Wednesday, 26 October 2022 00:00

Malioboro

Written by 
Rate this item
(0 votes)

VOI PESONA INDONESIA Liburan ke Yogyakarta tidak akan lengkap tanpa mengunjungi Malioboro yang popular. Malioboro adalah sebuah nama jalan utama yang membelah kota Yogyakarta. Berlokasi di antara Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Tugu Pal Putih, jalanan Malioboro menjadi surga oleh-oleh, belanja serta wisata kuliner. Pada malam hari sepanjang jalan Malioboro akan lebih padat dan ramai lagi karena banyak seniman yang mengekspresikan kemampuannya seperti musik, pantomim, melukis dan lainnya. Jalur pedestrian yang dilengkapi dengan beberapa tempat duduk disiapkan Pemerintah Kota Yogyakarta, agar wisatawan dalam negeri maupun mancanegara lebih nyaman dan menikmati suasana Malioboro. Kawasan Malioboro selalu padat dikunjungi wisatawan, meski tidak berbelanja, Malioboro memang sangat apik ditangkap menggunakan kamera. Namun sejak 10 tahun terakhir Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mulai melakukan pembenahan dan penataan serta mempercantik wilayah jalan Malioboro. Salah satunya adalah mulai tahun 2019 diterapkan aturan baru bahwa setiap Selasa wage kawasan Malioboro bebas dari kendaraan bermotor kecuali kendaraan umum trans jogja serta kendaraan pelayanan masyarakat seperti truk pengangkut sampah, ambulans, dan mobil pemadam kebakaran. Selain bebas kendaraan bermotor, Pedagang Kaki Lima - PKL yang ada di Malioboro juga tutup. Dengan adanya aturan baru ini, banyak kegiatan diselenggarakan setiap Selasa Wage di kawasan Malioboro. Hal ini membuat Malioboro tetap padat didatangi wisatawan.

Malioboro sendiri berasal dari bahasa sansekerta malyabhara yang berarti karangan bunga. Adapula beberapa ahli yang berpendapat asal kata nama Malioboro berasal dari nama seorang kolonial Inggris yang bernama Marlborough yang pernah tinggal di Jogja pada tahun 1811- 1816 M. Pemerintah Hindia Belanda membangun Malioboro sebagai kawasan pusat perekonomian dan pemerintahan pada awal abad 19. Malioboro mulai populer pada era kolonial (1790-1945). Ketika itu, pemerintah Belanda membangun Benteng Vredeburg tahun 1790 di ujung selatan Jalan Malioboro. Belanda juga membangun Dutch Club atau Societeit Der Vereneging Djokdjakarta (1822), The Dutch Governo's Residence (1830), Javasche Bank, dan Kantor Pos. Perkembangan Malioboro semakin pesat, ditambah dengan adanya perdagangan antara pemerintah Belanda dengan pedagang Tionghoa. Hingga tahun 1887, Jalan Malioboro dibagi dua setelah Stasiun Tugu Yogya dibangun.

Sejarah lainnya, Jalan Malioboro menjadi saksi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pernah terjadi pertempuran hebat antara pejuang Tanah Air dengan pasukan kolonial Belanda yang dikenal dengan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Pasukan Merah Putih berhasil menaklukkan kekuatan Belanda dan menduduki Yogyakarta setelah enam jam bertempur.

Malioboro terus berkembang hingga saat ini. Dengan tetap mempertahankan konsep aslinya dahulu, Malioboro jadi pusat kehidupan masyarakat Yogya. Tempat-tempat strategis seperti Kantor Gubernur DIY, Gedung DPRD DIY, Pasar Induk Beringharjo hingga Istana Presiden Gedung Agung juga berada di kawasan ini. Pemerintah setempat kini terus melakukan perbaikan untuk menata Malioboro menjadi kawasan yang nyaman untuk disinggahi. Awal tahun 2016 ini pemerintah telah berhasil mensterilkan parkir kendaraan dari Malioboro dan tengah menata kawasan ini di sisi timur untuk pedestrian. Warung-warung lesehan hingga saat ini masih dipertahankan untuk mempertahankan ciri khas Malioboro. Sedangkan untuk para pedagang Kaki Lima- PKL yang selama ini menghiasi koridor pertokoan sepanjang jalan Malioboro kini sudah dipindahkan. Wisatawan yang datang ke Malioboro kini harus siap-siap tidak bisa lagi bertransaksi jual beli dengan PKL di pedestrian. Sebab, PKL Malioboro telah direlokasi dan menempati tempat khusus di Teras Malioboro 1 dan 2. Sebelumnya, terhitung Februari 2022 Pemerintah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merelokasi PKL Malioboro ke dalam kawasan khusus Bernama Teras I dan 2. Lokasi PKL di Teras 1 dan 2 Malioboro ini tetap berada di kawasan utama wisata Yogyakarta. Selain terkenal dengan wisata kuliner dan cinderamata, Kawasan Malioboro kini mencatatkan diri sebagai daerah wisata Karnaval. Hal ini juga tak lepas dari suksesnya pelaksanaan Jogja Fashion Carnival 2022 bertajuk "Abiwada Arsana" yang digelar pada 16 Oktober.

Read 441 times Last modified on Monday, 31 October 2022 09:00