Thursday, 25 January 2018 09:34

Diplomasi Dari Bandung, Afrika Barat Dan Meksiko.

Written by 
Rate this item
(0 votes)

Kota Bandung di Indonesia dan kota Adelaide di Australia Selatan telah menjalin kerja sama kreatif, antara lain di bidang fesyen, namun realisasinya perlu terus didorong dan diperluas. Hal itu diungkapkan pelaksana tugas Konsul Jenderal RI  KJRI Sydney Hermanus Dimara dalam pertemuannya dengan Director for International Strategies, Department of State Development Australia Selatan, Narelle Slivak di Adelaide pada Selasa (23/01/2018). Turut hadir dalam pertemuan ini adalah Konsul Ekonomi KJRI Sydney Silvia Malau. Kunjungan tim KJRI Sydney ke Australia Selatan berkaitan dengan rencana kunjungan kerja Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan ke Adelaide pada 24 hingga 26 Januari 2018, guna menindaklanjuti kerja sama Jawa Barat-Australia Selatan. Di bidang fesyen, Technical and Further Education TAFE South Australia dan Islamic Fashion Institute (IFI) Bandung telah menjalin kerja sama untuk pertukaran siswa dan instruktur dan pengembangan kurikulum. Konjen Hermanus mendorong agar kerja sama ini dapat memiliki nilai tambah ekonomi, seperti partisipasi pada ajang fesyen internasional di Adelaide, kerja sama perancang Indonesia dengan butik di Adelaide yang mengarah pada joint-production atau joint-marketing. Director Narelle Slivak menyambut baik keinginan Indonesia untuk memperdalam kerja sama di sektor kreatif dengan Australia Selatan. Pihaknya percaya bahwa hubungan people-to-people, sinergi antar-ekosistem kreatif kedua belah pihak akan semakin memperkuat kerja sama yang telah terjalin antara Jawa Barat dan Australia Selatan.

Universitas Brawijaya menjadi rebutan kerja sama oleh kampus-kampus di Afrika Barat.

Sedikitnya dua perguruan tinggi telah menandatangani MoU kerja sama dengan Universitas Brawijaya yang kini sedang dalam tahap pelaksanaan. Delegasi Universitas Brawijaya yang diwakili oleh Prof. Ifar Subagiyo, Kepala Kantor Internasional Universitas Brawijaya, dan Prof. Marjono, Liaison Officer Kantor Internasional Universitas Brawijaya, pada 15-19 Januari 2018 telah melakukan kunjungan ke Gambia dan Senegal untuk memperkuat kerja sama dan menindaklanjuti MoU kerja sama yang telah ditandatangani pada tahun 2017. Di Senegal, delegasi Universitas Brawijaya mengunjungi perguruan tinggi swasta terbesar, Institut supérieur de management (ISM). Dalam pertemuan dibahas sejumlah area kerja sama yaitu program pertukaran dalam program studi bisnis, manajemen, ekonomi dan hubungan internasional. Selain itu dibahas pula mengenai kolaborasi dalam program PhD. Melalui kemitraan ini, Universitas Brawijaya diminta untuk membantu menghidupkan kembali program Ph.D yang dulu sempat ada di ISM.

Selain berkunjung ke Senegal, perwakilan Universitas Brawijaya juga melawat ke Gambia untuk bertemu Rektor University of The Gambia(UTG) sekaligus menghadiri undangan the 10th Convocation Ceremony of University of The Gambia. Perwakilan kedua perguruan tinggi membahas mengenai perluasan kerja sama di bidang pertanian, antara lain dalam pengelolaan air dan budidaya tanaman.

Tiga Sekolah di Meksiko Bernama Indonesia.

Duta Besar Indonesia untuk Meksiko Yusra Khan, mengatakan Indonesia boleh bangga karena di Meksiko ada tiga sekolah dasar bernama "Indonesia". Sayangnya sudah sejak lama, tidak ada kegiatan pengenalan Indonesia di ketiga sekolah tersebut. Hal itu dikatakan fungsi penerangan sosial budaya KBRI Meksiko City Febby Fahrani kepada Antara London, Kamis (24/1) . Nama "Indonesia" di ketiga sekolah di Meksiko tersebut adalah bukti kedekatan Indonesia dengan Meksiko. Dubes Yusra Khan mengundang ketiga kepala sekolah tersebut yakni Escuela de la Republica de Indonesia di daerah Tacuba - Mexico City (Sekolah Indonesia - Tacuba), Escuela de la Republica de Indonesia di daerah Itzapalapa - Mexico City (Sekolah Indonesia - Itzapalapa), dan sekolah Colegio Indonesia di daerah Coacalco - Estado de Mexico dalam acara makan siang. Dalam pertemuan yang berlangsung di KBRI Mexico City, Yusra Khan menawarkan untuk penyelenggaraan pelatihan kesenian dan budaya, berupa pelatihan tari tradisi, musik dan lagu nusantara, serta pengajaran Bahasa Indonesia, bagi murid-murid ketiga sekolah .Tawaran tersebut disambut Kepala Sekolah Colegio Indonesia, Yoxtalepetl Escamilla Olguin dan Kepala dan 12 guru dari ketiga sekolah. Saat ini, masing-masing sekolah memiliki siswa sebanyak 161 siswa di Sekolah Indonesia - Tacuba, 500 siswa di Sekolah Indonesia - Itzapalapa, dan 449 siswa di Sekolah Colegio Indonesia. Ketiga sekolah tersebut tercatat memiliki banyak prestasi di bidang pendidikan dan kesenian/kebudayaan. Sekian, Beranda Diplomasi

Read 1092 times Last modified on Thursday, 25 January 2018 09:35