VOInews, Jakarta: Persahabatan Indonesia - Sudan dilatari spirit Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. KAA menginspirasi Sudan untuk meraih kemerdekaan pada 1956. Dalam perjalanannya, Sudan mengalami dinamika, salah satunya berujung pada pemisahan Sudan Selatan dari Republik Sudan pada 2011.
Saat ini, Sudan kembali didera perang saudara akibat perebutan kekuasaan sejak April 2023. Duta Besar RI untuk Sudan, Sunarko pada wawancara program Ranah Diplomasi yang tayang pada kanal youtube Voice of Indonesia, Selasa (06/02) mengatakan, konflik bersenjata di Sudan sudah berlangsung hampir sembilan bulan sejak pertama kali pecah pertengahan bulan April 2023.
Menurut Dubes Sunarko, saat ini merupakan momentum yang baik untuk meningkatkan jumlah mahasiswa Sudan di Indonesia sebagai wujud dukungan moril atas negara sahabat yang sedang dirundung konflik. Sebagai negara sahabat, Indonesia tidak tinggal diam melihat situasi di Sudan. "Jadi inilah momentum baik, momentum yang sangat tepat bagi Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kembali jumlah mahasiswa Sudan yang akan diterima untuk beasiswa Indonesia, baik di program Dharmasiswa maupun program Kerjasama Negara Berkembang (KNB)," ujar Dubes Sunarko pada Voice of Indonesia pada kanal YouTube (06/02).
Pada 2023, sembilan mahasiswa Sudan memperoleh beasiswa Dharmasiswa dan akan terus bertambah. Sunarko lebih lanjut menyampaikan beberapa program yang berpotensi untuk dikembangkan, termasuk kerjasama antar universitas seperti pertukaran dosen, pakar dan tenaga ahli di bidang bahasa Arab, studi Islam, keuangan syariah dan industri halal yang sedang berkembang di Sudan.
Menurut Dubes Sunarko, bidang keilmuwan di Indonesia yang diminati pelajar Sudan di antaranya manajemen, teknologi informasi dan studi arsitektur. Dubes Sunarko memandang perlunya pemberian beasiswa sebagai bentuk solidaritas Indonesia untuk Sudan.
Kerjasama Pendidikan antara Indonesia dan Sudan cukup menonjol dan terus berkembang. Dubes Sunarko menyampaikan, sebelum terjadinya konflik, terdapat sekitar 1.100 WNI, 900-an diantaranya mahasiswa. Sebelum konflik bersenjata terjadi, setiap tahunnya Sudan menyediakan 60 kuota beasiswa bagi pelajar Indonesia, dan ditingkatkan menjadi 100 beasiswa sejak 2015 untuk jenjang S1 hingga S3. Total 95 persen dari pelajar Indonesia di Sudan merupakan peraih beasiswa (Data Media Indonesia, April 2023).(DANIEL/DEVY)