“Tahun ini kami akan memberikan kapal penangkapan gross tonnage (GT) masing-masing 2 GT dan 3 GT sebanyak delapan unit, 24 motor tempel, waring kepada kelompok perikanan di wilayah pesisir baik Depapre maupun Demta,” kata Rudi di Sentani, Senin (11/3/2024) seperti dilansir Antara.
Menurut data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jayapura, ekspor ikan pada 2022 sebesar 450 ton. Dengan dukungan alat penangkapan ikan dari dinas itu pada 2023, tangkapan ikannya bertambah dan ekspornya mencapai 1.000 ton.
Menurut Rudi, saat ini terdapat 253 kelompok perikanan laut dan 578 kelompok perikanan budi daya yang terdata. Selain itu, tercatat pula 34 kelompok pengelola dan pemasar.
“Data-data kelompok ini begitu penting karena berkaitan dengan dukungan bantuan yang akan diberikan secara rutin setiap tahun, khusus kepada kelompok yang berhasil meningkatkan hasilnya,” ujarnya.
Rudi menjelaskan dukungan itu termasuk dalam program kerja untuk mendukung pemerintah pusat mencukupi kebutuhan ekspor ikan Indonesia. Ia menambahkan, ikan-ikan yang dikirim akan ditampung di Banyuwangi, Jawa Timur sebelum diekspor.
Menurutnya, beberapa tahun ini tangkapan ikan cakalang, tuna, dan ekor kuning cukup tinggi. Rudi mengklaim capaian yang dilakukan kelompok-kelompok perikanan laut ini didukung alat penangkapan yang pihaknya berikan.
“Kami berharap dengan dukungan yang diberikan nelayan-nelayan tradisional yang merupakan orang asli Papua (OAP) bisa hidup sejahtera dengan hasil melaut,” ujarnya.
Daftar Pengelolaan Anggaran (DPA) pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jayapura tahun ini sebesar Rp13 miliar. Dukungan sebesar Rp10 miliar disalurkan langsung ke masyarakat, sisanya Rp3 miliar untuk operasional dan gaji pegawai. Dana otonomi khusus yang dikelola tahun ini sebesar Rp3 miliar. (Antara)
