Thursday, 20 April 2023 19:15

Menlu RI Tegaskan Komitmen Perlindungan WNI di Sudan

Written by 
Rate this item
(0 votes)

 

 

VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi bersama sejumlah perwakilan Indonesia telah melakukan rapat koordinasi untuk upaya evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Sudan. Rapat tersebut diselenggarakan bersama KBRI Khartoum, Kairo, Riyadh, Addis Ababa, dan KJRI Jeddah.  

“Persiapan evakuasi terus dimatangkan sambil menunggu saat tepat untuk dapat melakukan evakuasi dengan terus mempertimbangkan keselamatan WNI. Sekali lagi saya ingin garis bawahi bahwa keselamatan adalah prioritas utama,” katanya dalam keterangan yang disampaikan, Kamis (20/4/3023). 

Menlu Retno mengatakan pertempuran yang terjadi antara Militer Sudan (Sudan Armed Forces/SAF)  dan Rapid Support Force/RSF antara lain ditujukan dengan sasaran memperebutkan objek vital, antara lain terjadi di Istana Presiden, Markas Komando Militer dan Bandara Internasional Khartoum.  

Selain itu menurutnya, titik pertempuran juga terjadi di Markas RFS, salah satunya berlokasi di dekat Universitas Internasional Afrika, di mana banyak WNI bertempat tinggal.

“Status keamanan saat ini adalah Siaga 1,” katanya. 

Namun demikian menurutnya upaya evakuasi belum dapat dilakukan mengingat eskalasi pertempuran yang terjadi. 

“Dan perlu saya sampaikan, saya baru berkomunikasi dengan Dubes kita di Khartoum, bahwa hingga saat ini belum ada evakuasi WNA dari Khartoum. Jadi belum ada evakuasi, atau belum ada yang berhasil mengevakuasi warga negaranya dari Khartoum, karena sekali lagi kondisi keamanan yang tidak memungkinkan,” katanya. 

Saat ini jumlah WNI yang tercatat di KBRI Khartoum adalah 1.209 orang. Dari jumlah tersebut, menurut Menlu, sebagian besar adalah pelajar dan mahasiswa dan bertempat tinggal di Khartoum.  

Retno mengatakan, sejak awal terjadinya konflik bersenjata, KBRI Khartoum terus melakukan kontak dengan para WNI. 

“Satu hari setelah pertempuran terjadi, yaitu tanggal 16 April 2023, Kemlu RI dan KBRI Khartoum mengadakan pertemuan virtual dengan para WNI dan berbagai organisasi masyarakat Indonesia di Sudan guna memberikan update situasi keamanan dan menjelaskan langkah-langkah kontingensi,” katanya. 

Selain itu, Retno menambahkan, KBRI Khartoum bekerja sama dengan berbagai organisasi kemasyarakatan Indonesia di Sudan juga telah mendistribusikan bahan pangan dan logistik kepada WNI yang memerlukannya. Namun menurutnya, distribusi logistik tersebut tidak mudah dilakukan.  

“Seperti yang saya sampaikan tadi, pemberian bantuan logistik tidak mudah dilakukan di tengah pertempuran yang terus terjadi. Tentunya, keselamatan selalu menjadi prioritas utama,” katanya. 

Meskipun demikian, menurut Retno, Tim Pelindungan WNI dari KBRI Khartoum sejauh ini telah berhasil mengevakuasi 43 WNI yang terjebak di lokasi pertempuran ke safe house di KBRI Khartoum.  

“Jadi, saat ini 43 WNI berada di KBRI Khartoum,” katanya. 

Ia pun mengimbau agar para WNI di Sudan dan keluarga di Indonesia untuk tetap tenang. Ia menegaskan, pemerintah Indonesia akan berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan pelindungan kepada WNI yang berada di Sudan.  

“Saya sampaikan kepada teman-teman di KBRI Khartoum untuk menyampaikan pesan kepada para WNI bahwa kita semua sedang berusaha semaksimal mungkin dan kita semua bersama dengan mereka,” tandasnya.

Read 248 times