VOInews, Jakarta: Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Betty Epsilon Idroos menilai tingkat partisipasi masyarakat Indonesia di luar negeri dalam proses Pemilihan Umum (Pemilu) tidak hanya bergantung pada upaya sosialisasi KPU saja, melainkan juga bergantung pada keberhasilan kampanye yang dilakukan oleh masing-masing peserta Pemilu.
"Tingkat partisipasi tidak hanya tergantung pada kerja-kerja sosialisasi yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum menurut saya, tapi juga tergantung pada keberhasilan kampanye yang dilakukan oleh peserta pemilu," katanya dalam Parlemen Menjawab yang disiarkan RRI Voice of Indonesia di Jakarta, Minggu (26/11/2023).
Betty menerangkan, kampanye merupakan sarana yang efektif untuk memperkenalkan peserta Pemilu sekaligus mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam menggunakan hak pilih sebagai bagian dari pendidikan politik kepada masyarakat.
“Karena kampanye sesungguhnya memperkenalkan visi misi citra diri lalu kemudian mencoba untuk meyakinkan pemilih datang ke bilik TPS (Tempat Pemungutan Suara) memilih kepada yang bersangkutan sebagai suatu bentuk pendidikan politik," katanya.
Lebih lanjut, Betty menjelaskan, pada Pemilu 2024 mendatang, KPU menyiapkan 3 (tiga) cara bagi pemilih di luar negeri untuk menggunakan hak pilih dalam Pemilu 2024 mendatang. Namun demikian, KPU menyerahkan sepenuhnya kepada pemilih untuk menentukan cara yang akan ditempuh dalam menggunakan hak suara.
“Dia bisa hadir langsung ke TPS luar negeri, sepanjang terdaftar di TPS luar negeri, atau misalkan lewat KSK (Kotak Suara Keliling) atau dropbox. Dan yang ketiga adalah lewat pos. Jadi pilihan itu diberikan kepada pemilih,” katanya.
Sebelumnya KPU mengumumkan Pemilu 2024 di luar negeri akan dilaksanakan di 128 negara perwakilan dengan jumlah pemilih 1.750.474. Dari jumlah itu, 751.260 merupakan pemilih laki-laki dan 999.214 merupakan pemilih perempuan.