan, atau berawan pada siang hari.
Kota besar yang cuacanya diprakirakan cerah pada siang hari hanya Banda Aceh. Cuaca Kota Denpasar, Serang, Bengkulu, Yogyakarta, Jakarta Pusat, Jambi, Surabaya, Pontianak, Samarinda, Tarakan, Pangkal Pinang, Bandar Lampung, Mataram, Kupang, Jayapura, Pekanbaru, Padang, dan Medan diprakirakan cerah berawan pada siang hari.
Sedangkan Kota Bandung, Semarang, Banjarmasin, Palangka Raya, Tanjung Pinang, Ternate, Manokwari, dan Makassar menurut prakiraan berawan.
Malam harinya, cuaca Kota Banda Aceh dan Jakarta Pusat cerah serta Kota Denpasar, Bengkulu, Jambi, Surabaya, Pontianak, Pangkal Pinang, Mataram, Kupang, Pekanbaru, Padang, dan Palembang cerah berawan.
Kota Serang, Yogyakarta, Bandung, Semarang, Banjarmasin, Palangka Raya, Tanjung Pinang, Bandar Lampung, Ternate, Manokwari, Kendari, dan Manado diprakirakan berawan pada malam hari. Sedangkan Kota Gorontalo, Samarinda, Tarakan, Ambon, Jayapura, Makassar, dan Medan berpeluang mengalami hujan dengan intensitas ringan dan Kota Mamuju menghadapi potensi hujan lebat pada malam hari.