Situasi yang bergolak saat itu memicu mahasiswa dan pelajar untuk turun ke jalan, menyuarakan keresahan rakyat. Demonstrasi besar-besaran di Jakarta pada 10 Januari 1966 menjadi puncak gerakan mahasiswa tersebut. Mereka mengeluarkan Tritura atau Tiga Tuntutan Rakyat. Pertama, pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI). Kedua, pembubaran Kabinet Dwikora. Ketiga, turunkan harga. Dengan cepat gerakan mahasiswa di Jakarta membangkitkan aksi protes mahasiswa di berbagai wilayah lain di Indonesia.
Tritura menjadi momen bersejarah dalam perjalanan hidup bangsa Indonesia. Tritura membuka jalan bagi pergantian pemerintahan dengan terbentuknya Orde Baru dengan Suharto sebagai Presiden menggantikan Sukarno. Gerakan Tritura terus menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus tampil menyuarakan keresahan rakyat.
Gerakan mahasiswa pula yang memberi andil dalam menumbangkan Orde Baru, dan melahirkan Reformasi. Banyak yang diperbaiki pada masa reformasi, antara lain undang-undang, tata laksana pemerintahan dan komunikasi antara pemerintah dan rakyat. Oleh sebab itu hingga kini tidak ada demonstrasi besar-besaran mahasiswa seluruh Indonesia menuntut perbaikan, walaupun setiap saat disana sini selalu saja ada demonstrasi sporadis. Namun itu bukan berarti gerakan besar seperti Tritura tidak mungkin terjadi lagi, karena generasi muda selalu menjadi agent of control dari masa ke masa.
Indonesia kini tengah menghadapi pemilu untuk memilih presiden dan wakil presiden serta anggota DPR/DPRD/DPD yang akan dilaksanakan tanggal 14 Februari 2024. Siapa pun yang terpilih harus berhati-hati dan mampu memimpin agar tidak timbul keresahan yang serius di masyarakat, entah terkait masalah ekonomi, politik atau yang lainnya. Agar tidak perlu ada demonstrasi besar-besaran yang menuntut perubahan.