Jakarta (voinews.id) : Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menghadiri pertemuan Indonesia-Australia 2+2 di Canberra. Dalam pertemuan tersebut, Indonesia menyampaikan kekhawatiran terhadap meningkatnya rivalitas di kawasan. Retno Marsudi mengatakan, rivalitas tersebut dikhawatirkan dapat berubah menjadi konflik terbuka jika tidak dikelola dengan baik.
“Indonesia terus mengajak Australia agar bersama-sama dapat menjadi positive force dalam menjaga kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera,” katanya dalam keterangan yang disampaikan secara virtual, Kamis (9/2) dan diterima di Jakarta.
Dalam pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong dan Menteri Pertahanan Australia Richard Harles, Menteri Retno juga kembali menyampaikan cara pandang Indo-Pasifik yang mengedepankan kerja sama inklusif di bidang ekonomi dan pembangunan.
“Harapannya, dengan kerja sama inklusif, ketegangan ini dapat diturunkan. Dalam kaitan inilah Indonesia menekankan pentingnya sinergi implementasi ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP),” katanya.
Hal lain yang juga disampaikan terkait dinamika kawasan, menurut Menteri Retno, adalah mengenai pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional khususnya UNCLOS 1982, agar laut menjadi kekuatan yang mendukung perdamaian dan kemakmuran.
“Kondisi kondusif harus diciptakan oleh semua pihak di Laut Tiongkok Selatan,” katanya.
Dirinya pun menekankan pentingnya mengatasi tantangan maritim non- tradisional khususnya perdagangan manusia dan penangkapan ikan secara ilegal.
Didalam pertemuan Indonesia-Australia 2+2 itu, Indonesia juga menjelaskan mengenai prioritas Keketuaan Indonesia di ASEAN. Mengenai hal ini, Retno menyampaikan prioritas Keketuaan Indonesia di ASEAN yang mengambil tema “ASEAN Matters, Epicentrum of Growth” yang memiliki tiga pilar utama, ASEAN Matters, Epicentrum of Growth dan Implementasi AOIP.
“Saya juga jelaskan mengenai flagship events Keketuaan Indonesia di bawah payung ASEAN Indo-Pacific Forum yang merupakan implementasi dari AOIP dan mengundang partisipasi Australia,” katanya.
Lebih lanjut, menurut Retno, dirinya juga menjelaskan mengenai komitmen Indonesia untuk terus meningkatkan hubungan kerja sama dengan Pasifik, termasuk melalui kerja sama triangular dengan Australia, dan terus meningkatkan hubungan Indonesia dengan Forum Kepulauan Pasifik (PIF) dan organisasi kerjasama negara-negara Milanesia (MSG).
“Indonesia berupaya untuk menghubungkan Pasifik dengan kawasan Indo-Pasifik secara lebih luas dan juga tentunya dengan dunia,” katanya.
Selain itu, Retno juga menambahkan, Indonesia percaya stabilitas dan kemakmuran di Pasifik akan berkontribusi terhadap stabilitas dan kemakmuran Indo-Pasifik.