VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menerima Menteri Luar Negeri Turkiye Hakan Fidan dalam pertemuan bilateral di Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Sabtu (15/7). Dalam keterangannya usai pertemuan, Menlu Retno mengatakan, dirinya menyampaikan undangan kenegaraan dari Presiden Joko Widodo kepada Presiden Recep Tayyip Erdogan untuk datang ke Indonesia dan melakukan pertemuan pertama Dewan Strategis Tingkat Tinggi (HLSC).
“Saya menyampaikan undangan dari Presiden Joko Widodo untuk Kunjungan Kenegaraan,” kata Menlu Retno.
Retno mengatakan Indonesia dan Turkiye telah membentuk HLSC pada tahun lalu.
“Kunjungan kenegaraan dapat dimanfaatkan untuk mengadakan HLSC pertama, guna memastikan hasil yang nyata dan berdampak,” katanya.
Selain itu kedua menteri luar negeri juga meninjau perjanjian bilateral strategis yang ditandatangani kedua Presiden tahun lalu.
“Kami senang melihat komitmen bersama dari kedua negara untuk mempercepat implementasinya,” kata Retno.
Kedua menteri luar negeri juga menyambut baik pertumbuhan berkelanjutan dalam hubugan perdagangan Indonesia dan Turkiye. Menurut Retno, pada tahun 2022, hubungan perdagangan kedua negara mengalami peningkatan 29 persen dari tahun sebelumnya mencapai hampir USD 3 miliar.
“Kami berkomitmen untuk mempercepat penyelesaian negosiasi CEPA Indonesia-Türkiye,” katanya.
Sementara dalam bidang kerja sama industri dan investasi, kedua menteri luar negeri menyambut baik kerjasama B-to-B pada produksi dan distribusi bersama bis listrik, kerja sama gas alam, pembangunan Kompleks Food City di Gorontalo dan jalan bebas hambatan Trans-Sumatera, serta investasi di bidang industri pengolahan kayu di Sumatera.
“Saya mengajak sektor swasta Turki untuk menggunakan Indonesia sebagai hub industri untuk pasar Asia Pasifik dan sumber bahan industri,” kata Menlu Retno.
Dalam kesempatan itu, kedua menteri luar negeri juga membahas sejumlah isu regional seperti ASEAN, situasi di Ukraina, Myanmar, Palestina dan Afghanistan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turkiye Hakan Fidan mengatakan kerjasama di bidang konstruksi dapat menjadi peluang kerja sama baru antara Indonesia dan Turkiye, terutama dalam mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara.
“Kontraktor Turki sangat cocok dan berpengalaman untuk mewujudkan proyek-proyek besar,” katanya.
Selain itu menurutnya, ada permintaan tinggi untuk penerbangan langsung dari Turkiye ke Indonesia. Oleh karena itu, kedua menteri luar negeri juga mendiskusikan cara untuk memperkuat kerja sama di sektor penerbangan.