Wednesday, 29 March 2023 12:48

Indonesia Dorong Peningkatan Kinerja Importir Arab Saudi

Written by 
Rate this item
(1 Vote)

 

 

VOInews, Jakarta: Pemerintah Indonesia berharap kinerja importir Arab Saudi terhadap produk Indonesia dapat terus ditingkatkan guna mendorong peningkatan kinerja perdagangan kedua negara. Atase Perdagangan KBRI Riyadh Gunawan mengatakan pihaknya melakukan sejumlah upaya agar produk Indonesia dapat lebih dikenal di Arab Saudi. 

“Kita mengupayakan agar produk Indonesia tidak hanya mudah dijumpai tetapi kalau bisa membanjiri Arab Saudi,” katanya dalam program Ranah Diplomasi yang disiarkan di Voice of Indonesia di Jakarta, Selasa (29/3).

Sejumlah upaya yang dimaksud antara lain pemberian penghargaan Primaduta tahun 2022 dari Menteri Perdagangan RI kepada 6 (enam) importir Arab Saudi yang telah diserahkan pada Minggu (26/3).

Menurut Gunawan, keenam importir tersebut adalah Arroqeeb Universal Group, Sami Al Khatiri, Said Bawazer Trading Company (SBTC), Bin Sihon, Midad Holding Company dan Khalid Stationary. Ia mengatakan, dari 6 importir tersebut, 3 merupakan importir baru yang mendapatkan penghargaan Primaduta, yaitu Arroqeeb Universal Group, Midad Holding Company dan Khalid Stationary.

“Dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru ini dapat menjadi pemacu semangat importir lain yang juga ingin mendapatkan penghargaan. Jadi mereka akhirnya berlomba-lomba untuk mengimpor produk Indonesia jauh lebih baik,” katanya.

Gunawan menjelaskan ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi oleh importir Arab Saudi yang ingin mendapatkan penghargaa Primaduta, yaitu melakukan kegiatan promosi produk Indonesia, ikut berperan dalam proses peningkatan nilai tambah produk ekspor Indonesia, memiliki cerita inspiratif selama melakukan impor produk Indonesia, dan pelopor impor jenis produk yang unik.

“Kita itu memberikan penghargaan kepada importir berkinerja itu memang tidak setiap tahun karena yang mendapatkan predikat sebagai importir berkinerja ini tidak semua negara mendapatkan. Jadi ini memang ada kriteria-kriterianya,” jelasnya. 

Selain dengan memberikan penghargaan Primaduta, untuk mendorong kinerja importir Arab Saudi, Indonesia juga telah mengusulkan Joint Feasibility Study (JFS) dalam rangka kerja sama Indonesia – Gulf Cooperation Council (GCC) CEPA pada tahun 2018. Menurut Gunawan, salah satu poin yang menjadi perhatian Indonesia adalah penyesuaian biaya tarif masuk bagi produk asal Indonesia ke Arab Saudi.

“Dengan ini diharapkan produk Indonesia bisa lebih kompetitif dan masyarakat Arab Saudi yang memiliki purchasing power yang tinggi tentunya bisa membawa barang Indonesia lebih banyak,” katanya.

Selain upaya tersebut, menurut Gunawan, Indonesia juga memiliki potensi pasar produk dalam negeri di Arab Saudi. Ia mengatakan potensi pasar itu terlihat dari jumlah umrah asal Indonesia yang mencapai 250 ribu orang setiap bulannya. Selain itu jamaah haji asal Indonesia yang mencapai lebih dari 221 ribu jamaah. Hingga jumlah mukimin asal Indonesia di Arab Saudi yang mencapai lebih dari 350 ribu orang.

“Artinya apa dengan jumlah masyarakat Indonesia yang sangat banyak di Arab Saudi ini marketnya sudah ada. Kalau marketnya sudah ada maka potensi ekspor kita menjadi sangat besar,” katanya.

Menurut data Kementerian Perdagangan RI, kinerja ekspor Non-Migas Indonesia-Arab Saudi pada periode Januari – Januari 2023 mengalami kenaikan 75,57% yaitu dari USD 125,9 juta menjadi USD 221 juta dibandingkan tahun 2022 pada periode yang sama. Selain itu, menurut Gunawan, total perdagangan kedua negara pada 2022 berhasil menembus USD 7 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai USD 5,5 miliar.

“Dan di tahun 2022 juga ekspor non migas kita itu sudah tembus di angka lebih dari USD 1 miliar dan itu lebih dari 30%,” katanya. 

Dengan upaya tersebut, Gunawan berharap kinerja importir Arab Saudi dapat terus didorong sehingga peringkat Arab Saudi sebagai salah satu mitra strategis perdagangan Indonesia dapat terus ditingkatkan.

Read 179 times