VOInews, Jakarta: Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menyoroti sejumlah faktor yang menjadi penyebab rendahnya partisipasi pemilih dalam Pemilihan Umum di luar negeri. Menurutnya, faktor pertama yang menjadi penyebab rendahnya tingkat partisipasi pemilih Indonesia di luar negeri adalah desain teknis dari pemungutan suara.
“Kalau di Indonesia kita harus bersyukur pada layanan Negara. Hari pemungutan suara diliburkan, di luar negeri tidak. Pemilihannya tidak semua dilakukan di hari libur. Lalu dari sisi teknis tidak semua serentak alam artian bisa mengakses TPS (Tempat Pemungutan Suara) dengan mudah. Termasuk juga ada advance voting. Kalau di kita dalam Pemilu sebelumnya, Pemilu di luar negeri itu lebih awal tapi dia hanya satu hari. Nah karena waktunya pendek sementara lokasinya menyebar, aksesnya menjadi lebih terbatas,” katanya dalam Parlemen Menjawab yang disiarkan RRI Voice of Indonesia di Jakarta, Minggu (26/11/2023).
Lebih lanjut Titi Anggraini juga menyoroti soal masalah representasi yang dirasakan oleh para pemilih di luar negeri. Hal ini menurutnya, berpengaruh pada relasi konstituensi.
“Pemilih kita itu punya masalah representasi karena detailnya bergabung dengan Jakarta 2 luar negeri Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, sementara kepentingannya khas aspirasinya khas itu yang juga menjadi hambatan ketika berbicara mengenai relasi konstituensi,” katanya.
Hal lain yang juga menjadi persoalan adalah kesadaran politik dari masing-masing pemilih di luar negeri. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh beragam latar belakang masyarakat Indonesia di luar negeri dengan berbagai kesibukan sehari-hari di luar negeri, sehingga berdampak pada rendahnya minta terhadap perkembangan politik di dalam negeri.
“Orang kalau sudah sibuk dengan mencari uang dan lain sebagainya lalu engagement politiknya juga kurang akhirnya menganggap pemilu tidak terlalu prioritas,” katanya.
Titi Anggraini mengatakan, penyelenggara Pemilu di Indonesia masih dihadapkan pada sejumlah tantangan untuk dapat meningkatkan partisipasi pemilih di luar negeri. Namun demikian, ia mengatakan, dengan melihat kepada tantangan yang ada, tingkat partisipasi pemilih luar negeri pada Pemilu 2019 yang mencapai 42,54 persen harus mendapatkan apresiasi.