“Menurut laporan State of the Global Islamic Economy 2022, kami bangga dengan pencapaian industri makanan halal dan mode (Islami) kami yang terus menonjol dalam perekonomian dunia, dengan makanan halal menempati peringkat kedua dan industri mode kami menempati peringkat ketiga yang mengesankan,” katanya dalam sambutannya pada hari kedua 7th Annual Islamic Finance Conference yang dipantau dari Jakarta, Kamis (30/8/2023).
Mahendra juga menyebut aset keuangan syariah di Indonesia telah bertumbuh 16,7% tahun-ke-tahun (year-on-year), hingga mencapai Rp2.400 triliun. Angka tersebut mencakup 10,8% dari total aset industri keuangan Indonesia.
“(Data) ini mencerminkan semangat, komitmen, dan hal penting yang dimiliki Indonesia untuk menyediakan dukungan keuangan pada ekosistem keuangan syariah,” lanjutnya dalam konferensi keuangan syariah besutan Kementerian Keuangan RI ini.
Untuk mencapai kemajuan ekonomi syariah, OJK mengklaim telah mulai meningkatkan sinergi dan keterhubungan dalam ekosistem ekonomi syariah. Ekosistem ini terdiri dari beragam sektor yang bersama-sama berkontribusi dalam memajukan ekonomi syariah dan dampaknya bagi masyarakat. Di antara sektor-sektor tersebut ialah pelaku keuangan syariah, zakat dan wakaf, industri halal, dan institusi keagamaan.
Mahendra juga menuturkan langkah-langkah strategis OJK untuk memperkokoh perkembangan keuangan syariah Indonesia. Beberapa di antaranya adalah mengonsolidasi permodalan, membina sinergi, dan mendorong industri yang kompetitif dan dinamis.
"Kita (juga) perlu memperkuat keuangan Islam dengan menerapkan kerangka tata kelola syariah pada industri (keuangan syariah) dan membentuk komite pengembangan keuangan syariah," katanya menjelaskan.
Langkah lainnya ialah mengoptimalkan dana sosial seperti zakat sebagai sumber pendanaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Hal ini, menurutnya, penting untuk mempercepat inklusi keuangan syariah di Indonesia.