Friday, 16 February 2024 15:00

Dubes RI: Defisit Perdagangan Indonesia-Laos Masih Positif Dilihat dari Makro Ekonomi

Written by 
Rate this item
(0 votes)

Foto: AFP

 

 

VOInews, Jakarta: Volume perdagangan Indonesia-Laos mencapai USD194.2 juta (th 2022) mengalami pertumbuhan eksponensial sebesar tiga kali lipat dari tahun 2021 yaitu USD45.5 juta (Data Kemenlu RI, 2023). Namun demikian, Indonesia mengalami defisit USD 141 juta. Duta Besar RI untuk Laos, Grata Endah Werdaningtyas mengungkapkan, defisit terjadi disebabkan karena importasi potasium yang merupakan bahan dasar pupuk.

 

“Beberapa tahun ini kita mengalami defisit yang cukup besar karena importasi potasium,” ungkap Grata Endah Werdaningtyas kepada Voice of Indonesia pada Selasa (13/02) di Jakarta.

 

Namun demikian, Dubes Grata Endah melihat defisit perdagangan sebagai hal yang positif jika ditinjau secara makro ekonomi.

 

“Saya memandang hal ini sebagai positif kalau kita melihat gambaran makro ekonominya, karena memang potasium yang kita import merupakan bahan baku utama untuk pembuatan pupuk dan kita tahu bagaimana kebutuhan pupuk domestik kita yang sangat tinggi, dan tentu saja ini akan sangat membantu industri pupuk kita,” jelasnya.

 

Sementara itu, potasium yang diperoleh dari Laos menurut Grata Endah jauh lebih murah dari produk mineral sejenis yang diimpor dari negara lainnya.

 

“Dari hasil penelitian dan catatan kita, importasi potasium dari Laos itu kalau dihitung 30 persen lebih murah daripada kita mengimpor potasium dari beberapa negara lainnya yang lebih jauh misalnya di Kanada. Jadi ini in terms membantu industri domestik kita menurut saya juga walaupun defisit tapi end product-nya dari pupuk itu sendiri akan membantu industri kita,” ucapnya.(DANIEL)

Read 256 times